Gone with the Wind published by Gramedia Pustaka Utama |
Well, my
dear, take heart. Someday, I will kiss you and you will like it. But not now,
so I beg you not to be too impatient ~ Rhett Butler
Classic Club menuntun saya mengenal salah satu
karya sastra yang sangat kontroversial. Karya sastra yang ditulis oleh penulis
asal Amerika, Margaret Mitchell. Wow…buku setebal seribu halaman yang cukup
membuat saya cemas, akankah saya mampu menyelesaikannya? Namun setebal apapun sebuah
buku, jika dirangkai dengan menarik, ribuan halaman pun tidak akan menjadi
masalah, dan tanpa terasa saya sudah berada dilembar-lembar terakhir buku ini. Kisah
ini mulai ditulis pada tahun 1926 dan akhirnya diterbitkan pertama kali pada
tahun 1936. Novel ini bergenre romance yang berpusat pada kisah cinta antara
Scarlett dan seorang pria asal Charleston bernama Rhett Butler. Walaupun
ditulis pada awal abad ke-19, namun kisah ini dilatarbelakangi oleh perang
saudara di Amerika pada tahun 1861-1865 serta masa-masa rekonstruksi paska
perang. Hmmm….kisah yang melibatkan berbagai karakter, situasi, dan tentu saja
emosi yang sangat beragam. Pembaca yang baik… once upon a time….
Hiduplah Scarlett O’Hara bersama kedua orang
tuanya di Georgia, bagian selatan Amerika. Scarlett hidup di Tara, rumah dan
tanah perkebunan orang tuanya. Ia adalah anak sulung dari pasangan Gerald
O’Hara dan Ellen Robillard. Keluarga ini terbentuk dari dua budaya yang
berbeda. Gerald adalah pria asal Irlandia yang berjuang sepanjang hidupnya untuk
mendapatkan semua yang dimilikinya. Sedangkan Ellen terlahir dalam keluarga
bangsawan Perancis. Oleh Ellen, Scarlett selalu dididik mengikuti gaya
bangsawan seperti layaknya wanita pada masa itu yang harus terlihat lemah,
tidak boleh menunjukkan kecerdasannya, dan selalu menjaga sikap.
“Self-centered”
sepertinya ungkapan yang tepat untuk menggambarkan karakter Scarlett. Ia tahu
bahwa dirinya memiliki pesona yang menarik para pria, sehingga acap kali
menggunakannya untuk kesenangannya sendiri, bahkan terkadang sangat berlebihan.
Ia senang dikelilingi oleh banyak pria, walaupun itu berarti ia akan selalu
mendapatkan cibiran dari setiap wanita disekitarnya. Walaupun selalu
dikelilingi pria, Scarlett diam-diam menyimpan rasa cintanya kepada Ashley
Wilkes. Ashley memiliki karakter yang sangat berbeda dengan semua pria yang
selalu mengelilingi Scarlett.
Karena
Ashley terlahir sebagai manusia yang menggunakan waktu luangnya untuk berpikir,
bukan bertindak. Ia merajut mimpi-mimpi indah aneka warna yang sama sekali tak
tersentuh dunia nyata. Ia hidup dalam dunia khayal yang lebih indah daripada
Georgia, dan kembali ke dunia nyata dengan enggan ~ Hal 35
Suatu hari ia terkejut menerima undangan
pertunangan Ashley dan Melanie Hamilton. Saat menghadiri pertunangan Ashley di
Twelve Oaks, kediaman keluarga Wilkes, ia berusaha mengungkapkan perasaannya
pada Ashley dengan harapan Ashley akan membatalkan pertunangannya dengan
Melanie. Namun Ashley menolaknya dan membuat Scarlett sangat marah.
Kemarahannya semakin menjadi ketika seorang tamu bernama Rhett Butler menggoda
sikapnya itu. Tanpa berpikir panjang,
saat itu juga Scarlett lantas menerima lamaran Charles Hamilton dengan tujuan
untuk membalas dendam pada Ashley. Scarlett dan Charles menikah sehari sebelum
pernikahan Ashley dan tak lama kemudian Scarlett pun hamil. Pada saat yang sama
pecahlah perang saudara di Amerika. Sebelas Negara Bagian budak di Selatan
mengumumkan pemisahan dari Amerika Serikat dan membentuk Konfederasi. Ashley
dan Charles berangkat mewakili Konfederasi dalam peperangan itu dan sayangnya
Charles meninggal karena terserang disentri di kamp penampungan prajurit.
Sungguh malang nasib Scarlett, diusia 16 tahun ia telah menjadi janda dengan
seorang anak bernama Wade Hampton Hamilton. Status janda prajurit konfederasi
seperti cangkang yang menyusahkan Scarlett karena ia harus mengenakan pakaian
berkabung yang jauh dari mode, tidak bisa mengikuti pesta-pesta yang sangat
disukainya, tidak bisa berdansa, dan tentu saja tidak ada pria yang akan
mendekatinya lagi. Ketika ia menerima undangan dari Melanie untuk berkunjung ke
Atlanta, ia pun langsung menerimanya dengan harapannya mencari suasana yang
mampu mengembalikan semangat hidupnya.
Tidak butuh waktu lama bagi Scarlett untuk
menyukai Atlanta, karena pusat Konfederasi berada di kota itu, banyak prajurit
yang beristirahat disana, dan kota itu selalu ramai. Scarlett pun ikut membantu
merawat para prajurit di rumah sakit. Masyarakat Atlanta menaruh simpati
padanya sebagai seorang janda yang sedang berkabung walaupun Scarlett sama
sekali tidak merasa sedih kehilangan Charles. Di kota ini pun Scarlett bertemu
kembali dengan Rhett Butler, di sebuah pesta dansa, saat Scarlett sedang bertugas.
Rhett memberikan uang sebesar $150 kepada penyelenggara pesta untuk bisa berdansa
dengan Scarlett. Semua orang terkejut dengan permintaan Rhett karena Scarlett
dianggap masih berkabung. Namun Scarlett bersedia untuk berdansa dengan dalih
berkontribusi untuk Konfederasi. Scarlett pun kembali ke lantai dansa dan
menikmati cara Rhett memperlakukannya. Sejak saat itu Scarlett mulai sering
terlihat bersama Rhett dan semakin lama masyarakat Atlanta semakin sering
mengunjingkannya, namun ia sama sekali tidak peduli. Satu-satunya orang yang
masih terus mendukung dan menyayanginya adalah Melanie, meskipun tanpa
sepengetahuan Melanie, Scarlett sangat membencinya. Namun disaat Melanie hamil
dan membutuhkan bantuan untuk melahirkan, Scarlett lah yang menemani dan
membantunya. Hal ini dilakukannya bukan karena ia menyayangi Melanie, namun
karena ia telah berjanji kepada Ashley akan menjaga Melanie dan bayinya. Rhett
yang terus mengunjunginya pun tidak menyurutkan cintanya kepada Ashley,
walaupun terkadang ia mengharapkan Rhett terus ada menemaninya. Ia pun bingung
dengan perasaannya kepada kedua pria itu. Meskipun Rhett mencintai Scarlett,
namun ia pun tidak pernah mengakuinya dengan serius di depan Scarlet, semuanya
itu karena sikap Scarlett.
You're so brutal to those who love you,
Scarlett.
You take their love and hold it over their
heads like a whip ~ Rhett Butler
Saat pasukan Yankee hampir membungihanguskan
Atlanta, Scarlett membawa Wade, Melanie dan anaknya meninggalkan Atlanta,
memasuki hutan, menempuh perjalanan panjang tanpa persediaan makanan menuju
Tara. Ancaman maut kapan saja bisa menghampirinya namun ia mengerahkan semua
kekuatannya dan menjadi tumpuan dalam perjalanan itu. Dan sejak saat itu
Scarlett yang lama hilang sudah. Ia bertransformasi menjadi Scarlett yang baru. Ketika ia tiba di Tara, ibunya telah meninggal
dan ayahnya telah menjadi pikun karena perasaan kehilangan yang sangat
mendalam. Hanya ada sedikit makanan namun begitu banyak orang yang harus diberi
makan. Sejak saat itu, Scarlett menjadi kepala rumah tanggal di Tara. Ia
melukai tangannya dengan melakukan pekerjaan kasar, mengatur persediaan
makanan, bahkan membunuh seorang tentara Yankee yang hampir merampoknya di
rumahnya sendiri.
Kini ia
memandang segala sesuatu dengan sudut pandang baru.
Di suatu tempat, dalam perjalanan menuju Tara, ia telah membuang masa remajanya. Mala mini adalah malam terakhir ia menganggap dirinya anak kecil. Setelah itu, ia akan menjadi seorang wanita. Masa-masa remaja telah lewat ~ hal 460
Di suatu tempat, dalam perjalanan menuju Tara, ia telah membuang masa remajanya. Mala mini adalah malam terakhir ia menganggap dirinya anak kecil. Setelah itu, ia akan menjadi seorang wanita. Masa-masa remaja telah lewat ~ hal 460
Scarlett yang kekanak-kanakan tidak ada lagi, kini
ia bertekad untuk memulihkan keadaannya, mempunyai banyak uang agar tidak
pernah hidup miskin lagi, walaupun untuk itu ia harus menikah lagi dengan pria
yang tidak dicintainya, pria yang jauh lebih tua, dan pria yang seharusnya
tidak boleh dinikahinya. Karakter Scarlett berubah total. Seperti apa
karakternya? Itulah pertanyaan paling penting yang perlu dijawab. Apakah ia
bahagia dengan pernikahannya yang kedua? Siapa pria yang dinikahinya? Lalu bagaimana
kelanjutan kisah cinta Scarlett dan Rhett atau adakah harapan ia akan bersatu
dengan Ashley? Lalu bagaimana dengan
peperangan yang sedang berlangsung hebat antara pihak Konfederasi dan Yankee?
Gambaran budak dalam karya Mitchell ini
menjelaskan perbedaan yang sangat mencolok dari karya lain dengan latar
belakang yang sama. Salah satunya adalah Uncle Tom’s Cabin, karya Harriet
Beecher Stowe yang menjelaskan bahwa budak yang tinggal di daerah selatan
diperlakukan dengan sangat buruk, bahkan dicambuk sampai mati. Namun Gone with
the Wind menjelaskan suasana yang berbeda. Para budak terlihat bahagia bersama
majikan mereka, bahkan beberapa dari mereka tetap tinggal meskipun telah
dibebaskan. Karena itu karya Mitchell ini sering disebut sebagai Anti Tom Literature. Kedua buku inilah
yang mengenalkan saya pada salah satu sejarah kelam di Amerika. Namun Gone with
the Wind memperkaya saya dengan pengetahuan detail tentang peperangan antara
Konfederasi dan Yankee. Memberitahukan saya perasaan kelaparan dan putus asa
yang ditimbulkan oleh perang. Dan mengenalkan saya pada budaya yang mengungkung
wanita pada masa itu. Novel ini banyak membicarakan tentang cinta. Namun cinta
tidak semata-mata menjadi pusat perhatian saya. Ada banyak tema lain yang bisa
dijadikan bahan diskusi seperti budaya,
perjuangan hidup, peperangan, kekayaan dan kemiskinan, ironi, kelas
masyarakat, pembatasan peran pria dan wanita serta keserakahan. Begitu banyak tema
yang akan membuat tulisan ini menjadi sangat panjang jika membahasnya satu
persatu. Karena itu silahkan anda membacanya. Membacalah terus meskipun anda
mulai membenci Scarlett, karena ada Rhett, Mammy, Ellen, Paman Peter, dan
karakter-karakternya lain yang akan membuat anda jatuh cinta. Rhett dan Melanie
adalah dua karakter yang saya sukai dalam cerita ini. Singkatnya, memiliki
pacar seperti Rhett sama menyenangkannya dengan memiliki sahabat seperti
Melanie.
Margaret Munnerlyn Mitchell adalah penulis asal Amerika yang melewati masa
kecil di daerah bergaya Victorian, yang tidak jauh dari kawasan Darktown,
tempat yang banyak dihuni oleh masyarakat African American di Atlanta. Gone
with the Wind menjadi satu-satunya karya Mitchell yang pernah diterbitkan semasa hidupnya dan sekaligus membawanya menerima
Pulitzer Prize pada tahun 1937. Karya ini pun
telah diangkat ke layar lebar pada tahun 1939. Event read along dan tulisan resensi ini dibuat untuk mengenang
hari kelahiran Margareth Mitchell yang tepat pada tanggal 8 November 1900. Saya
memberikan 4 bintang untuk karya klasik asal Amerika ini.
--------------------------------------------
Judul : Gone with the Wind
Penulis : Margaret Mitchell
Penerbit : Gramedia Pustaka
Utama
Terbit : Juni 2009 (cetakan
kedua)
Tebal : 1124 hal
ISBN : 978-979-22-0032-4
--------------------------------------------
Buku dan review yg menarik. Aku baca buku ini pas edisi Indonesianya pertama kali terbit, kl ga salah dibagi 4 buku.
ReplyDeleteBtw, ini bukan satu2nya karya margaret, tapi memang satu2nya yg terbit semasa hidupnya. Pada umur 15 tahun ia menulis novela berjudul Lost Laysen, yg baru terbit tahun 1996. Gramedia pernah menerbitkan buku ini.
wow..thanks for informasinya yaa..segera kuupdate deh tulisannya untuk menambahkan informasi ttg karya Mitchell :D
Deleteaku sebel banget sama Scarlett, pengen jambak dia >.<
ReplyDeletehahaha sama lis..aku juga sebel bgt sama self centered nya Scarlett itu..cuma untung masih ada melanie dan yg lainnya :D
Deleteternyata emang ga ada yang suka ama Scarlett yak... XD
ReplyDeleteScarlett tuh gak pnya kriteria apapun dalam dirinya yang bisa bikin orang bisa suka..hahaha hmmm...except Rhett maybe :D
DeletePaling sebel saat Mitchell berpanjang lebar ngebahas fashion, berasa kayak baca Chicklit....
ReplyDeleteYang paling aku suka di sini hanya Melanie dan Will Benteen, cuma mereka yang 'normal' di kisah ini. *berandai-andai mereka menikah*
@fanda : klo menurutku malah gak seru klo melanie dan benteen menikah :D
DeleteRhett itu sosok yg ga mau menyenangkan orang lain ya, semuanya diperhitungkan.. kadang aku bingung apakah harus benci atau kagum :)
ReplyDeleteklo menurutku, dia sosok yang sangat memahami karakter setiap orang..sehingga dia dengan mudah mempermainkan emosi setiap orang. Kepada orang2 yang mudah marah jika konfederasi dilecehkan kadang dia bersikap melecehkan..tpi kepada melanie dia bersikap gentle..ke scarlett dia suka tapi menahan diri krna tau karakter scarlett..menurutku dia tipikal org yang bisa menjadi baik jika ingin baik..dan bisa jadi sangat menyebalkan klo dia pengen :D
DeleteAhahaha ... review kilat ya mbak Esy, aq suka dengan kalimat ini : "Singkatnya, memiliki pacar seperti Rhett sama menyenangkannya dengan memiliki sahabat seperti Melanie." --- it's was true indeed, tanpa melihat gaya sarkastis Rhett :D mmm, berminat melanjutkan pada Scarlet by Alexandra Rilpley ...
ReplyDeleteiya jujur aja ini review kilat banget. iya aku suka Rhett dan Melanie :D
DeleteAku suka Rhett..dia bisa memilih utk menjadi sarkastik kalau berhadapan dengan org2 tertentu..tapi berhadapan dengan melanie, dia jadi sangat baik :D Dia sangat mengenali karakter tiap orang dan menyesuaikan sikapnya dengan mereka semua :D
Walau ngga begitu suka ma Scarlett,aku suka perubahan yang terjadi dari bab ke bab. Walau beneran kesal pas tahu dia tuh masih terobsesi ma Ashley dan akhirnya buat Rhett marah. Dan nah kan akhirnya tuh telat nyadarnya. Ughhh gemes.
ReplyDeleteBeneran pengen ending yang beda. Sampai-sampai aku pengen baca Scarlett yang kupikir ditulis ma Margaret Mitchell juga. Tapi begitu tahu penulisnya beda, aku pikir udahlah :D
sepertinya memang enaknya berakhir disitu aja ally..klo baca sequel scarlett rasanya kok jadi gk pas gitu soalnya penulisnya beda..
DeleteIni karya yg luar biasa, bisa ngaduk2 emosi pembacanya lwt karakter scarlett dan rhet yg gak hitam-putih. Lbh ngebosenin justru klo tokohnya too good to be true, krn hidup itu jg gak hitam-putih. Perjuangan Scarlett ini jg mengilhami masyarakat Amerika utk tetep semangat berjuang menghadapi hidupnya krn saat itu adalah masa resesi ekonomi terburuk. Ohya, Lost Laysen luar biasa. Wajib baca, krn di buku itu jg ada biografi Mitchell yg mengungkap sisi lain ttg hidup, kepribadian dan siapa cinta sejatinya, jauh berbeda dgn yg disangka org selama ini. Sebuah cinta rahasia yg dia bawa sampe akhir hayatnya. Hmmm...
ReplyDeletehi nitatrismaya thank you ya infonya..Lost Laysen nanti kucari deh :)
ReplyDeletesaya suka sekali cerita ini. Kisah ketika Amerika masih dalam zaman perbudakan serta kehidupan mewah para tuan tanah perkebunan kapas.
ReplyDeleteDan bagaimanapun novel ini memang menarik. Saya langsung jatuh cinta begitu membaca frasa pertama buku ini. "Scarlet O'Hara tidak cantik tapi kaum pria jarang menyadarinya"
Yupp...coba baca Uncle Tom's Cabin juga..latar ceritanya sama hanya saja sudut pandangnya berbeda..kalo Gone With the Wind dilihat dari sudut pandang wilayah selatan...Uncle Tom's Cabin dilihat dari perspektif wilayah utara..so jdinya komplit deh kalo baca dua2nya :)
Deleteaku baca sekuelnya duluan, terus baru berburu yang Gone with the wind...'sangat mengagumkan'
ReplyDeletePernah nonton film nya jaman dulu sekitar thn 1995 ditayangin tengah malem di tvri, filmnya bagus dan berkesan banget. Abis itu jd penasaran sm novelnya. Thanks reviewnya.
ReplyDeleteScarlett is me..halah..hehe..maaf kalau terdengar membosankan, tapi karakter scarlett bener2 inspiring saya banget untuk bisa survive, tangguh, di hidup, khususnya hidupku yang keras. Walau sedihnya engga bisa ketemu laki2 yang karakternya kaya Rhett. Eniwei, dari GWTW saya jadi paham banget mengapa penduduk Amerika khususnya bagian selatan karakternya begini..utara begini dst.. kemudian baca sequelnya, true indeed memang ditulis oleh penulis yg berbeda , tp kalo enggak salah, CMIIW masih cucunya Mitchel. Dalam sequelnya saya malah lebih tergila gila lagi dan endingnya membuat saya menutup buku tanpa sakit hati. Dilengkapi dengan film layar lebar plus serial TV nya, sempurnalah sudah kegilaan pada karakter scarlett
ReplyDeleteMana serial tv nya?
DeleteMana serial tv nya?
DeleteNovel terbaik yang pernah saya baca ... buat yang suka novel gone with the wind , wajib baca kelanjutan novel ini , ditulis sama alexandra replay dengan judul scarlet .. disana keadaan berbalik .. scarlet yang di novel pertama acuh dan seolah tidak memerlukan rhett akhirnya sadar dan berusaha keras untuk mendapatkan rhett kembali ....
ReplyDeleteYuppp walaupun tebel tapi buku ini gak membosankan. Lanjutannya itu udah beda penulis kan ya? ada dua pendapat sih, ada yang suggest baca, ada yang bilang cukup sampai situ saja :D
DeleteNasib Scarlet tragis, sesuai benar dengan makna judulnya yaitu mengikuti ke mana angin bertiup. ia terombang-ambing antara perang, tekad menepati janji dan keangkuhannya sehingga setiap langkahnya seperti menjauhkannya dari impiannya.
ReplyDeleteGak pernah habis kagum sama Gone with The Wind. Dan konsentrasi pas ending, sambil berharap salah baca, ending berubah..hehehe..
ReplyDeleteKisah yang luar biasa, narasinya aku suka banget. Tokoh kesukaan udah pasti Rhett Butler. Tapi buatku Scarlett luar biasa, karakterny kuat. Tidak semua novel memiliki karakter seperti ini, jadinya akan selalu diingat.
untuk sequelnya, maaf msh kalah sangat telak dari prequel. Jelaslah, pengarangnya juga beda. Tapi cukup menghibur krn menceritakan Scarlett dengan karakter berbeda. Hanya saja secara gaya penulisan, jauh banget. Percakapan antara Rhett dan Scarlett tidak secerdas Gone with the wind
Walaupun scarlett itu nyebelin tapi memang karakternya kuat banget, salah satu karakter yang memorable saking kuatnya :)
DeleteKA,,Saya mau analisa novel Gone with the wind ini tentang perang, dimnana dalam novel ini penulis juga memuat perang dunia ke II dan masa konstruksi paskah ,, ka tolong jelasin donk dapat referensinya dari mana ????
ReplyDeletegörüntülüshow
ReplyDeleteücretli show
5LE