Showing posts with label Qanita. Show all posts
Showing posts with label Qanita. Show all posts

Thursday, June 26, 2014

[Review] The Kite Runner by Khaled Hosseini

Title: The Kite Runner
Author: Khaled Hosseini
Publisher: Qanita
Published: 2008
ISBN: 978-979-326975-7

"For you a thousand times over"

Penderitaan Afganistan melewati peperangan selama bertahun-tahun dihiasi oleh berbagai kisah yang hampir selalu memilukan hati. Khaled Hosseini mencoba menggambarkan wajah Afganistan lewat salah satu karyanya yang juga tidak kalah pahit. The Kite Runner adalah kisah tentang persaudaraan dan penghianatan, ketulusan hati dalam memberi tanpa pamrih, serta penyesalan yang bisa melumpuhkan kekuatan seseorang. Amir dan Hassan adalah dua orang anak yang menyusui dari wanita yang sama namun mereka lahir dalam kaum yang berbeda dalam masyarakat Afganistan.  Amir berasal dari kaum Pasthun, sedangkan Hassan yang digambarkan seperti orang mongolia berasal dari kaum Hazara. Yang satu dianggap tuan sedangkan yang lain tidak lebih dari seorang hamba, kaum Hazara bahkan sering disiksa di berbagai pelosok di Afganistan, namun kekejaman itu tidak akan pernah terjadi di rumah Baba, ayah Amir. Hassan dan Ayahnya, Ali, tinggal dan bekerja di rumah Amir, Baba menjaga mereka dengan sangat baik. Amir adalah kata pertama yang diucapkan oleh Hassan ketika ia mulai bisa berbicara, mereka tumbuh bersama, bermain bersama, sehingga perbedaan mendasar itu tidak berarti apa-apa di rumah Baba dan Amir.

Tuesday, July 9, 2013

[Review] Pride and Prejudice by Jane Austen

Title: Pride and Prejudice
Author: Jane Austen
Publisher: Qanita
Published: Juli 2011 (Cetakan IV)
Pages: 588p
Genre: Classic Romance
Review for BBI Read Along on June (review telat banget)

Jane Austen adalah novelis asal inggris yang banyak menyajikan nuansa romance dalam karya-karyanya. Austen lahir di Hampshire Inggris dan memulai karyanya melalui novel pertamanya Sense and Sensibility yang diterbitkan pada tahun 1811. Elizabeth Bennet dalam Pride and Prejudice adalah tokoh favorit Austen, ia menjadikan Elizabeth Bennet sebagai salah satu tokoh perempuan yang paling banyak dikagumi dalam literatur Inggris. Apa yang membuat Elizabeth Bennet begitu istimewa? Diawal buku terbitan Qanita ini, dikatakan bahwa “perangainya yang tegas, feminis, dan pada saat bersamaan ceria” merupakan hal-hal yang membuat wanita ini istimewa. Mengapa Elizabeth Bennet harus diciptakan bersinggungan dengan feminisme? Ada apa dengan masyarakat inggris saat itu?

Wednesday, April 25, 2012

[Review] A Thousand Splendid Sun, "perempuan-perempuan perkasa dalam karya Khaled Hosseini"


A Thousand Splendid Suns mengisahkan dua wanita dari generasi yang berbeda, Mariam dan Laila. Bagian awal novel ini fokus menceritakan kehidupan Mariam. Ia hidup bersama ibunya, Nana, disebuah gubuk yang terletak jauh dari kota. Sang ayah, Jalil, tidak pernah menikahi ibunya karena status sosialnya. Mariam dan Nana hidup di gubuk kecil serba kekurangan, sedangkan Jalil hidup bersama tiga istrinya di Herat dalam rumah besarnya. Nana telah menceritakan semua kejahatan Jalil kepada Mariam, namun Mariam tetap memuja ayahnya yang biasa mengunjunginya setiap minggu. 

“Camkan ini sekarang, dan ingatlah terus anakku : Seperti jarum kompas yang selalu menunjuk ke utara, telunjuk laki-laki juga selalu teracung untuk menuduh perempuan. Selalu. Ingatlah ini, Mariam.” [hal 20]

Mariam selalu ingin mengunjungi rumah ayahnya di Herat dan ketika keinginannya memuncak, Ia rela mengabaikan larangan ibunya dan menempuh perjalanan ke Herat. Apa yang dijumpainya di Herat membuat Mariam memahami perkataan ibunya selama ini, namun nasi sudah menjadi bubur, ketika ia kembali ke gubuknya, Mariam hanya mendapati tubuh ibunya sudah tidak bernyawa.

Hati pria sangat berbeda dengan rahim ibu, Mariam.
Rahim tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu.
Hanya akulah yang kaumiliki di dunia ini, dan kalau aku mati, kau tak akan punya siapa-siapa lagi.
Tak akan ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kau tidak berarti!

Mariam yang seorang diri dan ketakutan, oleh sang ayah justru dinikahkan dengan seorang duda tua dan dibawa ke Kabul, tempat dimana kehidupan yang sebenarnya menanti Mariam.

Sampai disini saya terus menanti sebuah peristiwa baik yang akan disisipkan sang penulis dalam kehidupan Mariam, namun lagi-lagi saya semakin takut melihat masa depan Mariam. Mariam memasuki rumah barunya di Kabul bersama suaminya, Rasheed. Membaca bagian ini, saya sangat ketakutan, saya takut membayangkan apa yang akan dilakukan Rasheed pada Mariam. Ketika memasuki malam hari, saya bergidik membayangkan Rasheed yang mulai mendekati Mariam. Poor Mariam. Ia tidak bisa menolak Rasheed dan Mariam pun hamil, namun justru saat itulah ia mulai merasa memiliki harapan. Di puncak ketakutan itu, penulis justru membawa saya berkenalan dengan gadis kedua. 

Berkenalan dengan Laila membuat saya sedikit mengendorkan otot-otot saya yang dari awal tegang membaca kisah Mariam. Laila memiliki sahabat laki-laki pincang bernama Tariq. Persahabatan Laila dan Tariq membuat saya sejak awal berharap mereka akan menjadi sepasang kekasih. Namun, penulis tidak memberikan cerita semanis itu. Lewat mata Laila dan Tariq, saya dibawa melihat peperangan yang melanda Afganistan. 

Suatu hari keluarga Tariq memutuskan untuk meninggalkan Kabul yang dirasa sudah tidak aman lagi. Menghadapi perpisahan itu membuat Laila dan Tariq menyadari perasaan mereka masing-masing. Lalu apa yang harus mereka lakukan? Sementara orang tua Laila pun berencana untuk mencari tempat yang baru. Apakah semua rencana itu berhasil? Bagaimana kehidupan Laila dan Tariq selanjutnya? Lalu apa sebenarnya tujuan Khaled Hosseini menceritakan Mariam dan Laila secara bergantian? Novel ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama fokus menceritakan Mariam, bagian kedua fokus menceritakan Laila, dan bagian ketiga menceritakan keduanya secara bergantian. Suatu saat kehidupan mereka pada akhirnya harus bersinggungan satu sama lain. Lalu apa hubungan mereka? 

Khaled Hosseini bercerita dengan latar belakang peperangan dan kekacauan yang sedang melanda Afganistan. Dimulai saat peperangan antara Afganistan dan soviet, lalu diteruskan dengan kepemimpinan Taliban yang justru membuat keadaan Kabul semakin kacau. Dari semua karakter, saya paling menyukai karakter Mariam. Dia sabar dan kuat menghadapi segala sesuatu yang menimpanya. Dan ketika sebuah ungkapan cinta diterimanya, ia bahkan berani mengambil tindakan yang luar biasa.

Novel ini mengandung informasi-informasi menarik yang baru saya ketahui setelah membacanya. Woman in Kabul. Wanita di Kabul tidak diijinkan untuk bekerja dan berkarir seperti laki-laki. Sebelum kepemimpinan Taliban, wanita telah menduduki tempat-tempat yang sejajar dengan pria. Banyak wanita menjadi dosen, guru bahkan pegawai negeri. Ayah Laila adalah salah satu tokoh yang terus mendesak anaknya agar mendapat pendidikan yang layak. Bahkan setelah jalanan semakin kacau, Ayah Laila memutuskan menjadi guru bagi anaknya, hanya agar Laila tidak kekurangan pendidikan. Wanita tidak boleh keluar rumah sendirian. Ia harus ditemani oleh suaminya dan harus menggunakn burqa. Selain itu Khaled Hosseini menggambarkan kehamilan sebagai sebuah harapan akan masa depan yang lebih baik. Mariam hamil dan berharap ia bisa hidup dengan lebih baik. Kehamilan Laila yang membuatnya berjuang untuk terus hidup. Wanita di Kabul hanya dianggap sebagai mesin penghasil anak, khususnya anak laki-laki, selain mesin penghasil anak, wanita bukanlah apa-apa.

Patung Buddha Bamiyan. Monumen patung Buddha yang terletak di lembah Bamiyan merupakan suatu tempat yang oleh Khaled Hosseini digambarkan sebagai tempat yang indah. Daerah yang terletak di jalur sutra yang menghubungkan wilayah india dan tiongkok dengan dunia barat ini berkembang menjadi pusat agama dan filsafat. Patung yang telah lama dipelihara dan dilestarikan ini, pada masa pemerintahan Taliban dihancurkan karena dianggap sebagai berhala.


People’s Pursuit of Love and Freedom. Setiap tokoh dalam novel ini berjuang untuk meraih kebebasan dan menemukan cinta. Mariam yang setelah sekian lama menderita, kesepian, sendirian dan tertekan, justru menjadi lebih berani ketika mengenal Laila. Mariam menjadi kuat karena ia mendapatkan cinta dari Laila yang dianggapnya seperti anak sendiri. Jalil berusaha melakukan setiap hal yang dapat menebus kesalahannya hanya untuk mendapatkan cinta Mariam kembali. 

 Khaled Hosseini lahir di Kabul, Afghanistan di tahun 1965. Ayahnya adalah seorang diplomat dengan Kementrian Luar Negeri Afghanistan. Ibunya mengajar bahasa Farsi dan Sejarah di sebuah sekolah menengah yang besar di Kabul. 
Hosseini adalah seorang Internist dan dia mulai menulis “The Kite Runner” di bulan Maret 2001, saat dia juga sedang praktek sebagai dokter. “The Kite Runner” telah diterbitkan dan menjadi bestseller di 38 negara. Novel keduanya “A Thousand Splendid Suns” diterbitkan di Amerika di Mei 2007 dan telah menjadi bestseller.

Special thing. Buku ini telah berada dalam wishlist saya kurang lebih satu tahun. Entah mengapa selama setahun, saya tidak terpikir untuk membelinya langsung ke toko buku. Jujur saya tidak yakin akan menyukai kisah yang dituturkan oleh Khaled Hosseini ini. Untuk perkenalan yang tertunda itu, kini, membuat saya justru bersyukur karena mendapatkan buku ini sebagai kado dari secret santa versi blog buku Indonesia. Pada bulan desember 2011, kami yang tergabung dalam blog buku Indonesia mengadakan suatu event tukar kado antar sesama member, saya mendapat kesempatan untuk memberikan kado kepada salah seorang teman yang berada di medan, namun saya tidak tahu siapa yang akan memberikan saya kado, that’s why sang pemberi kado populer dengan nama #SS(Secret Santa). Kegembiraan mulai terasa dalam group ketika masing-masing mulai menerima buntelan kado secret santa dan akhirnya pada awal januari buku ini mendatangi saya. Lalu apakah asumsi saya yang tidak akan menyukai kisah ini tetap ada setelah berkenalan dengan buku ini? NO. This book was a mirror of life, people’s pursuit of love and freedom.

Terimakasih untuk Mia Prasetya yang telah memulai perkenalan saya dengan A Thousand Splendid Sun.

---------------------------------------
Judul : A Thousand Splendid Suns
Penulis : Khaled Hosseini
Penerbit : Qanita
Terbit : Mei 2011 (Cetakan II)
Tebal : 512 hal
ISBN : 978-602-8579-52-0
---------------------------------------

Monday, April 4, 2011

Review : The Secret Garden


Taman adalah pusat ide  dari buku yang pertama kali diterbitkan tahun 1911 oleh Frederick A. Stokes (US) ini. Great Maytham Hall Garden, inggris,  adalah tempat yang memberikan inspirasi kepada Burnet untuk menggambarkan tatanan taman rahasia di dalam buku ini, meskipun menurut sumber Wikipedia,secara fisik keduanya sangat berbeda.


The Secret Garden menceritakan seorang anak sepuluh tahun, Mary Lennox, yang hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya di wilayah india. Ibunya memerintahkan agar semua orang menuruti permintaannya supaya dia tidak “berisik” dan mengganggu ibunya. Mary tumbuh menjadi seorang anak yang selalu dituruti. Suatu hari, wabah kolera menyerang keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Setelah kematian ibunya akibat kolera, Mary dibawa untuk menemui pamanya yang tinggal di Misselthwaite Manor, Yorkshire, Inggris.


 Di rumah pamannya yang besar dan sunyi, Mary merasa sangat kesepian. Namun hal itu mulai berubah ketika dia mengetahui sebuah rahasia di rumah itu lewat seorang tukang kebun. Konon ada sebuah taman yang dipenuhi dengan tumbuhan mawar dan bermacam-macam tumbuhan lainnya. Taman itu digambarkan sebagai sebuah tempat yang sangat indah, khususnya di musim semi ketika semua bunga bermekaran. Taman itu hanya dimasuki oleh istri pamannya. Namun, suatu hari istri pamannya itu meninggal. Pamannya mengunci pintu menuju taman itu dan menguburkan kuncinya. Telah sepuluh tahun berlalu dan tidak ada seorang pun yang mengetahui keberadaan taman itu. Mary mulai bersemangat untuk mencari pintu menuju taman itu, ia mengharapkan taman itu menjadi taman rahasia untuknya sendiri. “Tidak ada seorang pun yang dapat menemukanku jika aku berada didalam taman itu”, begitu pikirnya.

Bersamaan dengan semangat pencarian itu, Mary juga mulai menemukan hal-hal lain di dalam rumah itu. Suatu malam, Mary mendengar tangisan seorang anak. Tangisan itu semacam amukan yang terdengar jauh, namun Mary yakin berasal dari salah satu kamar di dalam rumah itu. Ketika dia bertanya, tidak ada yang memberikannya jawaban, sehingga dia memutuskan untuk mencari asal suara tangisan itu.

Wangi-wangian mawar dan bunga snowdrops yang digambarkan di dalam buku seringkali membuat saya berusaha untuk membauinya walaupun akhirnya yang sampai kehidung saya hanyalah bau terasi dan masakan di sekitar.



Melalui buku ini, Burnett mampu menyampaikan peran besar berbagai mahluk hidup, udara yang segar serta keyakinan dan usaha yang kuat  untuk sebuah kesembuhan.

Persahabatan dari dalam Secret Garden ini akan memikat jiwa setiap anak dan menyentuh hati setiap orang dewasa. Mungkin bagi anda yang terlalu sibuk dengan keramaian kota akan membutuhkan kisah dari tengah padang kerangas ini untuk menyegarkan kembali pikiran anda.

---------------------------------
Judul   : The Secret Garden
Penulis : Frances Hodgson Burnett
Penerbit: Qanita
Terbit  : Agustus 2009
Tebal   : 460 hal
---------------------------------

Tuesday, March 15, 2011

Review : To Kill A Mocking Bird




Scout : Tidak Jem, kukira hanya ada satu jenis manusia.  Manusia.

Jem  :  Pikirku juga begitu. Kalau hanya ada satu jenis manusia, mengapa mereka tidak  bisa  rukun? Kalau mereka semua sama, mengapa mereka merepotkan diri untuk saling membenci?

To kill a mockingbird dikisahkan dengan sederhana melalui sudut pandang gadis berusia delapan tahun yang hidup dilingkungan Maycomb County wilayah Alabama, Jean louis “Scout” finch. Scout hidup bersama kakaknya Jeremy “Jem” finch dan ayahnya Atticus Finch yang adalah seorang pengacara di wilayah itu. Bagian awal novel ini menceritakan kehidupan anak-anak Scout, Jem dan Dill yang suka melakukan hal-hal yang mencemaskan ayahnya. Mereka mempunyai tetangga, keluarga Radley, yang tidak pernah keluar rumah selama bertahun-tahun. Kebiasaan keluarga Radley ini memunculkan banyak prasangka dari lingkungan maycomb, termasuk dari Scout, Jem dan Dill. Suatu hari, munculah sebuah ide untuk memancing Boo Radley, salah seorang anggota keluarga Radley untuk keluar dari rumah. Mereka menggunakan macam-macam cara untuk menarik perhatian Boo Radley, namun setiap kali mereka mencoba, mereka tidak pernah mendapatkan jawaban yang mereka inginkan, sebaliknya mereka semakin dibingungkan dengan berbagai hal tidak terduga yang terjadi.

Chapter-chapter awal dari novel ini menegaskan berbagai macam karakter tokoh didalamnya. Harper Lee menyampaikannya dengan cermat lewat berbagai keterlibatan Scout dengan para tetangganya. Selain itu, novel ini menggambarkan tingkatan penghargaan martabat seseorang di lingkungan itu, mulai dari keluarga Finch yang dianggap merupakan keluarga terhormat dan terpelajar sampai warga kulit hitam yang selalu menjadi budak dan dianggap rendah. Penghargaan terhadap kesetaraan ras? Hal itu tidak akan ditemukan dikehidupan masyarakat maycomb pada masa itu. Namun, disuatu sudut tertentu, Harper Lee mengingatkan pembacanya  mengenai kesalahan persepsi itu lewat kacamata Atticus Finch yang selalu memandang bahwa setiap orang harus diperlakukan dengan cara yang sama. 

Suatu hari, Atticus Finch diminta untuk menjadi pengacara pembela Tom Robinson, seorang kulit hitam yang dituduh memperkosa seorang gadis kulit putih. Atticus Finch membela Tom robinson tanpa memandang perbedaan ras diantara mereka, sehingga berbagai kecaman pun datang, dan Scout serta Jem turut merasakan perubahan yang tiba-tiba ini. Menjawab berbagai kecaman yang diarahkan pada mereka, Atticus Finch hanya berkata :

"Tetapi sebelum aku mampu hidup bersama orang lain, aku harus hidup dengan diriku sendiri. Satu hal yang tidak tunduk pada mayoritas adalah nurani seseorang"

Jawaban diatas termasuk salah satu statement Atticus Finch yang menggambarkan kebijaksanaan yang dimilikinya, seorang pengacara yang hampir tidak pernah lepas kontrol dan terus mengajarkan anak-anaknya cara untuk hidup menjadi pria dan wanita terhormat.

Buku ini akan sangat bermanfaat melintasi usia dan mendidik setiap pembacanya dengan berbagai cara hidup yang luar biasa. Pada akhirnya, apa yang disebut prasangka itu adalah sia-sia. 

Kau boleh menembak burung bluejay sebanyak yang kau mau, tetapi ingat, membunuh mocking bird - itu dosa.

Kenapa itu dosa? Silahkan temukan jawabannya didalam 533 halamannya (Terbitan Qanita: versi gold edition)


-------------------------------------
Judul   : To Kill A Mockingbird
Penulis : Harper Lee
Penerbit: Qanita
Terbit  : Oktober 2010 (Gold Edition)
Tebal   : 536 hal
-------------------------------------