Tuesday, July 14, 2015

[Review] Number the Stars by Lois Lowry

Title: Number the Stars
Author: Lois Lowry
Publisher: HMH Books for Young Readers
Published: May, 2nd, 2011
Page: 156p
ISBN: 9780547577098
1990 Newbery Medal Winner

Membaca beberapa buku tentang pendudukan Nazi di negara-negara Eropa membuat gambaran tentang penderitaan masyarakat Yahudi menjadi sangat jelas dikepala saya. Banyak penulis dengan gamblang mendeskripsikan betapa sadisnya perlakuan tentara jerman terhadap orang-orang Yahudi, Komunis, warga Polandia, tawanan perang soviet, homoseksual, dan musuh politik dan keagamaan lainnya. Setiap buku itu menggambarkan kesedihan mereka, kematian begitu banyak orang, kehilangan orang-orang terdekat mereka, dan terlalu banyak penderitaan yang ditanggungkan pada seseorang di masa itu. Bahkan buku seperti Anne Frank pun mendeskripsikan ketakutan mereka yang terus berkembang setiap hari seiring dengan semakin gencarnya Nazi mencari orang-orang Yahudi untuk dibawa ke kamp konsentrasi. Kali ini, saya membaca kisah dari masa yang sama, tema yang sama, tetapi diceritakan melalui kacamata Annemarie yang masih berusia 10 tahun yang tinggal bersama kedua orang tuanya di Denmark. Lowry mengatakan cerita ini adalah fiktif, tetapi dibagian akhir dia pun menjelaskan keberadaan kisah nyata dibalik kisah ini, bagaimana dia berjalan-jalan di jalanan Denmark dan mendengarkan begitu banyak kisah tentang keberanian orang Denmark yang membantu ribuan orang Yahudi keluar dari Denmark menuju Sweden.

Annemarie Johansen memiliki seorang sahabat, seorang gadis Yahudi yang seumuran dengannya bernama Ellen Rosen yang tinggal bersebelahan dengan apartemen keluarganya. Masa itu, sekitar tahun 1940 Denmark telah menyerah kepada German. Tentara German berkeliaran di setiap sudut jalanan. Terkadang Annemarie dan Ellen, bertemu dengan mereka dalam perjalanan pulang dari sekolah. Tentara German pernah menanyai mereka beberapa pertanyaan, tetapi semua itu belum membuat Annemarie merasa ketakutan. Tidak sampai suatu malam, disaat ia tahu bahwa Ellen yang seharusnya merayakan tahun baru Yahudi bersama kedua orang tuanya tiba-tiba diantar ke apartemen keluarga Johansen untuk tinggal bersama mereka. Mr dan Mrs Jonansen meminta Ellen untuk tidur sekamar dengan Annemarie, tentu saja Annemarie senang dengan ide itu, tetapi dengan situasi seperti malam itu, bukan kesenangan untuk tidur bersama sahabatnya yang ada dipikiran Annemarie. Ia bertanya-tanya kemana Mr dan Mrs Rosen pergi, mengapa Ellen harus tinggal bersama mereka. Ayahnya pun menjelaskan bahwa mereka harus menyembunyikan Ellen dari pencarian tentang German, bahwa mereka tidak mungkin menampung ayah dan ibu Ellen di apartemen mereka yang kecil itu, bahwa ayah dan ibu Ellen aman di tempat lain yang ia sendiri tidak tahu. Annemarie dan Ellen pergi tidur dengan perasaan cemas tetapi Annemarie berusaha membuat sahabatnya tidak lebih kuatir. Malam itu, ketukan keras dipintu apartemen membangunkan mereka. Tentara German datang untuk mencari keluarga Rosen yang diduga bersembunyi di apartemen itu. Mereka heran melihat Ellen dan menaruh curiga. Hanya dengan kelihaian Mr. Johansen, Ellen pun selamat dari penangkapan malam itu. Tetapi itu baru permulaan untuk perjuangan mereka. Tidak lama lagi, mereka harus berakting, diburu anjing pemburu milik tentara German dan menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa dibayangkan oleh orang Yahudi ataupun orang Denmark yang ketahuan membantu orang Yahudi. Semuanya disaksikan dan dituturkan lewat gadis berusia sepuluh tahun.

Buku ini tidak serumit dan sesadis cerita-cerita holocaust yang pernah saya baca. Lowry ingin menunjukkan arti penting sebuah keberanian. Keberanian yang diangkat Lowry didasari pada sebuah persahabatan antara Annemarie dan Ellen. Tetapi keberanian juga terlihat pada orang-orang Denmark lainnya yang didasari pada compassion. Lowry juga menyebut sebuah nama, seorang petinggi German, G.F Duckwitz yang punya compassion dan keberanian membocorkan rencana penangkapan German kepada pemimpin umat Yahudi di Denmark sehingga memungkinkan ribuan orang Yahudi berhasil dibantu meloloskan diri dari Denmark menuju Swedia. Courage dan Compassion menghiasi kisah ini. Saya memahami jika Lois Lowry mungkin mendedikasikan buku ini untuk anak-anak dengan umur tertentu, sehingga ketakutan itu hanya ada dipermukaan. Tetapi ketakutan yang hanya ada dipermukaan itu, yang tampaknya tidak digali terlalu dalam, tidak mengurangi pengetahuan pembaca tentang betapa menakutkannya Eropa pada masa itu, betapa buruknya nasib orang-orang Yahudi yang tertangkap oleh tentara German. Lowry pun tidak fokus pada pengembangan karakter. Rasanya memang buku ini terlalu tipis untuk disisipi dengan pengembangan karakter setiap tokoh di dalamnya, tetapi sekali lagi rasanya itu bukan tujuan Lowry menulis kisah ini. Menurut saya, ia ingin menyampaikan tentang cerita-cerita yang tidak boleh dilupakan oleh waktu, bahwa ada orang-orang yang perlu diingat oleh dunia dengan berbagai cara, bahwa ada masa-masa dimana kita ketakutan menghadapi situasi tertentu tetapi hal itu tidak boleh membuat kita melupakan apa yang seharusnya kita lakukan disaat yang sama.

Karena semua alasan itu, saya memberikan lima bintang untuk buku ini. Sejenak saya bertanya-tanya mengapa saya beri lima bintang untuk buku ini, yang jika dibandingkan dengan buku lain yang juga saya beri limat bintang, seperti Les Miserables atau Wuthering Height, buku ini sangat kalah jauh secara plot, pengolahan karakter, dan berbagai aspek lainnya. Untuk kali ini saya tidak mau membandingkan dengan parameter yang sama. Lima bintang itu saya berikan untuk setiap orang, kecil maupun dewasa yang punya courage dan compassion luar biasa untuk ikut ambil bagian dalam misi menolong orang-orang Yahudi menuju kebebasan. Kebebasan yang berarti tidak ada kamp konsentrasi atau kamar gas untuk mereka. Kebebasan yang berarti hidup.

4 comments:

  1. Penilaian yang baik. Perjuangan heroik pada masa itu membuat saya sangat penasaran. Apakah sama heroiknya dengan perjuangan pada masa sebelum indonesia merdeka?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmm sayangnya itu dua hal yang berbeda ya. Pasti perjuangan sebelum Indonesia merdeka punya sisi heroik tersendiri :)

      Delete
  2. Halo kak aku pengunjung baru blog kaka. Kalau boleh tahu kaka suka beli buku dimana? (Esp english text) thankyou kak^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mba irni, kalo buku english aku biasanya beli di bookdepository atau periplus atau opentrolley. Itu semua bisa dibeli online. Kalo periplus dan opentrolley bisa bayar via transfe bank, kalp bookdepository hrus pake kartu kredit :) semoga membantu ya

      Delete