Title: Harry Potter and Deadly Hallows
Author : JK Rowling
Publisher: Gramedia Pustaka
Utama (GPU)
Pubslihed: Januari 2008
Pages: 1008p
ISBN: 978-979-22-3348-3
Buku ketujuh ini
seharusnya menceritakan tahun ke-7 Harry berada di Hogwartz, namun peristiwa menyedihkan
di akhir buku ke-6 memantapkan tekad Harry untuk meninggalkan Hogwartz dan
melakukan tugas yang harus dipikulnya. Menjadi tugas Harry untuk menemukan
Hocrux yang diciptakan oleh Sang Pangeran Kegelapan. Pecahan jiwa Voldemort
tersimpan di dalam setiap Hocrux dan selama Hocrux itu masih utuh, Voldemort
takkan pernah bisa dikalahkan.
Yang memiliki kekuatan untuk menaklukan
Pangeran Kegelapan sudah dekat...dilahirkan kepada mereka yang telah tiga kali
menentangnya, dilahirkan bersamaan dengan matinya bulan ketujuh...dan Pangeran
Kegelapan akan menandainya sebagai tandingannya, tetapi dia akan memiliki
kekuatan yang tidak diketahui Pangeran Kegelapan...dan salah satu harus mati di
tangan yang lain, karena yang satu tak bisa hidup sementara yang lain bertahan.
Begitu bunyi
ramalan Profesor Trelawney mengenai nasib Harry dan Voldemort. Harry menyadari
ia harus membunuh atau mati dibunuh. Namun demi semua orang yang dicintainya,
ia bertekad untuk membinasakan Sang Pangeran Kegelapan. Kedua sahabatnya, Ron
dan Hermione, selalu setia menemaninya dalam pencarian Hocrux, terkadang muncul
ketegangan diantara mereka, namun setiap orang selalu punya keinginan untuk kembali.
Tak diragukan lagi Dumbledore sangat memahami hal ini sehingga ia pun
mewariskan kepada mereka masing-masing sesuatu yang berharga sesuai dengan
kebutuhan mereka. Perjalanan mencari Hocrux pun membawa mereka mengenal relikui
kematian dan tanpa disadari, Harry pun dihadapkan pada dua hal yang harus
dipilihnya dengan bijaksana. Apakah Hocrux begitu penting ketika ia dapat
menjadi penakluk relikui kematian?
Setengah tahun
ini, kehangatan kisah ciptaan Madam JK Rowling ini menemaniku kembali. Melalui
event Hotter Potter yang diadakan oleh Surgabuku, aku menemukan kembali
kecintaanku pada dunia sihir Harry Potter. Aku kembali mengingat keinginanku
untuk punya pacar seperti Ron, kakak-kakak seperti Fred dan George, sahabat
seperti Hermione, Harry, Ginny, Luna, Neville dan Dobby, kakek seperti
Dumbledore, paman seperti Snape dan keluarga seperti Mrs Weasley. Aku jatuh cinta
pada mereka semua. Aku pun masih terheran-heran bagaimana Madam JK Rowling
disatu sisi menciptakan tokoh-tokoh lovable seperti keluarga Weasley dan disisi
lain berhasil menampilkan dengan penuh penghayatan tokoh menyebalkan seperti
Umbridge.
Di buku ini aku
sangat menyukai tulisan Elphias Doge tentang Dumbledore. Aku sanggup membacanya
berkali-kali tanpa merasa bosan, banyak hal yang bisa ditiru dalam kisah
Dumbledore. Seandainya saja Madam JK Rowling bersedia menuliskan satu kisah
khusus bercerita tentang Dumbledore, that
would be a great story. Harus kuakui Madam JK Rowling punya selera humor
yang luar biasa. Membayangkan celotehan Ron serta semua perbuatan Fred dan
George bisa menjadi pelepas kepenatan di akhir hariku. Coba lihat saja “You-Know-Who”
berubah menjadi “You-Knoo-Phoo” atau “Vol-De-Mort” yang menjadi “Vol-Au-Vent”. Bahkan
kejengkelanku pada Peeves pun berubah saat mendengarkan nyanyiannya.
“Kita berhasil, kita hancurkan mereka, si
Potter menang, dan Voldy sudah pergi, jadi mari kita bersenang-senang”
Sayangnya ketika
membaca kembali buku ini, aku menyadari bahwa bagian akhir buku ini ditampilkan
dengan sangat jelek di dalam film. Pertempuran terakhir antara Harry dan Voldemort
tampak dipaksakan. Versi pertempuran menurut buku justru lebih membuat orang
tercengang dan diam membisu menyaksikannya, tentu saja dalam imajinasi
masing-masing. Entah mengapa filmnya harus ditampilkan dengan cara berlebihan
seperti itu, padahal cukup menampilkan apa adanya saja akan lebih menarik.
Ada satu
pertanyaan terakhir lagi yang masih menggangguku. Jika semua foto kepala
sekolah Hogwartz terpajang dalam ruang kepala sekolah, lalu mengapa foto Snape
tidak ada disana setelah dia “pergi”. Aku hanya membayangkan jika foto itu ada
disana, bukankah setelah pertempuran, Harry memiliki kesempatan untuk pertama
kalinya memandang Profesor Snape dengan rasa hormat dan terimakasih? Akhirnya
perpisahan pun tidak dapat dihindari dan sebagai penutup review buku terakhir ini,
aku ingin menulis surat singkat untuk Madam JK Rowling,
Dear JK Rowling,
While i am writing this review and letter,
my watch shows me 23:00 pm on 30 July 2013, means just an hour before i turn
27. Yes...i was born when the seventh months dies but thank God the Dark Lord
didn’t mark me as his equal :)
I love your magical world, it is a treasure
for me, so i will keep your book and make sure my little boy or girl will see
it. If you can understand my word above, you will see how your story amazed me
in so many ways, i wish to have such a
wonderful friendship like Harry-Ron-Hermione, especially a boyfriend like Ron.
Every time i finished read one of the
series, i always wonder what was exactly in your mind when the idea comes to
you? How was your first reaction about it? Have you got the whole picture in
the first time you imagined it? You’ve created such a beautiful world, full of
love and humour and fyi, i love Weasleys as much as i hate Umbridge.
Sincerely,
No comments:
Post a Comment