Title:
Anak Semua Bangsa (Tetralogi Buru #2)
Author:
Pramoedya Ananta Toer
Publisher:
Gramedia Pustaka Utama
Published:
2006
Pages:
539p
ISBN13:
9789799731241
Rating:
3.5 of 5 stars
“Orang bilang, apa yang ada di depan manusia hanya
jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh. Yang
tertinggal jarak itu juga – abadi. Di depan sana ufuk yang itu juga – abadi.
Tak ada romantika cukup kuat untuk dapat menaklukkan dan menggenggamnya dalam
tangan – jarak dan ufuk abadi itu”
Setelah membaca Bumi Manusia, sulit
untuk tidak melanjutkan ke buku ini, alasannya tidak lain karena Pramoedya
memberikan dasar berpijak yang jelas dan menarik di Bumi Manusia yang dibungkus kisah cinta Minke dan Annelies serta keluarga Mellema dan Nyai Ontosoroh. Saya
penasaran dengan nasib Minke dan Annelies yang harus berpisah diakhir cerita, namun
kisah mereka ternyata hanya menghiasi dua bab pertama buku ini, sekaligus
menandai terbentuknya dendam dihati Minke dan Nyai Ontosoroh yang adalah titik
balik Minke mulai melihat Eropa tidak lain sebagai sosok penjajah yang mampu
merampas apapun yang mereka inginkan, sama sekali berbeda dengan ajaran dan
citra sebuah bangsa terpelajar yang didapatkannya. Kalau pembaca mengikuti Bumi Manusia, pasti
akan memahami betapa Minke tampak berdiri dibarisan orang Eropa, berpakaian
seperti orang Eropa, berbicara dan menulis seperti orang Eropa, dia
mengagungkan pemikiran terbuka dan kebijaksanaan itu diatas adat istiadat suku
bangsanya sendiri. Sejak dendam itu muncul, Minke mulai mengenal sisi gelap
Eropa yang semula tak mampu ia lihat dengan jelas.