Thursday, October 31, 2013

[Review] Wonder by R.J. Palacio


Title: Wonder
Author: R.J. Palacio
Publisher: Atria
Published: September 2012
Pages: 430p
ISBN: 978-979-024-508-2


“Maukah kita membuat sebuah aturan baru dalam hidup...selalu berusaha untuk lebih berbaik hati dari yang seharusnya?” – hal 408


Ada yang pernah mengajarkan padaku tentang hubungan manusia, tentang salah satu kebutuhan dasar manusia supaya bisa bertumbuh adalah dengan membangun hubungan dengan orang lain. Dari hubungan tersebut munculah gesekan yang dapat menghasilkan panas dan menempa karakter seseorang, menjadi lebih kuat atau menyerah dengan keadaan. Itu adalah pilihan. Kondisi di sekitar tidak bisa kita atur, tetapi respon terhadap keadaan tersebut sepenuhnya dalam kontrol kita. August Pullman dilahirkan dengan kelainan genetika yang menyebabkan bentuk wajahnya berbeda dengan manusia pada umumnya. Keadaan ini, membuat anak-anak nakal terkadang tega menyebutnya Gollum, Alien atau Orc.
“Namaku August. Aku tidak akan menggambarkan seperti apa tampangku. Apapun yang kau bayangkan, mungkin keadaannya lebih buruk” – August Pullman.


Perasaan selalu diamati, ditatap dua kali oleh setiap orang yang bertemu pandang dengannya membuat August terkadang ketakutan dan sedih. Ia pun berusaha melatih dirinya untuk mengabaikan setiap tatapan ngeri yang diterimanya, hingga akhirnya ia menjadi terbiasa. Orang-orang di lingkungannya telah mengenalnya dan hal ini membuatnya mulai terbiasa, namun orang tuanya selalu memperlakukan dia seperti anak kecil bahkan setelah ia berusia 10 tahun. Isabel, ibunya selalu kuatir dengan perasaan August dalam setiap keadaan, sehingga cenderung sangat melindunginya dan justru membuat August tidak bisa menghadapi dunia dengan caranya sendiri. Namun Isabel akhirnya mengambil tindakan berbeda dengan meminta August untuk bersekolah di sekolah umum karena selama ini August belajar di rumah dengan bantuan ibunya. August pun serta merta menolaknya, karena ia merasa tidak bisa menghadapi tatapan ngeri terus menerus sepanjang hari dari teman-teman sekolahnya. Namun dengan pertimbangan-pertimbangan dari Ayah, Ibu dan Olivia, kakaknya, August pun mengambil tindakan berani untuk mencoba sekolah umum. Ia melakukan tour keliling sekolah sebelum sekolah dimulai dengan bantuan Mr. Tushman sebagai kepala sekolah. Mr. Tushman meminta bantuan beberapa anak, Julian, Jack dan Charlotte untuk menemani August mengenal sekolah barunya. Di kesempatan perkenalan pertama ini pun, August sudah dihadapkan dengan sikap jahat Julian, namun ia juga memperoleh Jack sebagai teman barunya. Pada saat sekolah dimulai, petualangan August menghadapi dunia pun ikut mulai. Hampir tidak ada orang yang mau duduk bersebelahan dengannya selain Jack, teman-temannya menganggap dia semacam wabah yang akan menular jika disentuh. Waktu makan siang, ia harus duduk di meja sendirian sementara semua orang berbisik-bisik di sekitarnya, namun saat ini pun ia memperoleh teman lain bernama Summer, seorang gadis cantik yang datang menghampirinya duduk makan siang bersama dan sejak saat itu mereka terus makan bersama. August mulai belajar menghadapi dunia yang semula dihindarinya. 

Buku ini menempatkan August seperti pusat tata surya, karena selain August, ada orang-orang lain yang bergantian menjadi narator dan menceritakan kisah mereka dengan August sebagai pusatnya. Dimulai dengan Olivia, kakak August, dilanjutkan dengan Summer, Jack, Justin dan Miranda, sahabat Olivia yang telah mengenal August sejak kecil. Mereka menuturkan kisah mereka, ada yang bersinggungan dengan August sebagai pusat cerita, ada juga yang menyinggung kehidupan pribadi mereka pada suatu masa. Cara ini membuat buku ini lebih mudah dinikmati, karena ada perspektif lain yang disajikan oleh penulis. Meskipun August adalah pusat cerita, penulis ingin menyampaikan bahwa orang lain pun memiliki masalah, sehingga orang seperti August pun harus bisa menerima hal itu, dengan penerimaan dan pengertian itu justru melatih August tidak menempatkan dirinya sebagai satu-satunya orang yang harus dimengerti sepanjang waktu, ada kalanya ia pun harus memahami perasaan orang lain tentang dirinya. Sayang sekali penulis tidak menyertakan perspektif orang tua August dalam buku ini. Aku sangat ingin mengetahui bagaimana Isabel mengelola perasaannya sendiri sebagai ibu dan apa yang dipikirkannya tentang August ataupun Olivia yang merasa diabaikan oleh ibunya karena terlalu memperhatikan August. Dalam cerita ini aku kehilangan perspektif orang tua.

Melarikan diri dari masalah tidak pernah menjadi pilihan yang bijak, karena sampai kapanpun masalah itu akan menemukan kita kembali, hanya masalah waktu teman, itulah yang diajarkan buku ini untukku, karena itu lebih baik segera bangun dan menghadapinya dan tenanglah, terkadang kita tidak pernah mengetahui bahwa kita punya kemampuan luar biasa dalam menghadapi sesuatu sampai sesuatu itu ada dihadapan mata. Selain itu yakinlah di suatu tempat dalam perjalanan kita pasti ada orang-orang yang disediakan untuk membantu atau sekedar menyemangati. Buku ini disajikan dengan sangat baik. Hanya itu yang bisa kuceritakan, karena buku seperti ini membuatku kehilangan kata-kata. Ada bagian-bagian yang pasti membuat mewek dan untukku bagian terakhir justru yang paling parah, bukan karena sedih tapi karena kagum dan terharu. Ternyata orang terlemah sekalipun, jika ia mau, bisa menyentuh hati banyak orang.

Ada beberapa Quote yang kusukai, walaupun tidak semuanya murni berasal dari buku ini, karena mereka adalah kutipan buku lain yang dituliskan pada buku ini.


“Saat diberi pilihan untuk bersikap benar atau berbaik hati, pilihlah berbaik hati” – Dr. Wayne W. Dyer
 “Tidak ada seorang manusia pun yang sama seperti pulau, bisa berdiri sendiri” – Virgil
“Jalani hari dan raihlah matahari” – The Polyphonic Spree, “Light and Day”
“Jangan berusaha agar terlihat keren. Kau pasti ketahuan, dan itu tidak keren” – Amos Conti (salah satu anak di sekolah Beecher Prep).


Tulisan ini dibuat untuk baca bersama Blogger Buku Indonesia di bulan Oktober dengan tema "Buku Debut Penulis Baru"

10 comments:

  1. intinya kalau punya masalah jangan melarikan diri ya :)
    sudah sering lihat buku ini, tertarik sama covernya juga, kapan-kapan baca ah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bunda..aku sih menangkap keseluruhan ceritanya berbicara tentang itu :)

      Delete
  2. Serius deh ini salah satu buku yang unforgetable, sosok August yang secara tolak ukur tidak termasuk sempurna, justru memiliki aneka kelebihan yang bikin melted, jadi pengen peluk-cium si August deh sepanjang cerita ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba maria, aku juga jadi pengen peluk-peluk si August kok karna karakternya yang menarik itu. Tapi aku juga bertanya-tanya apa yaa reaksiku kalo bertatapan dengan dia, apa aku bakal berespon kaget juga kah diawal :D

      Delete
  3. aduuuh jadi nggak sabar kepingin baca juga...segera masuk antrian deh ;p akhirnya baca wonder juga ya si, inget kamu ragu2 pas kita di books n beyond haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baca deh mba..BAGUS
      Iya dulu labil mau baca apa, untung mba maria bisa nyediain wonder dengan super cepat jadi bisa ikutan baca..abis nyari ke ambas dan semanggi gak nemu sih

      Delete
  4. Aku juga mewek dan speechless waktu selesai baca >.<

    ReplyDelete
  5. huwah, ini masih di antrian juga. mau baca segera deh >_<

    ReplyDelete