Title: Coraline
Author: Neil Gaiman
Publisher: Gramedia Pustaka
Utama
Published: November 2004
Pages: 232p
ISBN: 978-979-22-1111-5
SYNOPSIS
Di flat yang ditempati keluarga Coraline ada
21 jendela dan 14 pintu. Tiga belas pintu bisa membuka-menutup, pintu ke-14
dikunci, dan dibaliknya hanya ada tembok batu bata. Suatu hari Coraline membuka
pintu itu, dan menemukan lorong ke flat lain, di rumah lain yang persis
dirumahnya.
Mulanya semuanya tampak menyenangkan di flat
itu. Makanannya lebih enak. Mainan-mainannya mengasyikkan. Tapi di sana ada ibu
lain, ayah lain, dan mereka ingin menahan Coraline di situ selama-lamanya.
Mereka ingin mengubahnya dan tidak melepaskannya lagi.
Di rumah itu juga ada anak-anak lain yang
terperangkap, jiwa-jiwa yang dipenjara di balik cermin. Dan Coraline
satu-satunya harapan mereka untuk selamat.
MY THOUGHT
Saat awal
memulai buku ini, aku berpikir “buku anak seperti apa yang memiliki cover
begitu kelam, berwarna hitam dengan karikatur evil yang ingin menguasai”, karena itu saat pertama kali membaca
buku ini, tidak sampai 10 halaman pertama, aku lantas meletakkannya kembali dan
meninggalkannya dalam waktu yang lama. Walaupun nama Neil Gaiman begitu marak
dibicarakan, namun buku ini tetap tinggal di timbunanku tanpa tersentuh. Sampai
suatu malam di bulan Juli aku ingin membaca sebuah kisah yang ringan dan cepat,
aku pun akhirnya bertemu kembali dengan buku ini, namun kali ini aku mampu menyelesaikannya
dalam waktu kurang dari dua jam. Cerita yang kutemukan seperti yang kuharapkan,
ringan dan mengalir dengan cepat, ada sedikit sentuhan horor namun tidak
terlalu menakutkan. Karena itu buku ini pun sangat cocok dibaca untuk anak-anak
usia sekitar 8 – 12 tahun.
Buku ini
awalnya menampilkan kebiasaan keluarga Coraline, makanan-makanan yang disiapkan
oleh ayahnya namun tidak disukainya, barang-barang yang ingin dimilikinya namun
tidak dipenuhi oleh ibunya. Namun ketika memasuki dunia lain yang mirip dengan
dunianya, ia menemukan semua hal diinginkannya dengan mudah sudah tersedia.
Awalnya hal itu membuat Coraline sangat bersemangat, makanan-makanannya enak,
pakaian yang bagus di lemarinya, dia memiliki semua hal yang diinginkannya
dalam sekejap. Namun pada saat inilah Gaiman menyampaikan pesan penting melalui
sosok Coraline,
“Kau benar-benar tidak mengerti, ya?...Aku
tidak ingin memperoleh semua yang kukehendaki. Tidak ada orang yang mau begitu.
Tidak ada. Apa enaknya kalau aku memperoleh segala sesuatu yang kuinginkan?
Dengan begitu saja, dan semuanya jadi tidak berarti. Lalu apa selanjutnya?”
(hal 170)
Sekian lama
mendengar nama besar Neil Gaiman, baru kali ini dapat mencicipi salah satu karyanya.
Coraline mengenalkanku pada imajinasi Gaiman yang ingin menantang setiap anak
untuk menyukai petualangan dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun
harus dilengkapi dengan keberanian untuk menghadapi apapun yang ditemui dalam
perjalanan mengarungi petualangan itu. Gaiman juga mengajar setiap anak bahkan
orang dewasa untuk bersyukur dengan apa yang telah tersedia. Mereka akan
menemukan semangat petualangan dan keberanian dalam sosok Coraline.
“Sebab, kata Coraline, kalau kau merasa takut, tapi tetap nekat maju
terus, itu namanya berani” (hal 85)
Tiga bintang untuk petualangan Coraline.
THE AUTHOR
Mengenai Neil
Gaiman, aku yakin sebagian besar orang yang membaca review ini sudah tahu
hampir semua informasi mengenai penulis asal inggris ini. Jika ada yang ingin
tahu lebih detail tentang Gaiman, silahkan mengunjungi Biografinya. Di bagian ini,
aku ingin berbagi 14 hal yang mungkin tidak diketahui sebagian besar orang
mengenai Gaiman, tentu saja bukan berarti aku adalah sahabat baik sang penulis ,
aku pun mengutip ini dari sebuah sumber*.
14 things you
didn’t know about Neil Gaiman:
- His favorite cheese is Wensleydale.
- He believes that books have genders and Coraline is Girl’s book.
- His favorites Filipino mythological character is the manananggal.
- He has a writing shed.
- He wrote Anansi Boys with a lamy 2000 fountain pen.
- His least favorite sound is the squel of car brakes.
- He had a talking cat.
- He is a beekeeper.
- When he was 16, he started a magazine called Metro with three friends.
- Sushi is his favorite comfort food.
- He has his very own Neil Gaiman rat figurine.
- His favorite thing to cook is omelettes.
- When he was kid, he alphabetized all the books on his bookshelf.
- He begin The Ocean at the End of the Lane as a short story.
aku agak kurang suka sih ama Caroline, cuma kasih 3*, tapi penasaran ama karya2 Gaiman lainnya
ReplyDeleteKesanku sendiri sih biasa aja mastez..suka tpi yaa hanya suka ug bisa lewat begitu saja :)
DeleteMakanya aq pengen nyoba buku2 gaiman yg lain, mungkin bakal ada yg bisa lebih kusukai dari Coraline
Btw namanya Coraline ya mastez..bukan Caroline :D
ini pernah difilemin gak sih? rasanya aku pernah lihat postingan temen di LJ tentang film horor judulnya Coraline.
ReplyDeleteBtw, Coral ya bukan Carol...pantesan, hitam banget covernya (lol?)
Coraline ini agak beda, pertama kali baca tdk terlalu suka, lalu baca kedua kalinya lmyn lebih suka, filmnya juga lmyn seru :D sdh pernah baca Neverwhere ? Coba deh,jauh lebih keren dan bagus :D
ReplyDeleteBtw, mbak Essy, head cover blog-nya bikin ngiler berat nih >,<
DeleteIya aku bakal coba baca Neverwhere, masalahnya bukuku itu entah menghilang kemana hahaha...btw aku sengaja baca ini supaya aku punya gambaran ttg Neil Gaiman sebelum aku baca buku barunya itu :)
DeleteIya aku juga ngiler kok sama cloth bound books itu..mahalnyoo tu lohh
Coraline itu nama yang keren :D aku suka buku ini, termasuk buku anak yang seru meski nggak sebagus graveyard book. Personally aku suka Gaiman tapi ada beberapa bukunya yang menurutku terlalu overrated :D
ReplyDeleteAku baru kali ini baca Gaiman, nah next bakal baca buku barunya
DeleteHabis baca Coraline, dan sebelumnya udah baca Graveyard Book. Suka dua-duanya, tapi justru lebih menikmati Coraline :D
ReplyDeleteEmang gelap teori yg ada di film Coraline ini
ReplyDelete