Friday, August 8, 2014

[Review] Nights of Rain and Stars by Maeve Binchy

Title: Nights of Rain and Stars
Author: Maeve Binchy
Publisher: Orion Books
Published: 2005
ISBN: 9780752865362
Bought at TBD ($6.93)

Synopsis : Fiona is trying to make her family understand her need to follow her own path. Thomas desperately misses his son and fears that his ex-wife will come between them. Elsa abandoned her career, but someone from her past refuses to let her go. And shy, quiet David is determined to make a stand against his overbearing father. Nights of Rain and Stars is the story of one summer and four people, each with a life in turmoil. With the help of Vonni, an Irish woman who lives in the village, they find solutions – though not necessarily the ones they anticipated

Nights of Rain and Stars bukanlah tipe buku yang bisa membawa pembaca seperti menaiki roller coster, tidak ada plot yang meletup-letup atau kisah romantis yang membuat penyuka romance terbuai. Buku ini berjalan dengan tempo agak lambat karena mengambil latar tempat yang punya ritme hidup cukup lambat. Maeve Binchy menceritakan kisah orang-orang yang break sejenak dari rutinitas, menepi sebentar dari kehidupan orang-orang yang dicintainya dengan alasan ingin memberi mereka ruang, orang-orang yang terkadang dibutakan oleh cinta. Orang-orang ini meninggalkan sesuatu dibelakang mereka dan menepi ke Aghia Anna, sebuah desa kecil di Yunani. Di sebuah restoran kecil di atas bukit, dimana pemandangan laut Yunani bisa dinikmati sambil menyantap makanan ala Yunani, empat orang turis duduk bersama dan mulai saling mengenal. Sebuah peristiwa menyedihkan mengumpulkan mereka disana dan mendorong mereka saling berbagi beban hidup. Mereka datang dari belahan dunia yang berbeda, tetapi memiliki sebuah kesamaan. Ada sesuatu yang menghalangi pandangan mereka dalam menentukan langkah kedepan sehingga mereka tidak bisa membuat keputusan. Sayangnya, orang lain disekitar mereka justru dapat melihat masalah mereka dengan lebih jelas ketimbang diri mereka sendiri. Maeve Binchy menggunakan sudut pandang orang ketiga, sehingga pembaca bisa mengetahui pikiran dan perasaan setiap tokoh secara detail.

Elsa digambarkan seperti seorang putri dalam kontes kecantikan, bukan hanya karena ia cantik secara fisik, tetapi juga karena Elsa pandai menggunakan kata-katanya untuk menenangkan orang lain, ia adalah tipe yang akan disukai hampir semua orang kemanapun ia melangkah. Elsa merasa terjebak dengan kehidupanya bersama Dieter, pacar yang sangat dicintainya, ada sesuatu yang salah, tetapi ia belum bisa menemukan alasan kemunculan perasaan itu. Sementara Fiona adalah wanita yang sangat rapuh karena ia dibutakan oleh cintanya pada Shane, seorang pria yang hanya memikirkan diri sendiri dan acap kali melakukan kekerasan padanya, sayangnya ia tidak bisa melihat semua kekurangan itu dan memuja Shane bagaikan dewa sehingga cenderung memusuhi orang-orang yang tidak bisa menerima Shane, termasuk keluarganya. David seorang yang serius tetapi tidak pandai berkata-kata, namun ia sabar ketika mendengarkan orang lain atau mengajarkan sesuatu, sayangnya ia memiliki pandangan hidup yang berbeda dengan orang tuanya. Thomas yang punya perawakan besar terbang meninggalkan Amerika untuk memberi ruang kepada anaknya agar dapat saling mengenal dengan ayah tirinya yang baru, sayangnya pada saat yang sama ia pun sangat takut kehilangan anaknya itu. Berbeda dengan Elsa, David dan Thomas yang tahu bahwa mereka punya masalah, Fiona justru tidak sadar bahwa hubungannya dengan Shane adalah satu-satunya masalahnya saat ini. Karena Aghia Anna relatif kecil, mereka berempat dengan mudah berbaur dengan masyarakat lokal, sehingga cerita ini menjadi lebih menarik karena kehadiran tokoh lain seperti Andreas, si pemilik restoran di atas bukit yang sangat merindukan kehadiran anaknya, Vonni, wanita Irlandia yang pindah ke Aghia Anna lebih dari 20 tahun silam untuk mengikuti orang yang dicintainya, Yorghis dan Maria warga lokal lainnya yang akan punya cerita masing-masing. Diantara semua orang lokal yang dijumpai mereka, Vonni adalah orang yang paling menarik karena latar belakangnya membuat ia menjadi bijak, sehingga tidak heran ia menjadi panutan untuk mereka berempat. Sayangnya Vonni bukan tipe orang yang bisa memberikan pendapat dengan cara menenangkan telinga si pendengar, ia memilih untuk memaparkan semua kebenaran walau terkadang menyakitkan, dengan harapan si pendengar bisa menyadari dan berhenti berpura-pura dalam sebuah keadaaan. Walaupun hal ini membuat mereka terkadang membencinya, tetapi mereka pun tidak bisa menjauhinya.

Maeve Binchy berhasil menggambarkan karakter setiap tokoh. Ia memaparkan setiap tokoh dengan sangat jelas dan detail. Pembaca akan dengan mudah merasa relate dengan salah satu tokoh atau merasa mengenal mereka dengan sangat baik. Selain itu, Maeve Binchy juga tidak lupa menggambarkan indahnya Yunani yang terkenal dengan pantainya serta cafe-cafe yang akan membuat pembaca merasakan suasana bersantai di atas bukit yang menghadap hamparan laut.

Kisah ini bukan kisah romantis, petualangan, distopia atau thriller yang mungkin memancing adrenalin pembaca. Pembaca akan merasakan tempo yang lambat, hampir sama dengan perasaan ketika membaca Winter Dreams karya Maggie Tiojakin. Maeve Binchy berhasil menyampaikan kegalauan para tokoh (kalau tokohnya galau ya, kalau tokohnya lagi senang juga pasti terasa senang). Pertemuan pertama dengan Maeve Binchy ini akan segera berlanjut ke karya-karya lainnya, karena aku suka caranya menyampaikan cerita dan keahliannya dalam memaparkan setiap tokoh. Empat bintang untuk kisah dari tanah Yunani ini yang aku baca karena mengikuti reading challenge yang dituan-rumahi oleh Astrid Lim khusus untuk kriteria buku yang memiliki setting tempat yang paling ingin kukunjungi. Yunani...semoga suatu saat aku bisa sampai disana. 

Dan ini dia Quote favoritku dari buku ini :
Grow up, Elsa. In the end we all have to rely on ourselves. Ourselves and the friends we make if we are lucky enough to make them” – p215


The Author
Maeve Binchy adalah salah satu penulis asal Irlandia yang terkenal dengan ketertarikannya pada human nature dan kesenangannya dalam mendeskripsikan karakter. Ia lahir di Irlandia, 28 Mei 1940 dan merupakan anak tertua dari empat bersaudara. Ia mempublikasikan 16 novel, 4 short-story dan sebuah novela. Nights of Rain and Stars dipublikasikan pertama kali tahun 2004. Maeve Binchy menerima sejumlah penghargaan seperti Jacob’s Award 1978, British Book Award for Lifetime Achievement 1999, People of the Year Award 2000. Info lebih lengkap tentang Maeve Binchy bisa ditemukan lewat websitenya http://www.maevebinchy.com/

Submitted for :

No comments:

Post a Comment