Monday, December 5, 2011

Review : If I Stay


Novel dengan genre seperti ini, biasanya jarang mendapatkan perhatian saya, namun entah mengapa saya tertarik dengan karya Gayle Forman ini ketika membaca resensi seorang teman. Biasanya drama seperti yang terjadi didalam novel ini lebih suka saya nikmati ketika divisualisasikan dalam bentuk film, dan setelah selesai membaca buku ini, saya sangat berharap kisah ini bisa difilm-kan. Saya melihat kisah ini sebagai sebuah  gambaran kondisi harus memilih yang sering kali dihadapi manusia, pilihan dengan banyak pertimbangan yang membingungkan sang tokoh.

Novel ini meng-capture beberapa jam ketika Mia berjuang dengan keadaanya. Kondisinya sangat buruk. Tinggal atau pergi? Itu adalah pilihannya. Mia baru saja mengalami sebuah kecelakaan bersama keluarganya. Ayah, ibu, dan adiknya Teddy tidak mampu bertahan. Keluarganya meninggal seketika dalam kecelakaan naas itu. Pernakah anda menonton film atau menghadapi seorang kerabat yang terbaring koma? Pernakah anda melihat seorang yang sedang koma meneteskan air mata? Itu mungkin adalah tanda bahwa ia mendengarkan sekelilingnya, ia mampu merasakan, namun belum punya cukup kekuatan untuk memutuskan membuka matanya dan hidup. Demikian juga dengan Mia. Gayle Forman menggambarkan Mia secara fisik sedang terbaring koma, namun jiwanya sedang mengawasi tubuhnya dan setiap orang disekitarnya. Jiwa Mia mampu berjalan, meraba, dan bahkan berpikir. Mia melihat tubuhnya terbaring lemas sesudah kecelakaan itu. Ia berdiri mengawasi semuanya dari luar tubuhnya. Ia melihat orang-orang mengangkat tubuhnya dan tubuh keluarganya yang disadarinya telah meninggalkannya. Ia bingung, ia melihat sekitar dan berharap ada ayah atau ibunya yang juga memiliki jiwa yang melayang seperti dirinya, namun ia hanya seorang diri.
 
Adam adalah seorang bintang rock yang baru saja memulai karirnya. Musik telah mengenalkannya kepada seorang celis klasik bernama Mia. Rock vs Klasik, it doesn’t matter, walaupun genre musik mereka sangat berbeda, namun mereka bertemu dan jatuh cinta. Adam mengetahui keadaan Mia dari Kim, sahabat karib Mia. Mereka berdua sangat sedih melihat keadaan orang yang mereka sayangi itu terbaring tak berdaya. Mereka berdua inilah orang kesayangan Mia selain keluarga yang baru saja meninggalkannya.

Novel setebal 200 halaman ini menggunakan alur campuran. Gayle Forman menggambarkan sosok Mia yang sedang koma, sosok Mia yang sedang mengawasi semua orang dari luar tubuhnya, dan berbagai pertimbangan yang diceritakan Mia. Kisah ini diceritakan dari sudut pandang Mia. Terkadang Mia melompat kemasa ia berkenalan dengan Adam, atau saat ia mulai bersahabat dengan Kim. Mia juga mengingat kembali saat-saat bersama keluarganya, saat mereka makan bersama, saat adiknya Teddy lahir atau bagaimana perjuangan dan pengorbanan ayahnya. Mia juga bercerita tentang mimpi dan perjuangannya menjadi seorang celis, bagaimana perasaannya ketika gesekan yang dibuatnya mengeluarkan suara berat yang hangat itu. Lalu kembali lagi Mia bercerita tentang suatu masa yang dilewatinya bersama keluarganya. Mia sedang berusaha membuat pilihan.

Dari semua alur campuran itu, dari semua cerita yang coba Mia ingat kembali, Gayle Forman ingin memperlihatkan bagaimana Mia berjuang mempertimbangkan semuanya dan mencari jawaban atas keadaannya sekarang. Ia takut membuka mata dan menemukan kesendirian, namun sepertinya ia pun tidak siap untuk pergi. Lalu pilihan apa yang akan dibuatnya? Haruskah ada sebuah alasan yang sangat kuat untuk bisa menahannya tetap hidup? Apakah ia memilih menemui semua orang yang sedang menungguinya di rumah sakit atau pergi menyusul ayahnya, ibunya dan Teddy?

Kisah Mia akan mampu mengingatkan semua pembaca bahwa keluarga adalah sumber kekuatan. Seorang sahabat mampu menjadi saudara dalam setiap kebahagiaan dan kesukaran. Jika menitikberatkan pada alur cerita ini, anda tidak akan menemukan apa-apa. Sekali lagi saya ingatkan, jangan mencari hasil akhir dari novel ini, namun lihatlah proses yang dilalui Mia. Lihatlah kedalam kehidupannya, lihatlah kedalam persahabatannya, lihatlah kedalam perjuangan ayahnya atau kedalam kisah cinta Mia-Adam yang menurut saya masuk akal dan tidak berlebihan, lihatlah kedalam mimpinya dan perjuangan untuk meraihnya. Jika anda melihat semua itu, maka anda akan menemukan banyak hal. Kisah hidup orang lain mampu menjadi inspirasi, bahkan kekuatan untuk menjalani hidup kita sendiri, itulah alasan mengapa saya memutuskan membaca novel ini. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam hidup, pertimbangkanlah dengan baik, temukanlah letak kekuatanmu dan ketika pilihanmu telah dibuat, hiduplah dengan penuh semangat. Bintang 4 untuk kisah “If I Stay” yang sederhana tetapi juga kaya. 

----------------------------------------
Judul : If I Stay (Jika aku tetap disini)
Penulis : Gayle Forman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Februari 2011
Tebal : 200 hal
ISBN : 978-979-22-6660-3
---------------------------------------

10 comments:

  1. yeay, akhirnya direview juga =) tinggal lanjut where she went nih si...

    ReplyDelete
  2. @astrid : udah selesai baca..tinggal nulis reviewnya aja tuh where she went

    ReplyDelete
  3. yaaaayyy akhirnya esi suka juga sama yang ini... ditunggu where she went nya yaaa :D

    ReplyDelete
  4. @ana : iya sip..lagi nyari ide buat nulis where she went :) thanks ana

    ReplyDelete
  5. "Sekali lagi saya ingatkan, jangan mencari hasil akhir dari novel ini, namun lihatlah proses yang dilalui Mia. "

    Wah, dalem nih mba reviewnya..

    Aku uda punya bukunya~ tergiur oleh review yg sangat persuasif dari temen2 nih.. tapi blm sempet dibaca sih.

    ReplyDelete
  6. @okeyzz hahhaa..iya soalnya klo cuma liat keseluruhan cerita rasanya sederhana bgt :)

    ayooo baca

    ReplyDelete
  7. reviewnya keren mbak...
    -Jika menitikberatkan pada alur cerita ini, anda tidak akan menemukan apa-apa.-

    apakah berarti ceritanya kurang menarik?

    ReplyDelete
  8. @Yayun : bukannya kurang menarik..hanya saja latarnya lebih bnyak saat si Mia tdk sadarkan diri (koma). Konfliknya udh muncul diawal, yaitu saat kecelakaan,jadinya kebelakangnya seperti anti klimaks, tpi justru disitu bagian pentingnya. Ayooo baca :D

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete