Friday, June 3, 2011

Review : Ways to Live Forever


Di dalam buku yang satu ini, ada seorang anak berumur 11 tahun yang mengidap leukemia. Can you imagine that? Dia berusia 11 tahun dan mengidap leukemia!! Anak ini dikenal dengan nama Sam.

Sam suka mengumpulkan fakta. Ia bercita-cita menulis sebuah buku. Buku yang berisi berbagai fakta, pertanyaan, bahkan kumpulan hal-hal yang disukainya. Pertanyaan-pertanyaan yang ia sampaikan disebutnya sebagai pertanyaan tak terjawab. Salah satunya adalah : “Kenapa Tuhan membuat anak-anak jatuh sakit?” Jika pertanyaan itu diajukan kepada saya, saya tidak punya jawabannya. Buku ini adalah buku harian sam. Ia menulisnya diminggu-minggu terakhir kehidupannya. Awal membaca buku ini saya sering tertawa. Saya tertawa membayangkan wajah Sam dan sahabatnya Felix yang juga sedang sekarat, namun tetap iseng. Saya tertawa ketika mereka sedang mendiskusikan sesuatu yang akan ditulis di buku harian itu, seperti ketika mereka berdebat tentang jawaban “Kenapa Tuhan membuat anak-anak jatuh sakit?” atau setiap kali Sam dan Felix bertemu, saling menatap dan bertanya “sekarang ngapain?”. Saya membayangkan wajah nakal anak-anak malang itu dan tersenyum. Saya paling suka ketika mereka mendapat ide untuk membuat pertanyaan dengan model pilihan ganda tentang kematian sam yang harus diisi oleh orang tua sam kelak setelah ia meninggal. Mereka membuat segala sesuatu sebagai lelucon. Namun di saat saya sedang tertawa, tiba-tiba saya harus terdiam, terharu dan merenungkan betapa anak-anak ini, Sam dan Felix mensyukuri kehidupan mereka yang hanya sebentar. Memang ada saat-saat ketika Sam tidak kuat untuk beraktivitas dan hanya tertidur, namun ia selalu bersemangat, ia terus bersemangat. Ia memandangi keluarganya, merekam memori kehangatan kebersamaan mereka untuk mengingatnya selamanya.

Cukup…hanya itu yang bisa saya sampaikan. Review ini pendek bukan karena buku ini tidak bagus, tetapi karena bahasa saya menjadi terbata-bata ketika mendeskripsikan hal-hal seperti ini. Silahkan anda baca sendiri untuk memahami Sam. I Love Sam….really…I love his spirit.

Felix & Sam (Movie)

Felix & Sam (Movie)

------------------------------------
Judul      : Ways to Live Forever
Penulis    : Sally Nicholls
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit     : Januari 2011
Tebal      : 216 hal
--------------------------------------------

8 comments:

  1. Wah, kalau nggak baca review kamu, aku nggak bakal tahu kalau buku ini difilmkan.eh Felixnya imut.

    Aku nangis waktu baca buku ini. Dan paling suka pas dia mulai ngejalanin semua misinya. Paling lucu pas dia tuh naik ekskalator turun dan turun dengan ekskalator naik.


    My Ways To Live Forever Review

    ReplyDelete
  2. Aku juga suka banget buku ini, n jujur aja... aku nggak bisa menemukan kata2 yang tepat utk membuat reviewnya... udah bbrp kali nyoba nulis reviewnya lha kok gagal terus :(

    Yang aku suka dari buku ini:
    1. Membuatku menilai kematian lewat sudut pandang yang berbeda
    2. Bikin ngakak baca kekonyolan Sam & Felix (umur tinggal sedikit tapi masih bisa iseng, kebayang nggak sih)
    3. Fakta-fakta, pertanyaan, n daftar2 yg dibuat Sam
    4. Bikin sedih juga... hiks hiks hiks :'(

    Aku baru tau klo ada filmnya juga.

    ReplyDelete
  3. hihihihi...ini memang buku yang bkin speechless ;)

    ReplyDelete
  4. ini salah satu buku yang bikin aku nangis2 gila2an pas bacanya dan setelah bacanya =p bener2 sedih ya...ada buku yang mirip ini, tapi tokohnya remaja perempuan. sama sedihnya tapi nggak seinnocent si sam dan felix =) btw aku juga baru tau ini difilm-in. pasti bikin nangis darah deh nontonnya.

    ReplyDelete
  5. bener, buku ini bikin nangis bombay sama dengan The Last Lecture, sampai benar-benar bercucuran air mata. Ga bayangin kalau nonton filmnya bisa kaya gimana nangisnya :p

    sama dengan Melisa, aneh banget. Saya malah beberapa buku yang bagus bisa speechless. Ga tau musti nulis apa malah :)

    ReplyDelete
  6. jujur saja saya juga hampir tidak mau menulis review ini. Trus kebetulan saya lagi dengerin satu lagu yang tiba2 menginspirasi utk bikin review ini ;) tpi bisanya cuma sesingkat itu..gak tau lagi mau nulis apa

    ReplyDelete
  7. eh baru nyadar si mia menyinggung ttg buku The Last Lecture...buku apa lagi nih?

    lagi-lagi ketambahan satu buku yg menarik perhatian..miaaaaaaaa...timbunanku bakal tambah banyak nih ;( hahahhaa

    ReplyDelete
  8. Hahaha, bukunya sudah jadi wish list ya Esii? bagus banget loh ini beneran, kan naga2nya tipe buku kita setipe untuk urusan beginian,soalnya sepertinya drama dan fantasi Esi ga seberapa suka :p

    ReplyDelete