Title: Germinal
Author: Emile Zola
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Published: November 7th 2016 (first
published 1885)
Page: 880p
ISBN: 9786020335339
Siapa
Zola sebenarnya? Hidup dikomunitas atau lingkungan seperti apa orang ini? Apa
saja yang mempengaruhi perspektifnya? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul ketika
saya menutup buku ini. Mungkinkah Zola pernah menjadi bagian dari masyarakat
pekerja tambang? Jika tidak, berapa lama penelitian yang dia butuhkan untuk
menulis kehidupan yang membuat pembaca bisa merasakan layaknya penuturan
seseorang yang pernah berada dalam perut bumi?
Cerita
ini dituturkan dari sudut pandang Etienne Lantier, mantan operator mesin yang
datang ke montsou untuk mencari pekerjaan. Tak menemukan pilihan lainnya,
Etienne pun harus menerima profesi sebagai buruh tambang. Turun ke perut bumi, menghirup
udara pengap, penuh gas, panas, tanpa cahaya matahari adalah hal lumrah yang
harus dihadapi seorang buruh tambang. Sedikit percikan api atau guncangan, bisa
memunculkan ledakan dan longsor yang membuat pekerja tambang batubara Le Voreux
terkubur hidup-hidup. Tetapi nyawa perlu mereka pertaruhkan demi mendapatkan
beberapa sou untuk makan dan
melanjutkan hidup - yes ironis. Berbeda dari kebanyakan buruh yang tinggal di
montsou, Etienne lebih cerdas dan dengan cepat Ia menyadari kemiskinan yang
sedang menggerogoti hidup rekan-rekannya. Ide untuk membuat keadaan menjadi
lebih baik mulai terbersit dalam pikiran Etienne, tetapi awalnya ia tidak yakin
jika ada yang akan mendukungnya. Namun tak berapa lama, kesempatan untuk
memberontak itu pun muncul, ketika perusahaan menerapkan peraturan baru yang
membuat pendapatan para buruh semakin berkurang dan hidup mereka semakin
melarat. Berawal dari ide-ide sederhana untuk mengajukan tuntutan kepada
perusahaan, berkembang menjadi aksi pemogokan kerja dan lebih buruk lagi
menjadi demo besar-besaran yang mulai kehilangan akal sehat karena perut yang
semakin lama kosong.
Zola
bercerita seakan-akan dirinya sendiri yang pernah mengalami nasib buruk seorang
pekerja tambang. Kekuatan Zola terletak pada cara mengemukakan ide yang tentu
melalui proses panjang penyusunan konsep dan observasi lapangan yang matang. Selain
Etienne sebagai aktor tunggal, Zola pun menyoroti keluarga Maheu sebagai tokoh
utama lainnya dalam konteks sebuah keluarga. Melihat keluarga Maheu memberikan
gambaran lebih jelas kepada pembaca bagaimana kemampuan seorang kepala keluarga
membiayai delapan sampai sepuluh orang dalam rumahnya. Meskipun dibantu oleh
Zacharie, Jeanlin dan Catherine, anak-anak Maheu, mereka tetap berkekurangan.
Zola memberikan pembaca gambaran yang sangat jelas tentang tokoh-tokoh utama
dalam kisah ini. Dua karakter favorit saya adalah sang tokoh utama dan
perempuan bernama La Maheude. Pada dasarnya Etienne memiliki karakter yang
baik, ia bahkan takut dengan Alkohol yang mampu mengubahnya menjadi pembunuh.
Etienne yang pada awal memulai protes untuk tujuan yang baik, perlahan-lahan
mulai sedikit terbius dengan popularitas yang dikecapnya, dan mulai sedikit
terhanyut sampai akhirnya dia harus menghadapi sikap paling brutal manusia yang
dikuasai kemarahan dan mulai kehilangan akal sehat. Tetapi terlepas dari semua
hal yang telah terjadi, Etienne berhasil move
on dan tetap punya harapan. Bukan saja Etienne, istri Maheu, Maheude adalah
karakter lain yang sangat kuat dalam kisah ini. Maheude adalah istri dan ibu
yang mampu menyusun prioritas, memperjuangkan kehidupan keluarganya, tetapi
tetap bisa berpegang pada nilai-nilai yang ia anggap sebagai prinsip. Zola
mampu membuat saya gemetaran jika membayangkan ada diposisi Maheude. Siapapun
yang membaca, meskipun belum pernah menjadi seorang Ibu / Ibu rumah tangga
pasti mampu meresapi peran Maheude. Melihat Maheude rasanya mau menangis
berkali-kali, dan harus saya akui Maheude adalah gambaran perempuan yang sangat
kuat.
Disisi
lain, Zola tidak luput memberikan pembaca gambaran tentang cara hidup para
konglomerat, pemilik tambang, ataupun mereka yang dapat kekuasaan cukup tinggi
untuk mengelola tambang. Betapa miris melihat perbedaan yang sangat mencolok
tetapi berada dalam area yang tidak terlalu jauh. Kapitalisme perusahaan tambang batu bara memang menjadi
salah satu issue di Perancis sekitar
akhir tahun 1800 sampai awal 1900, salah satu contohnya adalah Anzin Coal
Company yang memiliki tambang di bagian utara Perancis yang juga menjadi latar
belakang ide dan historical background
Germinal. Dalam salah satu chapter berjudul The
Capitalism of Coal dari buku Michael Stephen Smith yang berjudul The Emerge of Modern Business Enterprise in
France 1800-1930, Anzin merupakan perusahaan pengeruk batu bara terbesar di
Perancis pada masa itu dengan keberhasilan meningkatkan hasil produksi dari
90.000 ton menjadi hampir 3 juta ton, tetapi menariknya, Anzin berhasil
mengurangi biaya produksi diwaktu yang bersamaan, sebuah fakta yang aneh mengingat
semakin tua sebuah tambang, pit akan menjadi semakin dalam dan membuat biaya
produksi pun meningkat. Menurut pemaparan Smith – yang saya temukan sama dengan
masalah yang disorot oleh Zola – Anzin memanfaatkan labor cost dengan mengubah perhitungan dari upah per hari menjadi
upah borongan, memberhentikan pekerja pemeliharaan tambang dan menyerahkan
tugas timbering – memasang penopang
kayu pada bagian yang telah dikeruk – kepada pekerja pengeruk batu bara. Hasilnya
antara tahun 1883 – 1885, pekerja tambang meningkat dari 4.600 menjadi 5.400
orang, hasil produksi per orang meningkat dari 200 ton per tahun antara tahun
1869-1883 menjadi 300 ton per tahun antara 1882-1885. Tetapi labor cost turun dari 6 franc menjadi
4.25 franc dan total cost per ton turun dari 11.6 franc hingga mencapai 7.14 di
tahun 1892. Kondisi inilah yang mendasari demo dan penyerangan besar-besaran
oleh para pekerja Anzin, suatu masa dan peristiwa dan dirangkai dengan apik
oleh Zola. Empat bintang untuk Naturalis asal Perancis ini.
Source: https://goo.gl/4M6ClL
Esi... aku kelewatan baca reviewmu ini (dan komentarmu di blogku...maap maap!!).
ReplyDeleteZola memang researcher yang hebat. Dan bukan hanya di Germinal saja. Novel2 di seri Rougon-Macquart mengambil background berbeda, dari teater (Nana), pasar (The Belly of Paris), perkeretapaian (La Bete Humaine), sampai departement store (The Ladies Paradise. Semuanya hasil riset yang cemerlang. Dan dia berhasil menuangkan semuanya itu jadi kisah yang memikat (sekaligus menohok :D). That's why I love him! <3
Berencana keep reading Zola kah? Wait for the next Zoladdiction next year! ;)
Its okey mba, definitely will join Zoladdiction next year :)
DeleteTerimakasih atas review bukunya, Kak.
ReplyDeleteSangat memebantu sebelum saya memutuskan untuk membeli buku Germinal.
ini pake bhs apa kak
ReplyDeleteijin share yah kak
ReplyDeleteresep bola udang