Title: And then there were none
Author: Agatha Christie
Publisher: Harper Collins
Published: March 2003
Pages: 317p
ISBN: 9780007136834
Ten Little Soldier Boys went out to dine; One chocked his
little self and then there were nine.
Nine Little Soldier Boys stayed up very late; One overslept
himself and then there were eight.
Eight Little Soldier Boys travelling in Devon; One said
he’d stay there and then there were seven.
Seven Little Soldier Boys chopping up sticks; One chopped
himself in halves and then there were six.
Six Little Soldier Boys playing with a hive; A bumblebee
stung one and then there were five.
Five Little Soldier Boys going in for law; One got in Chancery and then there were four.
Four Little Soldier Boys going out to sea; A red herring
swallowed one and then there were three.
Three Little Soldier Boys walking in the zoo; A big bear
hugged one and then there were two.
Two Little Soldier Boys sitting in the sun; One got
frizzled up and then there was one.
One Little Soldier Boy left all alone; He went and hanged
himself and then there were none.
Sepuluh orang asing menerima
undangan dari seorang tuan rumah yang mengklaim dirinya sebagai pemilik Soldier
Island, dan mengharapkan sepuluh orang ini untuk datang dengan tujuan yang
berbeda-beda. Tepat pada harinya, mereka tiba di Soldier Island, namun
alih-alih menemukan tuan rumah, mereka hanya bertemu dengan dua orang pelayan
yang juga tak pernah bertemu dengan tuan rumah yang sebenarnya. Soldier Island
terisolasi dari kota dimana semua orang tinggal dan perlu perahu serta laut
yang tenang untuk bisa bolak-balik dari pulau itu ke kota terdekat. Awalnya
mereka menikmati rumah dan pulau yang terasa seperti milik sendiri, tetapi
ketika malam tiba dan orang pertama mati didepan mereka, barulah mereka sadar
kalau mereka tidak sedang berlibur, tetapi justru sedang berada dalam bahaya
besar yang kapan saja bisa mengambil nyawa mereka. Sajak yang ada dibagian awal
review ini tergantung di kamar setiap orang dan membaca sajak ini serta
menyaksikan kematian demi kematian, mereka sadar kalau hidup mereka sedang
dipermainkan selayaknya bunyi sajak tersebut. Namun akankah sajak itu berhasil
dibunyikan dengan sempurna dalam kehidupan nyata di Soldier Island?