Showing posts with label Gayle Forman. Show all posts
Showing posts with label Gayle Forman. Show all posts

Wednesday, December 14, 2011

Review : Where She Went


Walaupun saya selalu bilang novel seperti ini bukan genre yang saya sukai, namun Gayle Forman berhasil membuat saya tekun membaca kedua novelnya. Pertama “If I Stay”, dan yang kedua novel ini. Dan YA…saya pun menyukai novel ini seperti saya menyukai “If I Stay”,, bahkan saya justru lebih menyukai yang satu ini. Bahkan setelah membaca novel ini, saya merasa lengkap dalam memahami kisah Mia dan Adam. Istimewanya lagi, “Where She Went”, diceritakan dengan sudut pandang Adam. Nah…anda akan menemukan sosok yang akan mampu membuat para gadis jatuh cinta dengan sikap dan pemikirannya yang dituangkan lewat kisah ini. Mari menyimak sedikit kisahnya.

Kecelakaan yang merenggut seluruh keluarga Mia membuat hidup Mia tidak pernah sama lagi. Ia terbaring koma beberapa hari. Banyak hal yang disaksikan Mia ketika sedang koma, semua itu adalah sebuah metafisik yang sulit untuk dijelaskan. Cinta Adam telah membawa Mia kembali dari kondisi koma. Mia telah memilih untuk bangun dan melanjutkan hidupnya. Semua orang mencemaskan bagaimana ia akan pulih, namun musik sekali lagi mengalir masuk kedalam darahnya dan memberikannya kekuatan luar biasa untuk kembali mengambil cello dan menciptakan nada-nada indah yang sekaligus menjadi stimulus kepulihannya. Dokter pun tercengang melihat bagaimana musik berhasil menjadi tabib yang manjur untuk Mia. Adam terus menemaninya, menjaganya dan terus mencemaskan dirinya. Lalu suatu hari Mia memutuskan untuk berangkat ke New York, tempat dimana Julliard telah menunggunya. Mia telah diterima untuk melanjutkan studinya di Julliard, tempat para Einstein Musik berkumpul dan berkarya. Mia meninggalkan kakek dan neneknya, meninggalkan Oregon, dan juga meninggalkan Adam.

Kepergian Mia adalah suatu pukulan telak bagi Adam. Sulit mengekspresikan hal ini lewat tulisan, namun Adam mencintai Mia dengan seluruh jiwanya, sehingga kepergian Mia sangat sulit diterimanya. Anda harus membaca sendiri agar bisa memahami hal ini lebih baik. Adam meringkuk bagai anak kecil di rumah orang tuanya, meninggalkan band-nya, Shooting Star. Ia bingung mengapa Mia pergi dan memutuskan semuanya tanpa penjelasan. Hmmm…layaknya seorang musisi, Adam mencurahkan kemarahan, kebingungan, harapannya lewat lirik-lirik dan melodi yang mulai ditulisnya ketika ia meringkuk di kamar masa kecilnya. Puluhan lagu berhasil diciptakannya, dan ketika ia kembali kepada bandnya, ia membuat Shooting Star meroket dengan lagu-lagu ciptaannya. Semua orang mengenalnya, semua orang kini memujanya, ia bahkan hidup bersama seorang bintang film yang sangat cantik dan dipuja semua orang. Tiga tahun telah berlalu sejak perpisahannya dengan Mia. Adam adalah seorang bintang rock terkenal dan Mia adalah seorang Cellis yang dipuja dikalangannya. Namun, apakah Adam bahagia? Apakah Mia telah melupakannya? Apakah Adam pun telah berhasil melupakan Mia?

Disebuah konser tunggal Mia Hall, Adam memberanikan diri menontonnya dari kejauhan. Entah mengapa intuisi menuntunnya untuk membeli karcis masuk dan menikmati permainan cello Mia yang telah lama tidak disaksikannya. Setelah tiga tahun berlalu, malam itu Adam berhasil melihat Mia. Itu sudah cukup baginya. Namun setelah konser selesai, seorang petugas memanggil namanya dan berkata bahwa Mia Hall ingin bertemu dengannya. Pertemuan setelah tiga tahun. Bagaimana Mia tahu Adam menonton konsernya? Apakah Adam akan menemuinya? Jika Ya…lalu apa yang akan terjadi dengan kisah mereka?

Saya gregetan dengan cara Forman membagi kisah dalam novel ini. Kadang Forman membicarakan Adam dan Mia, lalu saat saya sebagai pembaca ingin mengetahui kelanjutan apa yang dilakukan merka, ehhh..Forman memotongnya dengan kisah masa lalu, lagi-lagi membuat saya harus menunggu untuk mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh Mia dan Adam. Adam berhasil mengirimkan perasaannya kepada pembaca. Sehingga menurut saya, Forman lebih berhasil menyelami perasaan Adam dengan sudut pandang ini ketimbang sudut pandang Mia pada buku yang pertama. Banyak hal yang ternyata harus menunggu begitu lama untuk bisa dimengerti. Namun, terkadang hal itu membuat sesuatu menjadi sangat berharga dan membuat seseorang melalui perjalanan panjang yang membuatnya belajar dan siap untuk menghadapi sesuatu yang lebih besar dimasa depan. Entah disengaja ataupun tidak, lewat kisah ini, Forman memperlihatkan bahwa seorang wanita mampu menanggung penderitaan dan peperangan batinnya dengan lebih baik. Namun, Forman juga memberi semacam mimpi kepada para wanita bahwa mungkin diluar sana ada lelaki impian seperti Adam. Karena kisah di buku kedua ini ditulis dari sudut pandang adam, sehingga seruan hati adam benar-benar membuatnya sangat menawan ketika saya membayangkannya.

Kisah Where She Went tetap berbau kasih sayang keluarga, namun lebih banyak menitikberatkan pada kisah asmara Adam dan Mia. Keluarga bisa menjadi kekuatan besar untuk kita, entah mereka bersama dengan kita ataupun tidak, namun satu hal yang pasti bahwa cinta mereka selalu bersama kita dimanapun kita berada. Bintang 4 untuk “Where She Went” yang menghanyutkan.

------------------------------------------
Judul : Where She Went
Penulis : Gayle Forman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : April 2011
Tebal : 240 hal
ISBN : 9789792276503
-------------------------------------------

Monday, December 5, 2011

Review : If I Stay


Novel dengan genre seperti ini, biasanya jarang mendapatkan perhatian saya, namun entah mengapa saya tertarik dengan karya Gayle Forman ini ketika membaca resensi seorang teman. Biasanya drama seperti yang terjadi didalam novel ini lebih suka saya nikmati ketika divisualisasikan dalam bentuk film, dan setelah selesai membaca buku ini, saya sangat berharap kisah ini bisa difilm-kan. Saya melihat kisah ini sebagai sebuah  gambaran kondisi harus memilih yang sering kali dihadapi manusia, pilihan dengan banyak pertimbangan yang membingungkan sang tokoh.

Novel ini meng-capture beberapa jam ketika Mia berjuang dengan keadaanya. Kondisinya sangat buruk. Tinggal atau pergi? Itu adalah pilihannya. Mia baru saja mengalami sebuah kecelakaan bersama keluarganya. Ayah, ibu, dan adiknya Teddy tidak mampu bertahan. Keluarganya meninggal seketika dalam kecelakaan naas itu. Pernakah anda menonton film atau menghadapi seorang kerabat yang terbaring koma? Pernakah anda melihat seorang yang sedang koma meneteskan air mata? Itu mungkin adalah tanda bahwa ia mendengarkan sekelilingnya, ia mampu merasakan, namun belum punya cukup kekuatan untuk memutuskan membuka matanya dan hidup. Demikian juga dengan Mia. Gayle Forman menggambarkan Mia secara fisik sedang terbaring koma, namun jiwanya sedang mengawasi tubuhnya dan setiap orang disekitarnya. Jiwa Mia mampu berjalan, meraba, dan bahkan berpikir. Mia melihat tubuhnya terbaring lemas sesudah kecelakaan itu. Ia berdiri mengawasi semuanya dari luar tubuhnya. Ia melihat orang-orang mengangkat tubuhnya dan tubuh keluarganya yang disadarinya telah meninggalkannya. Ia bingung, ia melihat sekitar dan berharap ada ayah atau ibunya yang juga memiliki jiwa yang melayang seperti dirinya, namun ia hanya seorang diri.
 
Adam adalah seorang bintang rock yang baru saja memulai karirnya. Musik telah mengenalkannya kepada seorang celis klasik bernama Mia. Rock vs Klasik, it doesn’t matter, walaupun genre musik mereka sangat berbeda, namun mereka bertemu dan jatuh cinta. Adam mengetahui keadaan Mia dari Kim, sahabat karib Mia. Mereka berdua sangat sedih melihat keadaan orang yang mereka sayangi itu terbaring tak berdaya. Mereka berdua inilah orang kesayangan Mia selain keluarga yang baru saja meninggalkannya.

Novel setebal 200 halaman ini menggunakan alur campuran. Gayle Forman menggambarkan sosok Mia yang sedang koma, sosok Mia yang sedang mengawasi semua orang dari luar tubuhnya, dan berbagai pertimbangan yang diceritakan Mia. Kisah ini diceritakan dari sudut pandang Mia. Terkadang Mia melompat kemasa ia berkenalan dengan Adam, atau saat ia mulai bersahabat dengan Kim. Mia juga mengingat kembali saat-saat bersama keluarganya, saat mereka makan bersama, saat adiknya Teddy lahir atau bagaimana perjuangan dan pengorbanan ayahnya. Mia juga bercerita tentang mimpi dan perjuangannya menjadi seorang celis, bagaimana perasaannya ketika gesekan yang dibuatnya mengeluarkan suara berat yang hangat itu. Lalu kembali lagi Mia bercerita tentang suatu masa yang dilewatinya bersama keluarganya. Mia sedang berusaha membuat pilihan.

Dari semua alur campuran itu, dari semua cerita yang coba Mia ingat kembali, Gayle Forman ingin memperlihatkan bagaimana Mia berjuang mempertimbangkan semuanya dan mencari jawaban atas keadaannya sekarang. Ia takut membuka mata dan menemukan kesendirian, namun sepertinya ia pun tidak siap untuk pergi. Lalu pilihan apa yang akan dibuatnya? Haruskah ada sebuah alasan yang sangat kuat untuk bisa menahannya tetap hidup? Apakah ia memilih menemui semua orang yang sedang menungguinya di rumah sakit atau pergi menyusul ayahnya, ibunya dan Teddy?

Kisah Mia akan mampu mengingatkan semua pembaca bahwa keluarga adalah sumber kekuatan. Seorang sahabat mampu menjadi saudara dalam setiap kebahagiaan dan kesukaran. Jika menitikberatkan pada alur cerita ini, anda tidak akan menemukan apa-apa. Sekali lagi saya ingatkan, jangan mencari hasil akhir dari novel ini, namun lihatlah proses yang dilalui Mia. Lihatlah kedalam kehidupannya, lihatlah kedalam persahabatannya, lihatlah kedalam perjuangan ayahnya atau kedalam kisah cinta Mia-Adam yang menurut saya masuk akal dan tidak berlebihan, lihatlah kedalam mimpinya dan perjuangan untuk meraihnya. Jika anda melihat semua itu, maka anda akan menemukan banyak hal. Kisah hidup orang lain mampu menjadi inspirasi, bahkan kekuatan untuk menjalani hidup kita sendiri, itulah alasan mengapa saya memutuskan membaca novel ini. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam hidup, pertimbangkanlah dengan baik, temukanlah letak kekuatanmu dan ketika pilihanmu telah dibuat, hiduplah dengan penuh semangat. Bintang 4 untuk kisah “If I Stay” yang sederhana tetapi juga kaya. 

----------------------------------------
Judul : If I Stay (Jika aku tetap disini)
Penulis : Gayle Forman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Februari 2011
Tebal : 200 hal
ISBN : 978-979-22-6660-3
---------------------------------------