Jika mendengar kata “ngeblog”
apa yang akan terlintas dalam benak anda?
Sampai dengan tahun
2010, ketika seseorang menyebutkan kata “ngeblog”, hal yang terlintas dalam
pikiran saya, curhatan panjang ala diary yang menggunakan media internet, album
foto milik para photographer yang ingin dipublikasikan, catatan perjalanan
seseorang yang suka traveling atau tutorial teknis mengenai dunia
komputerisasi. Dengan hanya memiliki pemahaman itu serta pengalaman yang sangat
minim, maka niat untuk ikut “ngeblog” pun datang dan pergi terbawa angin.
Suka membaca? Definitly!!!
Entah darimana datangnya kegemaran membaca itu. Ketika saya membaca, a tree
grows in Brooklyn karya Betty Smith, saya tahu tokoh Francie mendapatkan
kebiasaan membacanya dari ibunya yang telah membiasakannya sejak ia belum tahu
apa-apa. Bagaimana dengan saya, dari mana kegemaran membaca itu muncul? Sampai sekarang
pun saya tidak punya jawabannya.
Setelah membaca, saya sering sharing
isi buku ke beberapa teman. Ada yang terlihat bosan, bahkan ngantuk
mendengarkan cerita saya, namun ada juga beberapa yang tertarik (walau jumlahnya sangat sedikit). Lalu
diakhir tahun 2010, ketika saya sedang browsing
mencari sebuah buku, oleh paman google saya diarahkan ke sebuah situs yang
bernama goodreads.
Betapa bersyukurnya
saya ketika menemukan sebuah jejaring sosial, kumpulan orang-orang yang suka
dengan buku. Mereka bahkan membuat review atau resensi buku-buku yang telah
mereka baca. Ada yang mengomentari, ada yang memberikan pujian dengan mengklik
“like”. Berkenalan dengan goodreads membuat saya semakin kaya informasi buku dan juga mengetahui
bahwa indonesia cukup tertinggal dari segi penerbitan buku-buku berkualitas.
Sebut saja karya Harper Lee – To kill a Mocking
Bird yang baru diterbitkan sekitar tahun 2009 atau 2010, sementara terbitan
pertamanya sudah ada sejak 1960. Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama
sekali bukan?
Belum lama
bergabung dengan Goodreads Indonesia (GRI), saya sudah berkenalan dengan banyak teman-teman baru.
Dari GRI berlanjut ke Facebook dan Twitter. Awalnya saya hanya ikut
mendengarkan kicauan beberapa teman-teman pecinta buku di twitter, lalu saya
mulai join dalam percakapan mereka, dan berkembang menjadi berburu buntelan
buku dari para penerbit. Betapa senangnya ketika buntelan pertama saya (Hansel
& Gretel) diantarkan oleh sang kurir. Mendapat buntelan pertama memacu saya
memantau timeline twitter setiap
hari, hanya untuk memastikan saya tidak melewatkan kuis-kuis yang
diselenggarakan oleh para penerbit. Lalu saya mulai memperhatikan beberapa teman seperti om Hernandi
Tanzil yang kerap kali menuliskan penilaiannya terhadap buku bacaanya. Sama
seperti yang sering saya lakukan dengan menceritakan kepada teman saya, namun
kali ini lewat cara dan media yang berbeda. Blog Buku.
Blog Buku?
Inilah dia blog buku saya, postingan pertama adalah resensi To Kill a Mocking Bird
karya Harper Lee. Selesai menulis dan membaca tulisan itu, saya berpikir “kenapa resensi saya tidak sebagus yang lain
ya?, mungkin perlu banyak latihan!!!”. Dan mulailah
saya dengan sangat bersemangat terus membaca dan menulis. Blog ini berkembang dari satu tulisan, menjadi dua, dan
terus berkembang. Pemikiran “kenapa resensi
saya tidak sebagus yang lain?”,
tidak lagi terlintas karena setiap orang punya ciri khas
masing-masing, ketika saya mengikuti mereka, maka saya bukan lagi saya, keragaman itu tidak akan ada lagi, dan ketika
keragaman itu mati, yang tersisa hanyalah kebosanan.
Saling sharing tulisan tentang
sebuah buku dan kegemaran serta kecintaan yang sama pada membaca dan menulis,
membuat saya bergabung blog buku Indonesia. Resensi serempak perdana kami
dimulai tanggal 31 mei 2011 dengan bacaan Wuthering
Heights, karya penulis dan penyair asal inggris, Emily
Jane Brontë. Memiliki blog buku
seperti memiliki sebuah rumah dimana saya bisa menyalurkan kecintaan saya terhadap
membaca dan menulis. Setiap tamu yang datang membuat saya gembira karena mereka
datang dengan kemauan mereka sendiri, tanpa perlu saya paksa untuk mendengarkan
cerita saya. Mereka datang karena mereka menghargai kegemaran saya, karena
mereka juga punya kegemaran yang sama. Tujuan saya membuat blog buku adalah
menyalurkan minat membaca dan menulis, dan sebagai bonusnya saya mendapatkan
komunitas baru, dimana berada didalamnya saya merasa bangga, serta banyak
teman-teman baru yang walaupun belum pernah bertemu, namun sudah seperti
keluarga kecil ditengah lautan dunia maya. Suatu saat, saya berharap bisa
bertemu dengan mereka semua dalam keluarga blog buku Indonesia.