Title: Wonder
Author: R.J. Palacio
Publisher: Atria
Published: September 2012
Pages: 430p
ISBN: 978-979-024-508-2
“Maukah kita membuat sebuah aturan baru dalam hidup...selalu berusaha untuk lebih berbaik hati dari yang seharusnya?” – hal 408
Ada yang pernah mengajarkan padaku tentang hubungan manusia, tentang salah satu kebutuhan dasar manusia supaya bisa bertumbuh adalah dengan membangun hubungan dengan orang lain. Dari hubungan tersebut munculah gesekan yang dapat menghasilkan panas dan menempa karakter seseorang, menjadi lebih kuat atau menyerah dengan keadaan. Itu adalah pilihan. Kondisi di sekitar tidak bisa kita atur, tetapi respon terhadap keadaan tersebut sepenuhnya dalam kontrol kita. August
Pullman dilahirkan dengan kelainan genetika yang menyebabkan bentuk wajahnya berbeda dengan manusia pada umumnya. Keadaan ini, membuat anak-anak nakal terkadang tega menyebutnya Gollum, Alien atau Orc.
“Namaku August. Aku tidak akan menggambarkan seperti apa tampangku. Apapun yang kau bayangkan, mungkin keadaannya lebih buruk” – August Pullman.
Perasaan selalu diamati, ditatap dua kali
oleh setiap orang yang bertemu pandang dengannya membuat August terkadang
ketakutan dan sedih. Ia pun berusaha melatih dirinya untuk mengabaikan setiap
tatapan ngeri yang diterimanya, hingga akhirnya ia menjadi terbiasa.
Orang-orang di lingkungannya telah mengenalnya dan hal ini membuatnya mulai
terbiasa, namun orang tuanya selalu memperlakukan dia seperti anak kecil bahkan
setelah ia berusia 10 tahun. Isabel, ibunya selalu kuatir dengan perasaan
August dalam setiap keadaan, sehingga cenderung sangat melindunginya dan justru
membuat August tidak bisa menghadapi dunia dengan caranya sendiri. Namun Isabel
akhirnya mengambil tindakan berbeda dengan meminta August untuk bersekolah di
sekolah umum karena selama ini August belajar di rumah dengan bantuan ibunya.
August pun serta merta menolaknya, karena ia merasa tidak bisa menghadapi
tatapan ngeri terus menerus sepanjang hari dari teman-teman sekolahnya. Namun
dengan pertimbangan-pertimbangan dari Ayah, Ibu dan Olivia, kakaknya, August
pun mengambil tindakan berani untuk mencoba sekolah umum. Ia melakukan tour
keliling sekolah sebelum sekolah dimulai dengan bantuan Mr. Tushman sebagai
kepala sekolah. Mr. Tushman meminta bantuan beberapa anak, Julian, Jack dan
Charlotte untuk menemani August mengenal sekolah barunya. Di kesempatan
perkenalan pertama ini pun, August sudah dihadapkan dengan sikap jahat Julian,
namun ia juga memperoleh Jack sebagai teman barunya. Pada saat sekolah dimulai,
petualangan August menghadapi dunia pun ikut mulai. Hampir tidak ada orang yang
mau duduk bersebelahan dengannya selain Jack, teman-temannya menganggap dia
semacam wabah yang akan menular jika disentuh. Waktu makan siang, ia harus
duduk di meja sendirian sementara semua orang berbisik-bisik di sekitarnya,
namun saat ini pun ia memperoleh teman lain bernama Summer, seorang gadis
cantik yang datang menghampirinya duduk makan siang bersama dan sejak saat itu
mereka terus makan bersama. August mulai belajar menghadapi dunia yang semula
dihindarinya.
Buku ini menempatkan August seperti pusat
tata surya, karena selain August, ada orang-orang lain yang bergantian menjadi
narator dan menceritakan kisah mereka dengan August sebagai pusatnya. Dimulai
dengan Olivia, kakak August, dilanjutkan dengan Summer, Jack, Justin dan
Miranda, sahabat Olivia yang telah mengenal August sejak kecil. Mereka
menuturkan kisah mereka, ada yang bersinggungan dengan August sebagai pusat
cerita, ada juga yang menyinggung kehidupan pribadi mereka pada suatu masa.
Cara ini membuat buku ini lebih mudah dinikmati, karena ada perspektif lain
yang disajikan oleh penulis. Meskipun August adalah pusat cerita, penulis ingin
menyampaikan bahwa orang lain pun memiliki masalah, sehingga orang seperti
August pun harus bisa menerima hal itu, dengan penerimaan dan pengertian itu justru
melatih August tidak menempatkan dirinya sebagai satu-satunya orang yang harus
dimengerti sepanjang waktu, ada kalanya ia pun harus memahami perasaan orang
lain tentang dirinya. Sayang sekali penulis tidak menyertakan perspektif orang
tua August dalam buku ini. Aku sangat ingin mengetahui bagaimana Isabel
mengelola perasaannya sendiri sebagai ibu dan apa yang dipikirkannya tentang
August ataupun Olivia yang merasa diabaikan oleh ibunya karena terlalu
memperhatikan August. Dalam cerita ini aku kehilangan perspektif orang tua.
Melarikan diri dari masalah tidak pernah menjadi pilihan yang bijak, karena sampai kapanpun masalah itu akan menemukan kita kembali, hanya masalah waktu teman, itulah yang diajarkan buku ini untukku, karena itu lebih baik segera bangun dan menghadapinya dan tenanglah, terkadang kita tidak pernah mengetahui bahwa kita punya kemampuan luar biasa dalam menghadapi sesuatu sampai sesuatu itu ada dihadapan mata. Selain itu yakinlah di suatu tempat dalam
perjalanan kita pasti ada orang-orang yang disediakan untuk membantu atau
sekedar menyemangati. Buku ini disajikan dengan sangat baik. Hanya itu yang
bisa kuceritakan, karena buku seperti ini membuatku kehilangan
kata-kata. Ada bagian-bagian yang pasti membuat mewek dan untukku bagian terakhir justru yang paling parah, bukan karena sedih tapi karena kagum dan terharu. Ternyata orang terlemah sekalipun, jika ia mau, bisa menyentuh hati banyak orang.
Ada beberapa
Quote yang kusukai, walaupun tidak semuanya murni berasal dari buku ini, karena
mereka adalah kutipan buku lain yang dituliskan pada buku ini.
“Saat diberi pilihan untuk bersikap benar atau berbaik hati, pilihlah berbaik hati” – Dr. Wayne W. Dyer
“Tidak ada seorang manusia pun yang sama seperti pulau, bisa berdiri sendiri” – Virgil
“Jalani hari dan raihlah matahari” – The Polyphonic Spree, “Light and Day”
“Jangan berusaha agar terlihat keren. Kau pasti ketahuan, dan itu tidak keren” – Amos Conti (salah satu anak di sekolah Beecher Prep).
Tulisan
ini dibuat untuk baca bersama Blogger Buku Indonesia di bulan Oktober dengan
tema "Buku Debut Penulis Baru"
intinya kalau punya masalah jangan melarikan diri ya :)
ReplyDeletesudah sering lihat buku ini, tertarik sama covernya juga, kapan-kapan baca ah..
iya bunda..aku sih menangkap keseluruhan ceritanya berbicara tentang itu :)
DeleteSerius deh ini salah satu buku yang unforgetable, sosok August yang secara tolak ukur tidak termasuk sempurna, justru memiliki aneka kelebihan yang bikin melted, jadi pengen peluk-cium si August deh sepanjang cerita ini.
ReplyDeleteMba maria, aku juga jadi pengen peluk-peluk si August kok karna karakternya yang menarik itu. Tapi aku juga bertanya-tanya apa yaa reaksiku kalo bertatapan dengan dia, apa aku bakal berespon kaget juga kah diawal :D
Deleteaduuuh jadi nggak sabar kepingin baca juga...segera masuk antrian deh ;p akhirnya baca wonder juga ya si, inget kamu ragu2 pas kita di books n beyond haha
ReplyDeleteBaca deh mba..BAGUS
DeleteIya dulu labil mau baca apa, untung mba maria bisa nyediain wonder dengan super cepat jadi bisa ikutan baca..abis nyari ke ambas dan semanggi gak nemu sih
Aku juga mewek dan speechless waktu selesai baca >.<
ReplyDeleteBikin terharu yaa tammy :)
Deletehuwah, ini masih di antrian juga. mau baca segera deh >_<
ReplyDeleteSiapkan tisu ya vina :)
Delete