The Idea
Saya tidak pernah selesai membaca buku pertama dari serial twilight saga, karena itu saya memutuskan untuk tidak lanjut membaca semua bukunya. Saya menyukai kisah cinta segitiga vampire-manusia-werewolf ini, namun saya lebih suka menikmatinya lewat serial film. Stephanie Meyer memiliki imajinasi yang luar biasa ketika menciptakan kisah ini, namun tahukah anda darimana ia memperoleh ide dasar cerita? Menurut Meyer, ia memimpikannya. Ia bermimpi tentang seorang gadis dalam pelukan seorang laki-laki muda yang sangat tampan. Ia merasa ada keterkaitan yang sangat kuat diantara keduanya dan dalam mimpi itu Meyer tahu bahwa laki-laki tampan itu adalah seorang vampir. Meyer berusia 20 tahun saat itu, ia bermimpi, lalu lahirlah twilight saga. Diawal penulisannya, Meyer sendiri tidak yakin bagaimana alur kisah yang akan diciptakan oleh imajinasinya. Anda pernah mendengar nama Jane Austen? Emily Bronte? Atau William Shakespeare? Tentu saja itu bukan nama-nama asing di dunia sastra. Siapa yang tidak mengenal karya-karya mereka? Kisah-kisah mereka menginspirasi banyak penulis lainnya. Terinspirasi karya-karya penulis sastra klasik itu, Meyer mulai merajut kisah Edward dan Bella.
The Inspiration
Kisah hubungan Mr.Darcy & Elizabeth Bennet yang tampak mustahil dari Pride & Prejudice, namun bisa jatuh cinta dan saling memahami adalah inti yang digunakan oleh Meyer di dalam Twilight. Lalu karya Shakespeare juga hadir lewat Romeo & Juliet yang mempengaruhi penulisan New Moon. Romeo & Juliet serta New Moon sama-sama menggambarkan sebuah penderitaan yang muncul ketika seorang kekasih meninggalkan pasangannya. Seperti Romeo & Juliet yang tidak sanggup saling berpisah, demikian juga penderitaan Edward-Bella yang digambarkan oleh Meyer di dalam New Moon. Selanjutnya Meyer kembali melirik sastra klasik lainnya, Wuthering Heights, yang menjadi inspirasi baginya dalam menulis Eclipse. Ia menggambarkan sebuah kisah cinta yang berapi-api, kisah cinta yang juga menampilkan sosok orang ketiga. Untung saja Meyer tidak menampilkan kebencian yang sangat gelap seperti yang terdapat dalam Wuthering Heights. Dan seperti halnya Wuthering Heights yang mendapat sambutan luar biasa dari seluruh penjuru dunia, demikian juga Eclipse mendobrak keluar dan digandrungi oleh jutaan penggemar.
The Adaptation
Membaca judul buku ini, Love Bites: The Twilight Saga’s Companion, membuat saya tidak menyangka bahwa buku ini sebagian besar membahas tentang proses adaptasi Twilight Saga menjadi sebuah film. Walaupun saya berharap Liv Spencer lebih banyak membahas serial buku twilight saga, namun saya menikmati penuturan Spencer tentang proses adaptasi. Meyer telah menolak beberapa tawaran untuk adaptasi twilight sebelum dirinya menerima tawaran dari summit entertainment. Menurut Meyer, ia menolak tawaran itu karena mereka ingin menciptakan twilight dengan wajah yang berbeda di layar lebar, dan Meyer tidak menyukai ide itu. Buku ini memperlihatkan bagaimana semangat dari tim twilight saga mengumpulkan para tokoh, mencari mereka diantara sekian banyak peminat, memberitahu apa sebenarnya yang mereka cari dalam diri seorang aktor/aktris untuk sebuah peran. Catherine Hardwicke yang menjadi sutradara dalam twilight juga sangat berperan dalam menyeleksi setiap tokoh untuk peran masing-masing. Sedangkan Melissa Rosenberg mendapat peran menerjemahkan karya fiksi ke naskah film. Baik Hardwick maupun Rosenberg memiliki visi yang sama dengan Meyer, mereka ingin membuat film ini sukses, mereka ingin menyuguhkan sebuah tampilan visual yang tidak mengecewakan bagi semua penggila serial fiksi twilight di seluruh penjuru dunia.
Selain proses adapatasi ke format film, Liv Spencer juga memperkenalkan tokoh-tokoh yang kita jumpai dalam serial movie twilight saga. Anda penasaran dengan Edward (Robert Pattinson), Bella (Kristen Stewart) atau Jacob (Taylor Lautner), silahkan membaca lebih lanjut buku ini, saya jamin anda akan menemukan banyak hal, karena Liv Spencer membahas beberapa perjalanan setiap aktor/aktris sebelum dan setelah bergabung dalam twilight. Bukan hanya ketiga pemeran utama itu, namun masih ada keluarga Cullen lainnya, para serigala, teman-teman sekolah Bella dan juga penduduk forks serta para vampir antagonis.
Satu hal yang mempengaruhi saya setelah membaca buku ini adalah saya ingin membaca semua serial fiksi twilight sampai selesai. Tiga bintang saya berikan untuk buku ini yang memberi saya pengetahuan baru tentang dunia dimana Edward-Bella-Jacob mengukir kisah lewat sang penulis brilian Stephanie Meyer.
Buku ini minim typo dan saya agak terkejut melihat Atria memilih cover untuk buku ini. Hmmm..salah satu buku Atria yang memiliki cover dengan tema dewasa.
-------------------------------------------------------------
Judul : Love Bites: The Twilight Saga’s Companion
Penulis : Liv Spencer
Penerbit : Atria
Terbit : November 2011
Tebal : 361 hal
ISBN : 9789790243743
-------------------------------------------------------------
Hehehe sama deh, setelah baca ini jado tertarik untuk baca Twilight yang katanya menghebohkan cewek-cewek itu :p
ReplyDeletehahahaha iya dion
ReplyDeleteAku cukup deh dengan baca buku-buku aslinya. itu aja udah ada yang buat aku mabok. Jadi buku pembahasan dan lain-lain nggak deh, makasih. hehehe
ReplyDeleteEh kalau penggemar Twilight series kayaknya nggak bolek ketinggalan buku ini yah :D
hahaha iya ally..klo penggemar yg fanatik apalagi sama tokoh2 dlm twilight kayaknya memang perlu punya buku ini
ReplyDeleteJadi buku ini semacam buku perjalanan menuju film Twilight Saga ya mbak? Secara keseluruhan saya suka dengan cerita Twilight, hanya gemas saja dgn adanya repetisi-repetisi di buku ke-2 dan ke-3.
ReplyDelete@dewiyani : sebenarnya membahas ide dasar twilight, apa saja yg menginspirasi penulisannya, dan adaptasi ke filmnya termasuk didalamnya pemilihan para pemain filmnya gitu
ReplyDeletemungkin lebih baik aku liat filmnya dulu saja yahh...jadi mengefektifkan waktu untuk mengerti ceritanya..hehehe
ReplyDeleteiya bang @helvry betul sekali..aku juga cuma nonton doang kok..aq jg gk baca serial bukunya :D
ReplyDeleteaq termasuk yg suka twilight nih...:)
ReplyDeletemakanya itu aku pengennya judul dari serambi diubah jadi: Twilight Saga movie's Companion.hehehehe
ReplyDeleteSilahkan baca mba Yayun
ReplyDeleteIya ni @ReviewBuku buku ini memang kebanyakan membahas bagian adaptasinya hehehhe
hmmm aku nggak pernah bisa suka sama twilight, meski sempet baca buku kesatu dan keduanya. filmnya pun nggak tertarik, terutama dengan karakter bella yang yahhh gitu deh =p tp kalau untuk fans, sepertinya ini buku yg wajib dibaca ya =)
ReplyDeleteHehehe.. Aku juga termasuk sedikit orang yg ngga begitu suka dengan seri twilight, range umur nya ngga masuk kali ya ;) *jadi merasa tua*
ReplyDelete@Astrid & Annisa iya aku juga gk baca twilight kok,,pernah nyoba tpi gk selesai..hehehe..buku ini memang dibuat utk mereka yg menyukai serial ini apalagi yg suka sama aktor/aktris filmnya
ReplyDelete