Title: In the Time of Butterflies
Author: Julia Alvarez
Publisher: Serambi
Published: Oktober 2012 (Cetakan 1)
ISBN: 978-979-024-389-7
Borrowed from MasTez
“Melalui novel ini, Julia Alvarez membawa kita ke suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi..dan menggugah kita dengan cara yang mengejutkan” – The San Diego Union-Tribune
Anda pernah mendengar kisah Las Mariposas – para kupu-kupu dari Republik Dominika? Ini adalah kisah perjuangan para kupu-kupu. Tidak..tidak..bukan hanya kisah perjuangan, namun juga kisah persaudaraan, keberanian dan rasa takut. Apa yang diharapkan dari sebuah rezim diktator? Penderitaan bagi mereka yang berani beda pendapat atau hidup tenang dalam awan gelap bagi mereka yang menurut dengan patuh? Sayangnya para kupu-kupu memilih hal yang pertama. Kisah ini berlangsung sekitar tahun 1950 sampai 1960, namun diceritakan kembali dari tahun 1994 oleh seseorang yang berhasil bertahan sampai masa itu.
Pada
usia 12 tahun, Minerva masuk sekolah asrama dan bertemu dengan Sinita, seorang
gadis penyendiri yang kemudian menjadi teman dekatnya. Dari Sinita, Minerva
pertama kali mendengar tentang kekejaman Trujillo, pemimpin negara yang fotonya
dipajang penuh hormat di rumah orang tuanya berdampingan dengan gambar Yesus.
Seperti melengkapi kesaksian Sinita, Minerva langsung dihadapkan pada bukti
nyata kebejatan moral dan kediktatoran Trujilo melalui peristiwa yang menimpa
teman satu asramanya. Peristiwa demi peristiwa dihadapi oleh Minerva yang terus
menerus meyakinkannya akan keterkungkungan warga Dominika dibawah pemerintahan
Trujillo. Minerva pun melanjutkan studinya di fakultas hukum, namun saat ia
lulus, ia harus berpuas diri dengan ijazahnya tanpa kesempatan menjalankan
praktik hukum, karena ditentang oleh Trujillo yang sudah mulai menganggap
Minerva Mirabal sebagai ancaman. Disela-sela perjuangannya, ia pun menikah
dengan Manolo lalu memulai gerakan bawah tanah menentang Trujillo. Semuanya
bermula dari Minerva, putri ketiga dalam keluarga Mirabal. Namun perjuangan
menentang sang diktator pada akhirnya tidak hanya dilakoni oleh Minerva seorang
diri. Maria Teresa (Mate) yang pernah hidup bersama Minerva ikut terlibat,
Patria yang tanpa sengaja menyaksikan kematian seorang remaja akibat ulah
Trujillo pun meyakinkan dirinya sendiri untuk mengambil bagian dalam perjuangan
itu, bahkan Dede yang pada awalnya takut dan ditentang oleh sang suami,
perlahan-lahan memperoleh keberanian dari kekuatan saudari-saudarinya. Keempat
putri Mirabal yang dikenal dengan nama Las Mariposas atau para kupu-kupu
bersama dengan suami masing-masing (kecuali suami Dede) menjadi pusat
perjuangan mengalahkan rasa takut, mengobarkan keberanian dan menuntut
kemerdekaan rakyat Dominika.
Buku
ini dibuat untuk menggambarkan kondisi Republik Dominika dibawah pimpinan
Rafael Leonidas Trujillo selama kurang lebih 30 tahun, sejak 1930 sampai 1961.
Selama 30 tahun pemerintahan Trujillo, ribuan orang menghilang tanpa jejak,
Republik Dominika menjadi salah satu tempat paling berdarah di Amerika dibawah
kekejaman Trujillo. Membaca kisah ini, membuatku merinding meresapi ketakutan
para kupu-kupu yang pada akhirnya menjadi teladan seluruh warga Dominika.
Mereka tampil dengan berani, namun Julia Alvarez juga menampilkan sisi
ketakutan terdalam mereka, mimpi-mimpi buruk mereka, curahan hati mereka.
Sehingga pembaca akan menemukan kisah yang terasa begitu nyata. Penjelasan
karakter keempat bersaudari pun sangat jelas. Julia Alvarez menggambarkan
Minerva sebagai karakter yang paling kuat dan tegas, ia yang menjadi panutan
bagi saudari-saudarinya, ia yang sangat terburu-buru dan tanpa rasa takut,
namun ia juga yang merasa terkungkung setelah kehidupan penjara yang hampir
menumpulkan semua indranya. Patria, yang paling tua, pada awalnya adalah sosok
yang teratur dan lembut, berpegang teguh pada ajaran imannya, namun pada
akhirnya mampu melakukan apa saja untuk menyelamatkan suami dan anak-anaknya.
Dede adalah karakter anak tengah yang paling labil, hampir tidak punya
pendiriannya sehingga butuh diyakinkan berkali-kali oleh kakak dan adiknya,
bahkan Minerva yang adalah adiknya justru banyak mengambil peranan sebagai
kakak untuknya. Yang paling kecil adalah Maria Teresa (Mate), berjiwa seni dan
lembut, namun punya kekuatan yang hampir bisa menyaingi Minerva, hanya saja
Mate lebih berhati-hati jika dibandingkan dengan Minerva yang brutal. Dari keempatnya,
Minerva lah yang selalu digambarkan sebagai sosok yang paling cantik. Keempat
karakter ini, sepanjang cerita saling melengkapi satu sama lain, bertentangan,
terkadang berubah atau terpaksa berubah karena desakan keberanian yang meledak
dari dalam diri mereka masing-masing.
Rasanya
sungguh beruntung bisa mengetahui jejak perjuangan sebuah bangsa di muka bumi
ini, itu sebabnya historical fiction menjadi salah satu genre favoritku.
Sebagai buku bertajuk histori, buku ini menyuguhkan deskripsi suatu masa yang
penuh ketakutan dibawah rejim seorang diktator. Julia Alvarez mendengar tentang Las Mariposas dari ayahnya yang sempat terlibat dalam gerakan menentang Trujillo namun akhirnya melarikan diri ke Amerika. Ia kemudian melakukan penelitian dan merangkai kisah
ini dengan sudut pandang orang pertama. Keempat kupu-kupu secara bergantian
menjadi AKU dalam buku ini. Kadang-kadang mereka menceritakan kisah yang sama
dari sudut pandang yang berbeda, namun kebanyakan cerita mereka saling
melengkapi satu sama lain. Persaudaraan putri-putri Mirabal menjadi salah satu
poin penting dalam buku ini, betapa mereka begitu luar biasa saling mendukung
dan menjadi bagian satu sama lain. Buku ini layak sekali menjadi salah satu
koleksi bagi penyuka genre histori, karena penjelasan tentang sejarah kekejaman
Trujillo yang bisa dijelaskan oleh Wikipedia, disajikan dengan nikmat oleh
Julia Alvarez dalam buku ini. Terjemahan Serambi mudah dipahami, jadi saya
tidak mengalami kesulitan mencerna buku ini. Empat bintang untuk Julia Alvarez. Viva La Mariposas.
Gini nih yg bawa godaan..... -__-
ReplyDeletePinjem dooong Esi... :P
aku juga pinjam dari mas tezar..coba nanti kubilangin mastez ya biar kukirim langsung ke mba fanda :D
Deleteserunya baca buku kaya gini jadi membuka wawasan sejarah ya si...aku juga suka banget buku ini dan lagi nyari2 buku lain yang sejenis...paling suka sama penuturan Mate dengan buku hariannya yang kadang unyu banget hahaha
ReplyDeleteIya..mba aku juga jadi tertarik dengan negara-negara lain..jadi mikir kira2 ada kisah apa lagi ya disana..aku pengen tahu :)
Delete