Title: Pompeii
Author: Robert Harris
Publisher: Gramedia Pustaka
Utama
Published: September 2009
Pages: 392p
ISBN: 9789792249446
Robert Harris adalah salah seorang penulis yang membuat
sejarah sangat menarik untuk dinikmati. Konon sejarah adalah topik membosankan
untukku yang semasa sekolah belajar sejarah dengan metode mencatat isi buku
tanpa memahaminya. Kali ini Robert Harris mengenalkanku pada salah satu
peristiwa gunung meletus sekitar tahun 79 M yang menelan kota Pompeii di daerah
pemerintahan Romawi kuno. Pompeii merupakan salah satu kota di daerah teluk
Naples yang berkembang dengan sangat mewah untuk orang-orang terkemuka pada
masa Romawi kuno. Di kota Pompeii, orang-orang kaya menghabiskan waktu mereka
di ampiteater, cafe, permandian air panas, rumah pelacuran dan resort-resort
mewah. Kota yang dilengkapi dengan port pelabuhan ini diapit oleh beberapa kota
lain dengan sistem pengairan yang sangat komplex dan saling terhubung satu sama
lain.
Di buku ini, Robert Harris mengambil sudut pandang seorang
insinyur yang berperan menjadi Aquarius, ahli teknik hidrolika yang berhubungan
dengan pengairan, bendungan, selat, kanal, atau tanggul. Marcus Attilius Primus
ditugaskan oleh Kaisar Roma untuk menangani Aqua Augusta, saluran air yang
menghubungkan beberapa kota di area teluk Naples, karena Aquarius sebelumnya, Exomnius,
tiba-tiba menghilang. Attilius yang memulai tugasnya di Misenum sejak awal
berhadapan dengan ancaman kekeringan, air yang seharusnya mengalir deras lewat
saluran Aqua Augusta terancam berhenti mengalir, ditambah adanya kontaminasi
belerang dalam saluran air. Dengan bantuan Laksamana Pliny, Attilius pun harus
mencari asal kerusakan di Aqua Augusta, yang membawanya harus menuju kaki
gunung Vesuvius di dekat kota Pompeii. Keterbatasan pengetahuan dan ketiadaan organisasi
yang memahami vulakonologi dan mitigasi bencana geologi, warga sekitar teluk
Naples, termasuk Attilius tidak memahami tanda-tanda yang telah diberikan oleh
alam akan adanya bahaya yang mengancam jiwa jutaan manusia yang menghuni
kota-kota di sekitar Gunung Vesuvius. Attilius tidak hanya berangkat menuju
pusat bencana, tetapi dia juga dipersulit dengan politik kotor orang kaya di
kota Pompeii yang juga mengancam jiwanya. Pada akhirnya, Attilius tidak hanya
berhadapan dengan masalah saluran air Augusta, tetapi juga terlilit dalam misteri
menghilangnya Exomnius dan pertemuannya dengan Corelia, seorang gadis yang
membuatnya ingin menantang bahaya demi keselamatannya.
Buku ini ditulis dengan plot dua hari sebelum letusan gunung
Vesuvius yang mengubur kota Pompeii bertahun-tahun lamanya, hingga ditemukan
kembali secara tidak sengaja sekitar tahun 1748. Gambaran letusan Vesuvius
diperoleh dari catatan Pliny muda yang sesungguhnya adalah keponakan dari
laksamana Pliny yang digambarkan oleh Robert Harris di dalam novel ini. Robert
Harris menggunakan nama asli beberapa orang yang dalam catatan sejarah menjadi
bagian dari peristiwa ini. Reruntuhan Pompeii dan beberapa kota di wilayah Campania,
Italia, kini menjadi salah satu situs warisan dunia yang dilestarikan oleh UNESCO.
Gedung-gedung yang telah lama terkubur dalam ketebalan debu erupsi Vesuvius
tidak menghancurkan seluruh kota, bahkan ada beberapa lukisan yang masih
berhasil di selamatkan setelah usaha penggalian dilakukan.
Gramedia
menerjamahkan buku ini dengan cukup baik, sehingga tidak membuat detail
gambaran yang disampaikan oleh Robert Harris menjadi kaku. Aku hanya memberikan 3 bintang untuk buku ini,
meskipun rasanya aneh memberikan 3 bintang pada hasil karya Robert Harris,
tetapi rasanya buku ini memang tidak bisa dibandingkan dengan buku Robert
Harris lainnya seperti Imperium dan Conspirata yang pernah aku berikan rating 4
bintang karena plot yang lebih kompleks dan menarik.
Count
as,
Lucky
No 15 Reading Challenge hosted by Astrid Lim
“It’s been there forever” |
2015
TBR Pile Challenge hosted by Adam
Aku malah duluan baca Pompeii ini dibandingkan Imperium ^^ malah lebih suka Pompeii. Conspirata belum sempat kubaca sih ^^ bukunya masih nangkring di rak.
ReplyDeletePompeii bagus sih...cuma ya karna natural disaster yaa..jadi konfliknya terasa kurang. Aku lebih suka Imperium tuh karna konfliknya antar people keren :)
Deletewaah aku boleh pinjem bukunyaa imperium and consiratanyaa gak??
ReplyDeletekalau mau beli dimana jg..
:((
Bagus pompeii aku sdh pernah baca, seneng dg deskripsi kanal kanal air di pompeii
ReplyDeleteBelum sempat baca POMPEII. yg aku baca IMPERIUM. Karya2 Robert Harris emang jempolan 👍
ReplyDelete