Friday, November 11, 2011

Review : Dataran Tortilla


seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam setiap kesukaran
(Amsal 17:17)

Kata orang persahabatan itu indah. Betapa indahnya hidupmu ketika engkau memiliki seorang sahabat seperti yang dikutip dalam amsal 17 ayat 17 diatas. Lalu bagaimana seorang sahabat yang menaruh kasih setiap waktu itu? Bagaimana sahabat yang menjadi saudara dalam setiap kesukaran? Saya percaya anda akan menemukan salah satu contohnya ketika membaca karya John Steinbeck yang satu ini. 

Dataran Tortilla adalah sebuah dataran tinggi diatas Kota Monterey yang terletak di wilayah California. Di dataran Tortilla ini, hiduplah kaum paisanos – rakyat jelata yang berdarah campuran Spanyol, Indian, Meksiko dan Kaukasia. Diantara rakyat jelata itu, hiduplah tokoh yang diciptakan oleh John Steinbeck ini, ia bernama Danny. Sekembalinya dari aktivitas ketentaraannya pasca perang, Danny mendapat warisan rumah dari kakeknya yang baru saja meninggal. Sebelum berangkat sebagai tentara, Danny hidup dijalanan, terkadang mendekam di penjara beberapa malam karena melakukan kejahatan ringan di lingkungannya. Namun sesekali, mendekam di penjara menjadi jalan keluar baginya untuk menghadapi rasa lapar atau supaya ia bisa tidur tidak beratapkan langit. Ketika Danny mengetahui bahwa ia memiliki rumah, ia menjadi bangga akan dirinya dan bertekad untuk hidup dengan baik dan menjaga martabat barunya. Pada masa itu, memiliki sebuah rumah menjadikan martabat seseorang lebih tinggi. penghargaan terhadap martabat seseorang diukur dari apa yang dimilikinya. Sepertinya dunia sekarang pun tidak lebih baik dari lingkungan Danny pada masa itu dalam hal penilaian ini. 

Membaca Dataran Tortilla ini, seperti menyaksikan kehidupan Danny dan teman-temannya yang perlahan-lahan berubah menjadi sahabat-sahabat terbaiknya. Mereka saling menyayangi walaupun cara yang ditunjukan membuat saya merasa tidak masuk akal, bahkan terkadang licik. Salah satu contohnya ketika Danny ingin menghadiakan sekotak gula-gula kepada Nyonya Morales, Pilon dan kawan-kawannya tergerak untuk membantu Danny mengumpulkan uang untuk membeli gula-gula itu, namun ketika uang sudah ditangan, Pilon dan Pablo mulai berpikir : “Gula-gula tak baik untuk kesehatan, hal itu bisa menyebabkan sakit gigi. Jika kawan kita Danny membeli gula-gula untuk Nyonya Morales, pasti ia pun akan mencicipinya dan Danny akan mengalami sakit gigi juga”.Karena pemikiran itu sehingga uang untuk membeli gula-gula justru beralih ke kedai Torelli tempat mereka membeli anggur. Mereka ingin membeli anggur, namun terus berupaya menyusun pemikiran seolah-olah mereka melakukannya karena menyayangi Danny. Namun, John Steinbeck sangat unik merangkai cara berpikir Pilon. Seperti pemikiran seorang anak kecil yang egois namun juga polos. Cara mereka berpikir membuat saya tertawa bahkan ditengah keramaian karena geli dengan kepolosan yang tidak masuk akal itu. Namun begitulah cara mereka menyayangi Danny. 

Banyak hal lucu dan menarik dalam karya Steinbeck ini. Buku ini terbagi dalam beberapa bab yang berisi cerita pendek tentang Danny dan sahabat-sahabatnya. Bahasa yang digunakan dalam terjemahan Pustaka Jaya ini sangat baku dan terkesan kaku. Namun apakah itu cara penggambaran yang tepat untuk novel yang pertama kali terbit pada tahun 1935 ini? Saya tidak tahu pasti. 

Ada sebuah kutipan yang berbunyi “sahabat sejati adalah orang yang mengetahui hal yang paling buruk tentang dirimu namun tetap mencintai engkau sebagaimana adanya”. Kutipan itu cocok sekali untuk Danny dan sahabat-sahabatnya. Saya belajar cara bersahabat dari Danny, Pilo, Pablo, Jesu Maria, Joe Portugis dan Bajak Laut. Meskipun cara mereka menurut saya aneh, namun mereka memiliki hati yang tulus dalam mengasihi. Lihatlah kepada ketulusan mereka dan bukan cara yang mereka gunakan, maka anda pasti akan menemukan contoh sahabat-sahabat sejati.

Penggambaran John Steinbeck terhadap paisanos ini mendapat respon yang tidak diduganya. Kemurahan hati orang-orang paisanos yang digambarkannya tidak dapat diterima, mereka tetap dicap sebagai gelandangan belaka, sehingga dalam sebuah kata pengantar edisi 1937 Perpustakaan modern, Steinbeck menulis,
it did not occur to me that paisanos were curious or quaint, dispossessed or underdoggish. They are people whom I know and like, people who merge successfully with their habitat...good people of laughter and kindness, of honest lusts and direct eyes. If I have done them harm by telling a few of their stories I am sorry. It will never happen again.
Buku ini saya rekomendasikan untuk anda yang menyukai cerita sederhana dan menghibur. Karena anda pasti akan tertawa membaca kisah kocak Danny dan sahabat-sahabatnya di Dataran Tortilla.

--------------------------------------------
Judul      : Dataran Tortilla
Penulis    : John Steinbeck
Penerbit : Pustaka Jaya
Terbit    : Februari 2009 (Cetakan II)
Tebal     : 265
ISBN       : 978-979-419-352-5
---------------------------------------------

5 comments:

  1. harusnya baca bareng yak, aku baru mulai baca ni buku :D

    ReplyDelete
  2. sebenarnya bbi membaca buku-buku pustaka jaya mulai 1-15 nov, namun postingan reviewnya tdk bareng-bareng. Dibuat seperti ini dengan harapan, buku-buku pustaka jaya terus bergaung selama 15 hari itu dalam rangka #savepustakajaya

    btw, thanks ya sudah mampir :)

    ReplyDelete
  3. aku juga baca ini si! =) lucu ya bukunya, dan ringan juga meski banyak diselipin pesan2 moral =D seneng sama kekonyolan denny dan kawan2nya..

    ReplyDelete
  4. @astrid : iya..lucu..aku suka ketawa ketiwi sendiri ngebayangin pilon berimajinasi..wakakka

    ReplyDelete
  5. Pustaka jaya banyak menerbitkan karya bermutu...

    ReplyDelete