Life is a storm, my young friend. You will bask in the sunlight one moment, be shattered on the rocks the next. What makes you a man is what you do when that storm comes. You must look into that storm and shout as you did in Rome. Do your worst, for I will do mine! Then the fates will know you as we know you: as Albert Mondego, the man! ~ Edmond
Marseilles, sebuah Kota pelabuhan di wilayah selatan Perancis baru saja kedatangan kapal Pharaon dibawah komando seorang pemuda yang bertugas sebagai kelasi pertama. Ia adalah Edmond Dantes, seorang pemuda yang jujur, berhati murni dan bersemangat. Setelah kematian kaptennya, Dantes diangkat menjadi kapten atas Pharaon. Ia sangat bahagia. Ia akan menjadi kapten dan ia akan segera bertemu ayah dan kekasihnya. Dantes memiliki seorang kekasih yang bernama Mercedes, seorang gadis cantik yang setia menunggunya. Lengkaplah sudah kebahagiaan Dantes ketika Mercedes bersedia menikah dengannya. Saat Dantes dihujani berkat, tanpa sepengetahuannya, musuh pun mendekat. Adalah dua orang yang terbakar kecemburuan melihat kebahagiaan Dantes. Seorang kepala keuangan kapal Pharaon, Danglars, tidak ingin Dantes menjadi kapten atas Pharaon, sedangkan seorang nelayan, Fernand, putus asa ketika melihat wanita yang dicintainya justru mencintai Dantes. Kebencian terhadap Dantes, membawa Danglars dan Fernand bersekongkol untuk menghancurkan Dantes. Disaksikan oleh Caderousse, seorang tetangga yang sudah dianggap sahabat oleh Dantes, maka rencana jahat untuk Dantes pun dimulai.
Dilatarbelakangi oleh sejarah perancis, Alexandre Dumas menyuguhkan kisah tragis kehidupan seorang pelaut Edmond Dantes yang kebahagiaannya direnggut diusia yang masih sangat muda. Dantes nyaris mengecap kebahagiaan diusia 19 tahun, namun hidup menuntutnya menjadi kuat untuk bisa menikmatinya. Dantes tidak memiliki kapasitas untuk waspada dan menduga pengkhianatan temannya, sehingga ia tidak mampu untuk membela diri. Inilah cap karakter kehidupan. Jika anda tidak cukup kuat dan waspada untuk hidup, maka dunia kapan saja bisa menggilas anda. Namun Dantes membuat setiap musuhnya menuai akibat dari perbuatan mereka masing-masing. Ini adalah kisah tentang cinta, pengkhianatan, persahabatan, ketulusan, dan seni balas dendam yang awesome.
Novel ini dirangkai dengan menarik lewat scene yang terpisah-pisah. Pembaca akan dibawa untuk menyaksikan sebuah peristiwa yang sedang terjadi di Roma, kemudian tiba-tiba alur cerita telah melompat kembali ke Paris. Dumas bahkan menceritakan setiap tokoh secara terpisah. Jangan bingung!! Tunggulah!! Karena bagian yang paling menarik adalah ketika Dumas menarik benang merah untuk menghubungkan setiap scene dan tokoh sehingga novel ini menjadi kisah utuh yang sangat menarik untuk dipahami. Saya sangat menikmati cara penuturan seperti ini. Saya menunggu untuk paham.
Novel yang pertama kali diterbitkan sekitar tahun 1844-1846 ini pun tidak lupa diberi sentuhan eksotis. Gambaran eksotis muncul lewat berbagai lukisan, karnaval, roma ataupun paris, bahkan oleh gambaran karakter tokoh seperti Haydée dengan kecantikan dan misteri yang khas. Novel ini pun memiliki latar kota Marseilles. Sebuah kota yang berada di wilayah selatan perancis dan merupakan kota kedua terbesar di perancis (setelah Paris) yang juga adalah salah satu kota tujuan wisatawan. Bahkan ketika saya bertanya kepada paman google untuk mencari bagian-bagian yang mungkin nyata dari kisah Dumas ini, saya menemukan banyak hal yang membuat kecintaan terhadap perancis semakin bertambah.
Chateau d’If. Sebuah benteng yang belakangan berfungsi sebagai penjara yang terletak di pulau If sekitar satu mil dari teluk Marseille.
Salon. Kata ini sering muncul di dalam novel karya Dumas ini. Ternyata Salon adalah sebuah ruang terbuka untuk menerima tamu.
Dumas mendapatkan ide jenius pembalasan dendam Count of Monte Cristo dari sebuah kisah yang ditemukannya dalam sebuah buku yang ditulis oleh Jacques Peuchet tahun 1938 tentang seorang pembuat sepatu yang bernama Pierre Picaud yang juga oleh kecemburuan tiga orang temannya dituduh sebagai mata-mata inggris. Beberapa bagian serupa dengan kisah Picaud, namun untuk endingnya Dumas memilih akhir cerita yang berbeda.
Saya masih penasaran dengan model cover terbitan bentang ini. Saya sudah sempat bertanya di group bentang, namun belum ada jawaban sampai dengan hari review ini terbit. Awal membaca novel terjemahan bentang ini, membuat saya agak pesimis karena melihat font yang begitu kecil sementara buku ini cukup tebal. Terkadang, saya merasa sudah jauh membaca, namun baru maju lima halaman, tetapi karena Dumas menyajikan kisah yang sangat menarik maka saya bisa menyelesaikannya dalam waktu enam hari (*lama yaaa...). Novel ini pun sudah banyak di adopsi ke layar lebar. Anda bahkan bisa nonton online atau download film-filmnya di ==> Film Count of Monte Cristo
Saya masih penasaran dengan model cover terbitan bentang ini. Saya sudah sempat bertanya di group bentang, namun belum ada jawaban sampai dengan hari review ini terbit. Awal membaca novel terjemahan bentang ini, membuat saya agak pesimis karena melihat font yang begitu kecil sementara buku ini cukup tebal. Terkadang, saya merasa sudah jauh membaca, namun baru maju lima halaman, tetapi karena Dumas menyajikan kisah yang sangat menarik maka saya bisa menyelesaikannya dalam waktu enam hari (*lama yaaa...). Novel ini pun sudah banyak di adopsi ke layar lebar. Anda bahkan bisa nonton online atau download film-filmnya di ==> Film Count of Monte Cristo
-------------------------------------------
Judul : The Count of Monte Cristo
Penulis : Alexandre Dumas
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit : Maret 2011
Tebal : 568 hal
-------------------------------------------
Judul : The Count of Monte Cristo
Penulis : Alexandre Dumas
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit : Maret 2011
Tebal : 568 hal
-------------------------------------------