Title: 80 Hari Keliling Dunia
Author: Jules Verne
Publisher: Serambi
Published: Juni 2008
Pages: 368p
ISBN: 978-979-024-154-1
Meskipun suka
traveling, aku tidak terlalu berminat pada buku-buku tentang traveling baik
yang dalam negeri maupun luar negeri. Aku cenderung menikmati tulisan lepas
tentang traveling yang sering dimuat dalam majalah seperti National Geography
Traveler, rasanya lebih straightforward
tanpa bumbu-bumbu pribadi yang terkadang berlebihan. Karena itu buku ini cukup
lama tertimbun, sampai akhirnya buku ini tertolong oleh salah satu reading
challenge yang kuikuti tahun ini. Awalnya aku berpikir, buku traveling jaman
sekarang saja tidak menarik, apalagi yang berlatar seratus tahun yang lalu.
Tapi aku pun memberinya kesempatan.
Jules Verne
adalah salah satu penulis klasik yang menurutku memiliki ide-ide cukup aneh
pada masanya. Dari beberapa judul bukunya, Twenty
Thousands Leagues under the Sea, Around
the World in 80 days dan Journey to
the Center of the Earth aku memandang penulis ini cukup aneh karena
mengeluarkan topik-topik seperti itu sekitar tahun 1800an. Namun imajinasi
tidak dapat dibatasi oleh masa tertentu, imajinasi adalah hal yang paling liar
yang dapat dimiliki oleh manusia. Buku ini berawal dari sebuah ide sederhana
yaitu perjalanan mengelilingi dunia, namun ide sederhana ini berubah menjadi
kontroversial karena waktu perjalanannya dibatasi selama 80 hari. Seberapa
besar dunia ini untuk tidak bisa dikelilingi dalam waktu 80 hari? Itu pertanyaan
yang mungkin sangat mudah dijawab pada jaman perkembangan teknologi dan
transportasi seperti saat ini, namun bagaimana jika hal itu terjadi pada tahun
1872? Phileas Fogg menerima tantangan dari teman-temannya di Reform Club untuk
mengelilingi dunia dalam waktu 80 hari. Ia ditemani oleh pelayanannya,
Passepartout memulai perjalanannya dari London pada tanggal 2 Oktober 1872
pukul 2:45 pm dan terus bergerak ke timur melewati Paris, India, Singapore,
Hongkong, Shanghai, Yokohama, San Fransisco, New York dan Liverpool. Sesuai
perjanjian, ia harus tiba kembali di London pada 21 Desember 1872 pukul 8:45
pm. Mr. Fogg hanya punya satu tujuan akhir yaitu berada tepat pada waktu yang
dijanjikan di Reform Club agar ia dapat memperoleh hadiah yang dijanjikan.
Mengenai Kota dan Negara yang akan dilaluinya, ia tidak peduli, ia hanya
menghabiskan waktunya bermain kartu, melompat dari kereta api ke kapal uap dan
sebaliknya. Ia hanya mendengarkan keadaan sekitar dari pelayanannya yang
terkadang membuat kasus di setiap tempat dan cenderung membuat Mr. Fogg gagal
dalam tantangannya. Mr. Fogg harus benar-benar disiplin dengan jadwal setiap
transportasi yang ditumpanginya, terkadang ia harus mengeluarkan extra biaya
untuk mempercepat perjalanannya atau menangani rintangan yang menghadangya. Hal
ini terjadi ketika ia naik kereta melintasi daratan india dan kereta berhenti
di suatu desa kecil karena rel kereta belum selesai dibangun. Alhasil, Mr. Fogg
harus mengeluarkan banyak uang untuk membeli seekor gajah dan menyewa orang
untuk mengemudikannya menuju rel kereta berikutnya. Ditengah petuangalannya
ini, ia pun harus berhadapan dengan suku-suku asli yang hampir membunuh seorang
wanita bernama Aouda yang pada akhirnya menjadi teman perjalanannya bersama
Passepartout. Masalah dan rintangan serta detail perjalanan Mr. Fogg
digambarkan dengan sangat jelas oleh Jules Verne.
Dari sisi
karakter, Mr. Fogg adalah seorang pria yang dingin dan tenang, tidak ada satu
situasi pun yang mampu membuatnya mengekspresikan emosinya secara berlebihan,
bahkan ketika ia harus berkali-kali ketinggalan kapal atau kereta. Ia menjaga
sikapnya tetap tenang hingga membuat orang-orang disekitarnya tampak sangat galau.
Berbeda jauh darinya, Passepartout adalah pria asal Prancis yang sangat periang
dan sangat mudah cemas serta selalu mengekspresikan emosinya apa adanya.
Awalnya Passepartout tidak memahami tujuan majikannya, ia menganggap majikannya
adalah salah satu orang paling aneh yang pernah ditemuinya, namun petualangan
mereka bersama, mengubah pandangan Passepartout terhadap Mr. Fogg. Jules Verne
pun menghadirkan tokoh-tokoh seperti Mr. Fix, seorang detektif yang
mengejar-ngejar Mr. Fogg karena tuduhan pencurian. Mr. Fix digambarkan sebagai
karakter yang selalu berpikiran negative, sehingga sebagian besar asumsinya
menyelimuti cara pandangannya sehingga hal itu pun mempengaruhi hal-hal yang
dilihatnya. Ia hanya melihat hal-hal yang mendukung asumsinya dan cenderung
mengabaikan hal-hal yang bertentangan dengan asumsinya, meskipun tampak sangat
masuk akal. Uraian pengembangan karakter seperti ini adalah salah satu daya
tarik dalam buku ini. Bahkan Mr. Fogg sendiri sering mengambil resiko gagal
dalam tantangannya untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan hati nurani dan
tanggung jawab moralnya. Pada akhirnya hasil akhir bukan lagi hal terpenting
dalam buku ini. Perjalanan itu sendiri yang menjadi sangat penting, apa yang
dilaluinya dan bagaimana ia merespon semuanya dengan sendirinya menciptakan
hasil akhir yang memuaskan untuknya dan untukku sebagai pembaca.
Namun secara
keseluruhan, buku ini tetaplah merupakan catatan perjalanan dengan bumbu
petualangan yang memicu sedikit kecemasan dan rasa takut, namun tetap memiliki
porsi yang membuat pembaca akan berpikir “tenang…tidak mungkin berakhir seperti
itu”. Sayangnya Mr. Fogg tidak bisa menikmati setiap tempat yang ia singgahi,
mempelajari kebudayaan sekitar atau sekedar berfoto di tempat-tempat wisata.
Itu adalah hal-hal yang mungkin kulakukan, tetapi tidak untuk Phileas Fogg.
Submitted for:
2013 TBR Pile Challenge hosted by Roof Beam Reader
aku sukaaa buku ini si...karakter2nya kerasa pas dan petualangannya juga ok, seru2 lucu gitu :) kenapa dulu buku ini aku jual ya? ahahaha
ReplyDeleteYaaahh kok malah dijual..aku sih pasti koleksi klo klasik begini
Deletekarakternya memang bagus2..kombinasi passepartout dan fogg tuh pas banget deh :D
wah aku punya inggrisnya nih beli di books and beyond
ReplyDeletetapi kapan bacanya ya, ahahaha
wahh mungkin inggrisnya lebih komplit tuh daripada versi terjemahan serambi ini, tapi terjemahan juga ok kok bang
DeleteBeli di mana?
ReplyDeleteDulu beli langsung ke penerbit serambi waktu lagi bazaar, mungkin bisa hubungi penerbit serambi ya
Deleteterimakasih ini sangat membantu
ReplyDelete