Thursday, September 20, 2018

The Biggest Bookstore in Kuala Lumpur


Traveling to another city or country always bring the best out of me, I enjoy having strangers around me, especially travelers from another side of the world, but I also enjoy local culture and always eager to experience local lifestyle. One thing about local lifestyle is their bookstore. I wonder what kind of bookstore people visit, what kind of book they read, at least it will be showed by the collection at the store. So the last time my company went to Kuala Lumpur, I looked into it before I flew there, and I found a video created by world economic forum, describing a new bookstore in Kuala Lumpur and they claimed it as the Nation’s biggest bookstore. If you are a booklovers, you must know how excited I was to go there, right?

BookXcess is the name of the bookstore, and apparently it was not entirely new kind of bookstore in Kuala Lumpur, because they already have several store around the city, some of them are in the shopping center, but the one I went to was special, because of the few things below:

Friday, May 4, 2018

[Review] The Daniel Dilemma by Chris Hodges


Title: The Daniel Dilemma
Author: Chris Hodges
Publisher: Thomas Nelson
Published: October 17th 2017
Page: 288p
ISBN: 9780718091538

Daniel adalah salah satu orang Yahudi yang ditangkap oleh Raja Nebuchadnezzar, ketika ia mengalahkan Yerusalem, dibawah pemerintahan Raja Yoyakim. Sebagai keturunan Raja Yahudi, Daniel dinilai cakap dan tidak bercela, sehingga Ia dibawa untuk menjadi tahanan yang melayani Raja. Melayani Raja menuntut full submission, mengorbankan nilai-nilai pribadinya, Ia diwajibkan untuk mengikuti budaya orang Babel pada saat itu, dan menyembah Raja seperti layaknya Dewa. Daniel menunjukkan kualitas pengetahuan dan karakter yang outstanding melebihi generasi dimasanya, sehingga Ia mendapat kedudukan dalam pemerintahan Raja, bahkan Ia melayani sampai beberapa penerus Raja Nebuchadnezzar. Namun perjalanan hidup di Babel tidak mudah. Banyak hal yang dititahkan oleh Raja bertentangan dengan prinsip hidup Daniel, sehingga Ia pun tidak segan-segan menolak titah Raja, atau tetap melakukan hal-hal yang dilarang oleh Raja. Hal ini membawanya menjalani salah satu hukuman paling terkenal, bahkan anak-anak sekolah minggu pun tahu betul kisah ketika Daniel dilemparkan ke dalam kandang singa lapar.

Monday, April 23, 2018

[Review] Laut Bercerita by Leila S. Chudori


Title: Laut Bercerita
Author: Leila S. Chudori
Publisher: Kepustakaan Populer Gramedia
Published: October 23rd 2017
Pages: 389p
ISBN: 9786024246945

“…itulah sebabnya kita dilahirkan sebagai orang Indonesia.
…bahwa kita harus selalu mencoba berbuat sesuatu, menyalakan sesuatu, sekecil apapun dalam kegelapan di negeri ini.” 

Laut memulai cerita dari akhir kisah, menggambarkan perasaannya dan semua pikiran yang muncul diakhir kisah itu. Bapak dan Ibunya, adik kesayangannya, sahabat-sahabatnya dan kekasihnya yang mungil – apakah mereka semua sedang bertanya tentang keberadaan dirinya, sementara ia mengapung dan perlahan tenggelam. Laut bercerita tentang kisah negeri ini, suatu masa yang kelam, Indonesia lama yang didominasi oleh penguasa keji yang membatasi kebebasan berpendapat dan menindas yang lemah. Dipermukaan, rezim itu tampaknya tenang, namun berapa banyak orang yang harus membayar ketenangan itu.

Adalah Laut, Biru Laut, nama lengkapnya. Ia seorang mahasiswa di Yogya yang sejak kecil melahap buku-buku sastra, menikmati diksi dan mempertanyakan pemikiran tokoh dan penulis. Ia seorang yang hemat dalam kata tapi tajam menuangkannya lewat tulisan. Walaupun berasal dari Solo, keluarga Laut tinggal di Ciputat, Jakarta. Tapi Laut memilih Yogya, karena katanya disana banyak anak muda Indonesia yang berkumpul di UGM dan mengutarakan ide-ide besar. Laut memang menyukai kata-kata besar, seperti revolusi dan anak bangsa. Memang begitulah adanya Yogya kala itu. Laut bertemu dengan Alex-pria asal Flores yang gemar fotografi dan memotret objeknya dengan mata penuh rasa, Daniel-pria klimis asal Manado yang rewel tapi disukai banyak wanita yang belum mengenalnya, Kinan-perempuan yang pendapatnya didengarkan oleh mereka semua, Gala-disebut sebagai sang penyair karena kepiawainnya dalam menyusun kata-kata indah, Bram-kutu buku yang sejak awal sudah dianggap sebagai pemimpin besar oleh mereka yang berkawan, dan Anjani-pelukis mungil yang menarik hati Laut. Mereka inilah yang dituturkan kisahnya oleh Laut, dimulai dari sebuah rumah hantu Seyegan.

Saturday, December 30, 2017

[Review] The Christmas Shoes

Title: The Christmas Shoes
Author: Donna VanLiere
Publisher: ST. Martin’s Press
Published: November 9th 2001
Page: 132p
ISBN: 0-312-28951-0

“If we’re open to it, God can use even the smallest thing to change our lives…to change us.  It might be a laughing child, car brakes that need fixing, a sale on pot roast, a cloudless sky, a trip to the woods to cut down a Christmas tree, a schoolteacher, a Dunhill Billiard pipe….or even a pair of shoes.
Some people will never believe. They may feel that such things are too trivial, too simple, or too insignificant to forever change a life.
But I believe. And I always will”

I was asking about Christmas Reading on late November and a friend mentioned about this book. I bought it online and hoped for it to come before Christmas, but it was late. I got it on December 29th, the Christmas had passed. But I read it anyway; it took only couple of hour to finish it. I can tell that I could reread this book every Christmas, because it leads me back to the quintessence of Christmas. It was so simple, yet powerful enough to help me recall the meaning of Christmas and to cherish every person that God gives in my life.

It was about a successful lawyer, Robert Layton, and an eight year old kid, Nathan. Robert had pretty much provides everything his family needs: luxury car, big fancy house, and stuff for his wife and toys for his children. But none of it makes them happier. His life was about work, career and achievement. He was about to lose his wife when he met Nathan on Christmas Eve.

Friday, October 27, 2017

[Review] Origin by Dan Brown

Title: Origin
Author: Dan Brown
Publisher: Doubleday Books
Published: October 3rd, 2017
Page: 461 pages
ISBN: 9780385514231

Hello Robert Langdon, we meet again, nice to see your Mickey Mouse watch again J

Memenuhi undangan salah satu murid terbaik, sekaligus sahabatnya - Edmond Kirsch - Robert Langdong hadir di Museum Guggenheim, Bilbao Spanyol, bersama beberapa undangan lainnya. Dan Brown dengan gaya khasnya menuntun pembaca mengenali salah satu museum dengan bentuk yang sangat menarik itu, mulai dari cara berbagai karya seni ditampilkan, sampai tour guide yang berupa Artificial Intelligent, bernama Winston. Winston berespon layaknya manusia yang menggunakan headset dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Langdon dengan sangat humanis. Winston pun bisa melakukan pekerjaan sehari-hari seperti membayar listrik, pemesanan tiket pesawat, akomodasi untuk Langdon, dan apa saja yang diperintahkan oleh tuannya, Edmond Kirsch. Inilah pertemuan pertama Langdon dan Winston yang nantinya akan mengambil peran sangat besar dalam petualangan Langdon. Tujuan pertemuan hari itu untuk mendengarkan hasil penelitian Kirsch yang akan menjawab dua pertanyaan besar manusia,

where do we come from?
where are we going?

Edmond Kirsch adalah seorang futurist dan computer geek yang terkenal dengan temuan-temuan kontroversial, konon memprediksi beberapa hal yang seiring berjalannya waktu terbukti kebenarannya. Membaca gambaran tentang Kirsch, memunculkan nama-nama besar seperti Elon Musk, Steve Jobs dan Jeff Bezos yang ditambah dengan bumbu karakter eksentrik, kecintaan pada seni, dan rasa penasaran berlebih tentang keberadaan Tuhan. Tipikal scientist yang ingin membuktikan Darwin lebih benar dari pada segala hal yang tertulis dalam kitab suci. Selain berbicara langsung pada tamu yang hadir di Guggenheim, Kirsch pun menyiarkan temuannya ke seluruh dunia melalui live streaming yang tentu saja dibantu oleh Winston. Kirsch ingin memaksimalkan efek dari setiap kata-katanya, yang disebutnya mampu menggoyahkan landasan kepercayaan agama apapun. Namun belum juga sampai pada inti jawaban yang ditunggu-tunggu, Kirsch ditembak oleh Admiral Avila, yang namanya didaftarkan paling akhir oleh Ambra Vidal, direktur Museum Guggenheim, penyelenggara acara, sekaligus tunangan dari Pangeran Spanyol, Julian.

Wednesday, May 17, 2017

[Review] Moloka'i by Alan Brennert

Title: Moloka’i
Author: Alan Brennert
Publisher: ST. Martin’s Griffin
Published: October 4th 2004
Page: 405
ISBN: 9780312304355

First of all I want to address the author, nice to meet you Mr. Alan Brennert! This is our first meeting and I can say that you’ve done an amazing job. I smile and weep several times during my reading, especially when the main character coped with grief and loss or when she expressed courage during difficult times.

Kisah ini dimulai tahun 1891 saat karakter utama, Rachel Kalama, berusia tujuh tahun. Rachel tinggal bersama keluarganya di Honolulu, Hawaii. Ayahnya, Henry Kalama, adalah seorang pelaut yang sering berpergian dan pulang ke rumah dengan berbagai hadiah untuk seluruh keluarga, Rachel adalah anak kesayangannya. Ibunya, Dorothy Kalama, adalah tipikal ibu rumah tangga yang hidupnya taat pada ajaran agamanya. Keluarga yang tampaknya harmonis ini, tiba-tiba terguncang ketika Rachel divonis mengidap Leprosy, penyakit yang saat itu sedang mewabah di Hawaii. Mengidap Leprosy tidak hanya membuat seorang pasien diasingkan ke koloni khusus di Kalaupapa, pulau yang terpencil bernama Moloka’i, tetapi juga berakibat reputasi keluarga yang buruk, dikucilkan oleh masyarakat dan kerap kali sulit mendapatkan pekerjaan. Leprosy adalah isu utama yang diangkat oleh penulis, isu yang mengeluarkan ketakutan terbesar seorang anak, kecemasan akan masa depan yang tak pasti, kerinduan pelukan ayah dan ibunya yang tak akan pernah terjawab, tetapi Leprosy bukanlah satu-satunya isu yang disentuh oleh penulis. Leprosy adalah wajah kematian yang menjadi latar historical dari novel ini, tetapi isu lainnya seperti kesepian, putus asa, kehilangan, rasa malu akan diri sendiri adalah isu yang sangat relevan dimasa apapun.

Monday, May 1, 2017

[Review] Germinal by Emile Zola

Title: Germinal
Author: Emile Zola
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Published: November 7th 2016 (first published 1885)
Page: 880p
ISBN: 9786020335339

Siapa Zola sebenarnya? Hidup dikomunitas atau lingkungan seperti apa orang ini? Apa saja yang mempengaruhi perspektifnya? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul ketika saya menutup buku ini. Mungkinkah Zola pernah menjadi bagian dari masyarakat pekerja tambang? Jika tidak, berapa lama penelitian yang dia butuhkan untuk menulis kehidupan yang membuat pembaca bisa merasakan layaknya penuturan seseorang yang pernah berada dalam perut bumi?

Cerita ini dituturkan dari sudut pandang Etienne Lantier, mantan operator mesin yang datang ke montsou untuk mencari pekerjaan. Tak menemukan pilihan lainnya, Etienne pun harus menerima profesi sebagai buruh tambang. Turun ke perut bumi, menghirup udara pengap, penuh gas, panas, tanpa cahaya matahari adalah hal lumrah yang harus dihadapi seorang buruh tambang. Sedikit percikan api atau guncangan, bisa memunculkan ledakan dan longsor yang membuat pekerja tambang batubara Le Voreux terkubur hidup-hidup. Tetapi nyawa perlu mereka pertaruhkan demi mendapatkan beberapa sou untuk makan dan melanjutkan hidup - yes ironis. Berbeda dari kebanyakan buruh yang tinggal di montsou, Etienne lebih cerdas dan dengan cepat Ia menyadari kemiskinan yang sedang menggerogoti hidup rekan-rekannya. Ide untuk membuat keadaan menjadi lebih baik mulai terbersit dalam pikiran Etienne, tetapi awalnya ia tidak yakin jika ada yang akan mendukungnya. Namun tak berapa lama, kesempatan untuk memberontak itu pun muncul, ketika perusahaan menerapkan peraturan baru yang membuat pendapatan para buruh semakin berkurang dan hidup mereka semakin melarat. Berawal dari ide-ide sederhana untuk mengajukan tuntutan kepada perusahaan, berkembang menjadi aksi pemogokan kerja dan lebih buruk lagi menjadi demo besar-besaran yang mulai kehilangan akal sehat karena perut yang semakin lama kosong.