Thursday, June 30, 2011

Review : Prophecy of the Sisters


Ada yang pernah mendengar mitologi tentang Samael? Samael sering muncul dalam mitologi dari daerah palestina kuno atau banyak mitologi lainnya dengan nama yang berbeda-beda. Samael disebut sebagai malaikat kematian. Dalam mitologi yang diceritakan turun temurun, konon Samael disebut sebagai malaikat yang baik sekaligus jahat. Nama Samael berarti “Poison of God”. Dalam kisah ini, Samael adalah malaikat yang dirayu oleh seorang perempuan bernama Maari (salah satu dari dua saudari). Samael berjanji kepada Maari : Jika Maari bisa melahirkan seorang malaikat maka kepadanya akan diberikan semua pengetahuan yang terlarang. Malaikat-malaikat yang terlahir itu menikahi wanita-wanita manusia dan akhirnya diusir dan dipaksa mengembara ke delapan dunia lain sampai waktu kiamat tiba. Malaikat-malaikat itu dan Samael menjadi roh yang tersesat. Konon, satu-satunya cara untuk kembali ke dunia fisik adalah melalui dua saudari. Dua saudari ini – kembar, berperan sebagai garda dan gerbang. Gerbang adalah saudari yang akan menjadi pintu untuk kembalinya para roh tersesat sementara garda sebagai pelindung harusnya mencegah hal itu dan menolong saudarinya. Konon, para roh tersesat juga harus menunggu panggilan dari sang malaikat pembawa kunci untuk bisa kembali ke dunia fisik melalui sang gerbang. Dan ketika para roh tersesat berhasil masuk ke dunia fisik lewat sang gerbang, maka murka Tuhan akan terjadi atau biasanya kita sebut kiamat.

Lia dan Alice Milthorpe adalah saudari kembar yang baru saja ditinggalkan oleh sang ayah. Tak lama berselang setelah kematian ayah mereka, berbagai perubahan mulai terjadi dalam hidup mereka. Sikap Alice semakin berubah, ia menjadi lebih dingin dan terkadang menakutkan. Sementara sebuah lingkaran hitam muncul di pergelangan tangan Lia. Lingkaran itu semakin lama semakin tampak jelas hingga membentuk seekor ular yang melingkar memakan ekornya sendiri. Jorgumand

Jorgumand
 
Melalui seorang pria yang dulunya bekerja dengan ayahnya dan yang juga disukainya, Lia menemukan sebuah buku tua tentang ramalam garda dan gerbang. Lia juga bertemu dengan dua orang yang juga memiliki tanda di pergelangan tangan yang mirip : Luisa, teman sekolahnya dan seorang cenayang bernama Sonia. Bersama Luisa dan Sonia mereka berusaha memahami arti ramalan itu dan menyimpulkan bahwa Lia adalah sang garda karena ia memiliki semua kebaikan untuk menjadi seorang pelindung. Lia memang memiliki karakter yang lembut dan peduli. Namun, suatu hari bibinya menceritakan kepadanya, bahwa dari dua orang saudari, sang kakaklah yang akan berperan sebagai gerbang. Betapa terkejutnya Lia karena mendapati dirinya mengemban tugas yang tidak diinginkannya, apalagi ia tahu bahwa Alice tidak ingin menjadi garda, namun lebih memilih membantu para roh tersesat kembali ke dunia fisik. Keterkejutannya bertambah ketika ia tahu bahwa dia juga adalah malaikat pembawa kunci. Nah...tugas sang gerbang dan malaikat pembawa kunci menyatu dalam diri Lia. Berbagai kecemasan dan hal-hal baru mulai dipertanyakannya. Bagaimana jika ia tidak bisa mengendalikan diri dan justru membuka pintu bagi Samael? Bagaimana jika Alice terus mendesaknya untuk memanggil Samael? Bagaimana ia harus menjalankan perannya? Apa yang harus ia lakukan agar dunia tetap aman dan murka Tuhan tidak terjadi?

Bersama dengan Luisa dan Sonia, Lia mengungkap arti ramalan itu perlahan-lahan. Bahkan seorang manusia yang dianggap jahat pun punya pilihan untuk tidak bersikap jahat. Itulah yang dilakukan oleh Lia dan dengan bantuan teman-temannya, ia berusaha menemukan cara untuk berbuat yang terbaik. Kisah imajinasi Michelle Zink ini mengalir dengan sangat cepat. Novel ini bernuansa agak gelap dan terkesan menakutkan. Ketika membaca, saya berusaha untuk menyesuaikan dengan suasana yang muncul dan berhubung saya tidak suka dengan cerita horor (walau novel ini bukan tentang cerita hantu) maka saya berusaha agar cepat menyelesaikannya. Seorang teman menyarankan untuk membaca kisah ini di siang hari, namun karena penasaran saya terus membaca sampai larut malam dan alhasil saya ketakutan di bagian-bagian tertentu. Namun saya tentu saja masih sangat penasaran dengan kelanjutan kisah ini.

Cover pilihan matahati ini tidak sesuram cover aslinya. Jika melihat isinya, saya justru lebih suka dengan cover asli karena cocok dengan isi ceritanya. Sepertinya hanya itu saja yang bisa saya bagikan mengenai buku ini. Yang pasti untuk para pecinta fiksi fantasi, ini adalah buku wajib baca karena anda akan benar-benar berfantasi. Bagian yang paling saya sukai adalah fantasi mengembara ke dunia roh. Sepertinya cukup menantang untuk dicoba andaikan bisa...hehehehe. 

-------------------------------------------------
Judul : Prophecy of the sisters
Penulis : Michelle Zink
Penerbit : Matahati
Terbit : Maret 2011
Tebal : 359 hal 
--------------------------- ----------------------

5 comments:

  1. Hehehe, aku ngga sempet euy bikin review prophecy. Tapi kayaknya cerita di buku ini ngga ada puncaknya ya. Mungkin karena ada sequelnya.

    ReplyDelete
  2. Iya bener Nisa, ga ada puncaknya karena sepertinya pengarang sibuk mengenalkan tokoh dan legenda ini yang lumayan beribet juga.

    Aduh Esi lebih suka cover aslinya ya? Memang lebih menjiwai sih tapi kan serem >.<
    Oia, di blog Michelle Zink diceritakan tentag lapisan dunia lain itu! Seru ya sepertinya? Tapi ga kebayang kalo tali astralnya putus, hehehe

    ReplyDelete
  3. eh bukannya ini cover aslinya ya?

    ReplyDelete
  4. @all : iya rasanya tdk berpuncak, mungkn karena sequel.

    @mia : iya kurasa cover aslinya lebih cocok dengan aura isi ceritanya

    ReplyDelete
  5. Dimana aku bisa baca buku ini??? kayaknya seru deh,,, kalau bisa download gratis,,, biar nambah buku di perpustakaan di lapy...
    MOhon bantuannya ^^

    ReplyDelete