Wednesday, June 8, 2011

Review : The Fifth Mountain (Gunung Kelima)



Kisah dalam buku ini diangkat dari sepenggal episode di Alkitab, namun kisah ini tetap bertema universal dan berbicara tentang seorang manusia. Sifat-sifat manusia seperti keraguan, ketakutan, dan cinta melekat dalam kisah ini. Paulo Coelho mengangkat tema yang memperlihatkan hubungan manusia dengan Tuhan, namun ia berbicara dengan cara yang bijak dan mengungkapkan pelajaran-pelajaran yang berharga.

Sekitar abad ke-9 SM, pada saat kerajaan Samaria dipimpin oleh Raja Ahab dan istrinya Izebel, penyembahan dewa-dewa baal semakin meluas. Kehadiran Tuhan mulai digantikan dengan patung-patung dan kuil-kuil baal. Di kerajaan itu, hiduplah Elia, seorang nabi pilihan Tuhan yang taat. Karena ketaatannya, jiwa Elia pun terancam. Di tengah ketakutannya, ia mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang memerintahkannya untuk mengungsi ke Sarfat (orang-orang Sarfat menyebut kota itu sebagai Kota Akbar ; demikian juga selanjutnya saya akan menyebutnya kota Akbar). Di kota akbar, Elia menumpang di rumah seorang janda miskin yang tinggal bersama anaknya. Melarikan diri dari tempat tinggalnya yang mulai percaya kepada baal, Elia menjumpai masyarakat kota Akbar yang sepenuhnya juga percaya kepada baal. Mereka percaya bahwa di atas gunung kelima, para dewa bersemayam dan mengamati mereka. Elia mencoba mengikuti kehendak Tuhan untuk tinggal di kota itu dan berbaur dengan masyarakatnya. Selang beberapa waktu, Elia mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Ia mulai dianggap sebagai orang yang bijaksana, bahkan Gubernur setempat mulai memberikan perhatian terhadap orang asing ini. Elia menetap sementara di kota Akbar, sambil menunggu perintah Tuhan untuk membawanya kembali ke Samaria dan menyelamatkan bangsanya dari penyembahan berhala di bawah kekuasaan Raja Ahab. 

Suatu hari, dalam penantiannya itu, Elia mendapati Kota Akbar terancam peperangan dan kehancuran. Elia bertanya kepada Tuhan : Apa yang harus ia lakukan untuk menyelamatkan kota yang indah itu dari kehancuran. Dalam pergumulannya, Tuhan menjawab Elia. Elia bisa melakukan mujizat untuk menghentikan peperangan itu, namun mujizat itu hanya bisa dilakukan satu kali. Elia harus memilih melakukan mujizat itu untuk menyelamatkan Kota Akbar atau melakukannya nanti ketika menyelamatkan bangsanya. Saat inilah Elia dipukul hebat dengan pilihan-pilihan sulit yang mulai berdatangan, ia harus benar-benar bijak dan belajar membangun kembali. Apakah pilihan yang diambil oleh Elia? Apakah ia memilih? Ataukah ia hanya berdiam diri?
“…manusia harus memilih. Disitulah letak kekuatannya; kesanggupan untuk memilih”. [hal 182]
Buku ini sangat mengajar. Bukan mengajar secara agama tertentu, tetapi mengajar secara universal tentang arti sebuah perjuangan, iman dan harapan. Elia tidak selalu dipuji sebagai orang bijak, ada saatnya ia dikecam oleh banyak orang. Demikian Elia belajar tentang banyak hal yang tidak bisa dihindari dalam hidup.
“Hal-hal yang tak terhindarkan selalu saja terjadi. Kau butuh disiplin dan kesabaran untuk mengatasinya. Dan harapan. Kalau harapan sudah tak ada lagi, buat apa membuang-buang tenaga untuk melawan hal yang mustahil” [hal 237]
Jika anda membaca kisah ini, anda akan melihat proses Elia belajar untuk menantang takdir dan memperjuangkan hidupnya. Ia tidak hanya menyerah pada apa yang menimpanya, tetapi ia bangkit dan menantang Tuhan, ia terus berjalan maju meski pada awalnya langkahnya akan terseret-seret sampai akhirnya ia bisa berlari. Dan apakah Tuhan marah atas sikapnya? Hmm…Tuhan tersenyum puas…Kenapa? Anda akan memahaminya ketika membaca buku ini.

Setelah The Alchemist, The Fifth Mountain adalah buku kedua Paulo Coelho yang saya baca. Ketika melihat latarbelakang kehidupan sang penulis, saya mengerti kenapa beliau selalu mengusung tema perjuangan akan mimpi, harapan, dan kerja keras. Paulo Coelho pernah tiga kali dimasukkan ke rumah sakit jiwa oleh orang tuanya karena keinginannya menjadi seorang penulis. Orang tuanya tidak ingin ia menjadi sastrawan. Namun, Paulo Coelho tetap memperjuangkan mimpinya, ia bahkan bergabung dalam teater dan menjadi jurnalis. Kehidupan jurnalistik di Brazil pada masa itu dianggap sebagai kehidupan yang tidak bermoral, sehingga orang tuanya takut hal itu akan membawa pengaruh buruk untuknya. Kecemasan orang tuanya menghempaskannya jauh dari mimpinya. Namun, ia bangkit kembali dan akhirnya menorehkan karya-karya luar biasa yang akhirnya bisa sampai di tangan pembaca.

Sayangnya Paulo Coelho tidak menuntaskan kisah Elia dalam buku ini. Sepenggal kisah Elia dalam buku ini memiliki titik pusat di kota Akbar. Saya justru berharap, Paulo Coelho melanjutkannya sampai ketika Elia kembali ke Samaria, walaupun hal itu merupakan sebuah perjalanan baru. Ketika kita sebagai manusia menuntaskan suatu tahap dalam hidup, kita akan melaju pada tahap hidup berikutnya dimana perjuangan akan kembali dituntut. Melalui sebuah quote yang paling saya sukai dalam buku ini, saya diingatkan untuk memperhatikan setiap tahap itu. Quote tersebut berbunyi demikian :
“Kita harus selalu tahu kapan suatu tahap dalam hidup kita telah berakhir. Kalau kita bersikeras mempertahankannya, padahal kita sudah tidak membutuhkannya, kita akan kehilangan sukacita dan makna hidup kita selebihnya. Dan ada risiko kita akan diguncang-guncang hebat oleh Tuhan” [hal 309]

--------------------------------------------------------
Judul      : The Fifth Mountain (Gunung Kelima)
Penulis   : Paulo Coelho
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit     : April 2011 (Cetakan keempat) 
Tebal      : 320 hal 
--------------------------------------------------------

21 comments:

  1. kalau tentang paulo coelho,pendapatku masih terombang-ambing =D seneng banget sama alchemyst dan veronika decides to die, tp beberapa buku lain terlalu puitis dan mengawang2 menurutku. fifth mountain ini aku belum baca si, keliatannya sih bagus ya...

    ReplyDelete
  2. @mba astrid : selain buku ini, aq jga baru baca the alchemist mba. menurutku sih pesan dalam kedua buku tdk terlalu jauh berbeda, klo yg fifth mountain mungkin ada campuran sama Tuhan. klo yg veronika decides to die, aq blm baca. wah..bagus ya..masuk wishlist deh ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. dear Althesia,

      Salam kenal. Resensimu tentang buku ini menarik, Bolehkah aku share tulisanmu ini untuk ditaruh di situs kebuncerita.com dan facebook kebuncerita? Situs itu adalah segala cerita fiksi yang dibangun dari kisah dan peristiwa Kitab Suci. Sila kalau mau lihat dan baca situsnya ya.

      Terimakasih dan salam,
      Ita Siregar
      Penggagas kebuncerita.com

      Delete
    2. Hi..Ita..thanks ya sudah mampir..
      Silahkan dishare :)

      Delete
  3. Baca juga: The Devil & Miss Prym.
    Mengenai cerita yg gak tuntas, kayaknya memang itu ciri khas Coelho kayaknya. Aku lg mau baca The Pilgrimage nih!

    ReplyDelete
  4. ok mba fanda..thanks utk sarannya..langsung masuk wishlist ;)

    ReplyDelete
  5. Aku punya buku ini tapi cover lama. Masih dalam tumpukan. *blush* *ninja*

    ReplyDelete
  6. Setelah membaca buku ini, ada satu kesan berbeda yang muncul untuk tokoh Elia. Jika membaca dari Alkitab, Elia sepertinya nabi yang "sakti", dalam arti bisa melakukan mujizat kapan pun, di mana pun. Tapi buku ini "memanusiakan" nabi, menitikberatkan bahwa seorang nabi harus memperjuangkan sebuah mujizat. Walaupun sarat dengan interpretasi pribadi, karya ini luar biasa.
    Sepertinya Tuhan tidak hanya mengajar lewat Alkitab. Dan memang seperti itu!

    ReplyDelete
  7. setuju itox...thanks utk tambahannya ;)

    ReplyDelete
  8. si, kalau mau witch of potobello aku ada, tp bahasa inggris euy. misal minat swap kasi tau aja ya =D

    ReplyDelete
  9. @mba astrid : aq baca yg bahasa indonesia aja deh mba..heheehe *cari gampang*

    ReplyDelete
  10. Must be an enjoyable read The Fifth Mountain: A Novel by Paulo Coelho. loved the way you wrote it. I find your review very genuine and original, this book is going in by "to read" list.

    ReplyDelete
  11. aaagh..pengen buku2nya paulo coelho..hiks..kapan lalu mau swap yg ini sama dion, eh ternyata bukunya dia tak berhasil ditemukan..waaa.. eh btw yg veronica decides to die apakah diterjemahkan gramedia ya?kok baru denger kali ini..
    thanks esy reviewnya keren :) kaget juga paulo coelho pernah 3x dimasukin RSJ o.O

    ReplyDelete
  12. @nophie : Aku blm pernah dengar gramedia nerbitin nov, yang aku tau penerbit KPG yang udah pernah terbitin, tapi mengenai terjemahannya aku juga gak tau bagus apa gak ;)
    setelah baca 2 bukunya paulo coelho, aku juga jadi pengen baca yang lainnya, sepertinya semua bukunya sarat makna ya...

    ReplyDelete
  13. sepertinya saya harus membaca ulang buku ini lagi kalau mau buat reviewnya. asli lupa :D

    ReplyDelete
  14. Sama dengan bang Helvry, lupa detilnya, haha. Tapi setuju dengan komen Kahosadi, di buku ini saya melihat Nabi Elia sebagai manusia. Bukunya bagus dan saya suka kedua covernya *tetep balik-balik ngomongin cover*

    ReplyDelete
  15. saya juga penggemar tulisan2 paulo coelho.. buku2 yang sudah saya baca antara lain the alchemist, the witch of portobello, eleven minutes, by the river of piedra I sat down and wept, dan the pilgrimage. buku2 coelho selalu berhasil menambahkan makna baru dalam hidup saya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yuppp...bukunya Coelho emang banyak menginspirasi orang :)

      Delete
  16. buku the fifth mountain ini keren bgt ...
    mengisnpirasi dan banyak mengajarkan ttg sejarah dan makna kehidupan

    ReplyDelete