Showing posts with label Short Stories. Show all posts
Showing posts with label Short Stories. Show all posts

Friday, March 29, 2013

[Review] Interpreter of Maladies by Jhumpa Lahiri


Title: Interpreter of Maladies
Author: Jhumpa Lahiri
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Published: December 2006
Pages: 248p
ISBN: 979-22-2518-8

Interpreter of Maladies memperkenalkan saya, untuk pertama kalinya pada sastra India. Entah tepat atau tidak menyebut karya Jhumpa Lahiri ini sebagai sastra India, mengingat sang penulis sendiri dilahirkan dan dibesarkan dengan budaya Amerika. Buku ini adalah kumpulan cerpen yang memuat 9 cerita pendek bercorak India dan Amerika. Kesembilan kisah ini, meskipun disajikan dalam bentuk fiksi, jika diamati lebih cermat, justru memuat gambaran kehidupan nyata pada masa yang berbeda-beda. Terjepit diantara dua budaya yang berbeda, Jhumpa Lahiri, menyuguhkan sudut pandang Imigran India yang pindah ke Amerika, hubungan diantara keluarga, akibat dari sebuah peradaban dan budaya, dan tanggungjawab seorang penerjemah.

Friday, April 27, 2012

[Review] Di Mana Ada Cinta, Di Sana Tuhan Ada



“Dan yang kepadanya ditampar di salah satu pipi, hendaklah menawarkan pipi lainnya; dan ia yang mengambil jubahmu jangan dilarang untuk juga mengambil jaketmu. Berikan kepada semua orang apa yang mereka pintakan kepadamu” [hal 12]

Dari ungkapan diatas, tidakkah anda dapat melihat sebuah arti yang sangat jelas mengenai arahan untuk hidup saling mengasihi? Manusia diciptakan dan dibekali dengan kemampuan untuk mencintai dan mengasihi orang lain namun bersamaan dengan itu dunia tempat manusia hidup dipenuhi dengan berbagai macam hal yang membuat manusia tidak mampu mengekspresikan cinta tersebut. Karya Leo Tolstoy ini mungkin mampu mengingatkan anda untuk kembali menemukan cara-cara sederhana untuk hidup dengan cara yang memang sejak awal dimintakan kepada kita. Ada lima cerita dalam buku ini, dan judul “Di mana ada cinta di sana Tuhan ada” diambil dari judul cerita pertama.

“Aku pernah menjadi seorang yang lapar dan kau memberiku daging; aku pernah kehausan dan kau memberiku minum; aku pernah menjadi seorang asing dan kau mengajakku masuk…Oleh karena kau telah melakukannya kepada salah satu saudaraku, berarti kau telah melakukannya kepadaku”
[hal 31]

Cerita pertama mengisahkan seorang pengrajin sepatu bernama Martin Avdeich yang kehilangan semua anggota keluarganya. Martin menyalahkan Tuhan atas keadaan yang menimpanya itu, namun kunjungan seorang lelaki Tua yang berasal dari sebuah Biara mengingatkan Martin bahwa ia seharusnya hidup untuk Tuhan. Martin mendengarkan ajaran itu, sehingga ia mulai berubah, ia mulai membaca kitab suci setiap hari dan belajar memahaminya. Suatu hari ia mendengar suara yang berkata kepadanya “Aku akan datang”. Wahh Martin berpikir Tuhan akan datang kerumahku. Lalu apakah itu benar? Apakah ia akan melihat Tuhan?

“When you can't forGIVE, you can’t forGET. Therefore you can’t get the grace of God”

Ivan Dimitrich Aksionov berangkat dari kota Vladimir menuju kota Nizhmi untuk mengikuti pasar malam. Dalam perjalanannya, ia menginap di sebuah penginapan bersama orang-orang asing lainnya yang juga sedang melakukan perjalanan. Pada saat itu seorang asing terbunuh dan pisau yang digunakan untuk membunuh ditemukan dalam barang-barang Ivan. Hidup Ivan seketika berubah, alih-alih bisa kembali kepada keluarganya, ia justru dijebloskan kedalam penjara. Cerita yang kedua ini berjudul “Tuhan tahu, tapi menunggu”. Bagaimana hidup Ivan selanjutnya? Satu hal yang pasti ia akan belajar suatu hal yang luar biasa dalam pengalaman buruknya itu.

“Iman sebesar biji sesawi saja mampu memindahkan gunung”

Tiga orang pertapa yang sudah tua hidup di sebuah pulau terpencil. Mereka bertiga jarang berbicara. Mereka berkomitmen untuk melayani Tuhan namun dengan cara mereka sendiri. Suatu hari seorang uskup yang sedang berlayar mendengar cerita tentang mereka bertiga dan memutuskan untuk menghampiri dan mengajari mereka cara berdoa yang benar. Perkenalan sang uskup dengan ketiga pertapa ini justru menjadi pelajaran bagi sang uskup sendiri karena sebuah peristiwa menakjubkan terjadi diantara mereka yang membuat sang uskup menjadi saksi perbuatan iman. Cerita ketiga ini berjudul “Tiga Pertapa” dan membuat saya ingin sekali berada di kapal yang sama dengan sang uskup untuk menyaksikan ketiga pertapa itu.

“Apa yang paling penting dalam hidupmu?”

Cerpen keempat berjudul “Majikan & Pelayan”, mengisahkan dua orang dengan latar belakang dan karakter yang berbeda. Nikita adalah seorang pelayanan yang bekerja pada majikannya, Vasili Andreyevich. Vasili adalah orang yang sangat perhitungan dan cenderung suka menipu. Kehidupan mereka baik-baik saja sampai suatu hari mereka berdua melakukan perjalanan. Yang terpenting bukanlah tujuan, namun perjalanannya. Tetapi perjalanan seringkali mengubah tujuan awal. Demikian juga yang terjadi kepada sang majikan dan pelayanannya yang pada akhirnya menemukan jawaban terhadap pertanyaan diatas.

“Apa gunanya menyebrang mencari Tuhan, bila selama itu aku kehilangan kebenaran yang ada di dalam diriku” [hal 171]

Dua orang sahabat, Efim Tarasitch Shevelef dan Elisha Bodrof, berencana untuk melakukan ziarah ke Yerusalem. Elisha yang sangat bersemangat untuk perjalanan itu, sementara Efim sangat perhitungan. Efim tidak berani meninggalkan bisnisnya, ia takut anak-anaknya tidak bisa menjalankan bisnis tanpa dirinya. Berbagai kekhawatiran melanda kehidupan Efim, namun suatu hari Elisha berhasil meyakinkan sahabatnya untuk meninggalkan semua kekahwatiran itu sejenak dan memulai perjalanan mereka. Di tengah perjalanan mereka, Elisha mampir untuk meminta minum dari sebuah rumah yang ia lewati. Ia menyuruh Efim untuk terus berjalan dan berjanji akan segera menyusulnya. Saat masuk ke rumah itu, Elisha menemukan keadaan yang sangat menyedihkan. Semua anggota keluarga dalam rumah itu hampir tidak bisa berdiri karena kelaparan. Hati Elisha tergerak untuk membantu mereka namun itu berarti ia harus mengorbankan banyak hal termasuk waktu, uang, bahkan tujuan perjalanannya untuk beribadah. Lalu apakah Elisha mampu sampai ke Yerusalem? Apa yang terjadi dengan Efim yang menempuh perjalanan sendiri? Cerita terakhir ini berjudul “Dua Lelaki Tua”.

Dari kelima cerita dalam buku ini, saya memilih cerita pertama dan terakhir menjadi favorit saya. Leo Tolstoy menyampaikan pesan-pesan moral yang dibungkus dengan sangat menarik namun sederhana. Leo Tolstoy dikenal sebagai sastrawan dunia asal Rusia yang banyak menyampaikan pemikiran-pemikiran moralitas dan sosial. Dua adi karya Leo Tolstoy yang sangat terkenal adalah War and Peace dan Anna Karenina. Saya suka dengan cover dari serambi ini, begitu pula dengan terjemahannya yang mengalir dan enak dibaca.

-------------------------------------------------------
Judul : Di Mana Ada Cinta Di Sana Tuhan Ada
Penulis : Leo Tolstoy
Penerbit : Serambi
Terbit : Februari 2011
Tebal : 197
ISBN : 978-979-024-240-1
-------------------------------------------------------

Thursday, May 5, 2011

Review : Hansel dan Gretel


Ternyata semua dongeng kesukaanku semasa kecil terangkum didalam buku ini. Jika harus membandingkannya dengan gadis korek api, maka saya lebih menyukai dongeng-dongeng yang telah dikumpulkan oleh Grimm Bersaudara ini. Ada beberapa kisah yang masih membekas sejak masa kanak-kanak ataupun remaja, namun juga meninggalkan bentuk yang beragam. Salah satu contoh adalah dongeng tentang rapunzel yang filmnya belum lama ini beredar kembali. Didalam dongeng yang tertulis di buku ini, disebutkan bahwa si penyihir yang memotong rambut rapunzel karena marah kepadanya, namun pada cerita rapunzel yang pernah difilm-kan, dijelaskan bahwa rapunzel sendirilah yang memotong rambutnya, sebaliknya si penyihir tidak ingin rambut itu dipotong, jika rambut rapunzel dipotong maka si penyihir akan kehilangan wajah cantiknya dan menjadi tua seketika. Banyak sekali metamorfosis yang terjadi didalam sebuah dongeng yang telah diceritakan turun temurun.

Grim bersaudara (Jacob dan Wilhelm) yang adalah dua orang akademisi asal Jerman ini, telah berhasil merangkum berbagai kisah rakyat lewat berbagai penelitian. Menurut Wikipedia : Jacob melakukan lebih banyak riset dan penelitian sedangkan Wilhelm yang lebih lemah, menyusun kata-kata dan menyajikan cerita tersebut dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti oleh anak-anak. Dan jadilah sebuah karya kumpulan dongeng yang dengan diperantarai oleh penerbit atria (sekali lagi thanks to penerbit atria) bisa dinikmati oleh pembaca Indonesia dengan harga murah (saya kan dapat buntelan jadi gak beli). Berikut ini adalah 19 dongeng tersebut :
  1. Musisi dari Bremen
  2. Teka-teki
  3. Tom Ibu Jari
  4. Briar Rose
  5. Dua Belas Putri yang Menari
  6. Pengantin Perampok
  7. Ratu Lebah
  8. Raja Janggut Mengerikan
  9. Peri Pembuat Sepatu
  10. Aschenputtel
  11. Hansel dan Gretel
  12. Serigala dan Tujuh Kambing Kecil
  13. Pangeran Katak
  14. Frau Holle
  15. Rumpelstiltskin
  16. Tiga Pemintal
  17. Gadis Angsa
  18. Rapunzel
  19. Snow White

Membandingkan dengan dongeng terbitan atria lainnya, maka Hansel dan Gretel cenderung lebih bersih dari typo. Namun, di halaman 126 pada dongeng tentang Frau Holle, saya menemukan sebuah kalimat yang tidak saya pahami :
Hatta, Frau Holle memegang tanganya dan menuntunnya ke sebuah gerbang”
Saya tidak memahami maksud kata Hatta pada kalimat diatas. Rasanya sangat janggal karena kata itu tiba-tiba muncul tanpa penjelasan siapa atau apa yang dimaksud dengan “Hatta”.  Seperti pada gadis korek api, yang diterbitkan oleh atria, buku yang satu ini pun tidak mencantumkan daftar isi dibagian depan. Saya tidak begitu paham mengenai ketentuan baku didalam penulisan atau pembuatan sebuah buku, namun untuk saya hal ini sangat mengganggu dan mempersulit pembaca ketika ingin kembali membaca bagian dongeng tertentu.

Saya memberikan empat bintang untuk buku ini. Tiga bintang pertama karena saya sangat menyukai keberadaan buku ini beserta semua cerita didalamnya. Dan satu bintang saya berikan untuk penerbit atria yang sudah menyediakan kumpulan dongeng berharga ini dalam bahasa indonesia.

--------------------------------------
Judul      : Hansel dan Gretel
Penulis    : Grimm Bersaudara
Penerbit : Atria
Terbit     : April 2011
Tebal      : 184 hal
--------------------------------------

Review : Gadis Korek Api


Setelah sekian tahun, inilah buku dongengku yang pertama. Kami sering pindah rumah, sehingga buku-bukuku tidak pernah selamat, termasuk buku dongengku dimasa kanak-kanak. Pertama-tama terimakasih untuk penerbit atria yang kembali menyediakan buku-buku ini. Saya membacanya sekarang dan berencana membacakan untuk anak-anak saya kelak (*huaaaa belum berencana*).

Buku setebal 270  halaman ini menggunakan judul salah satu dongeng yang sangat memilukan hati, Gadis korek api. Cerita tentang gadis kecil yang berjalan dengan kaki telanjang, berjualan korek api di tengah-tengah musim dingin hingga akhirnya dia mulai meletakkan harapan akan kehangatan pada setiap korek api yang dinyalakannya. Keesokan paginya dia ditemukan meninggal ditengah kedinginan. Jika dongeng selalu melintas dengan semburat kebahagiaan dan pernyataan “happily ever after”, maka gadis korek api datang dengan kisah yang menyayat hati. Bagaimana mungkin anak kecil dibiarkan berkeliaran mencari nafkah dengan kondisi seperti itu ditengah keadaan yang sangat dingin, dimana seharusnya setiap anak bisa duduk mendengarkan cerita didekat sebuah perapian.

Ini adalah beberapa dongeng yang juga dimuat dalam buku ini
1. Kisah cinta putri duyung kecil
2. Angsa-angsa liar
3. Sang putri sejati
4. Thumbelina
5. Burung bulbul
6. Gadis korek api
7. Ratu salju : Dongeng dalam tujuh kisah
8. Baju baru kaisar
9. Kisah rembulan
10.Anak itik buruk rupa

Sangat mengelitik ketika membaca kisah sang kaisar bodoh karena mempercayai dua tukang tenun gadungan yang menawarkan baju paling istimewa dengan menipu seluruh isi istana. Semua orang ternyata mampu berbohong untuk mempertahankan posisinya, kenyamanannya dan martabatnya. Hanya seorang anak kecil yang mampu berkata jujur dan berucap bahwa sang kaisar telanjang.

Pada awal membaca, saya berencana untuk membaca satu kisah setiap malam sebagai dongeng pengantar tidur, namun ternyata saya tidak sabar dan membacanya dengan lebih cepat karena ingin mengetahui seluruh ceritanya. Sebenarnya saya memberikan empat bintang untuk buku ini, namun karena begitu banyak typo yang saya temukan sehingga saya menurunkan jadi tiga bintang. Hal ini bisa menjadi catatan untuk editor agar lebih memperhatikan hal tersebut. Salah satu typo yang saya temukan dihalaman 49 pada dongeng tentang angsa-angsa liar :

Dia yakin Tuhan tidak akan yang maha pengasih tidak akan meninggalkannya.


H.C Andersen menyuguhkan dongeng-dongeng manis kepada para penikmat untuk bisa berimajinasi sebebas-bebasnya. Membaca buku ini sebelum tidur, mungkin saja mengantar kita kedalam alam mimpi yang imajinatif. 


----------------------------------------
Judul           : Gadis Korek Api
Penulis         : H.C Andersen
Penerbit       : Atria
Terbit           : Maret 2011
Tebal            : 270 hal
---------------------------------------