Aristoteles menyuarakan
pemikirannya bahwa seorang wanita secara fisik lebih rendah dari pria, tempat
wanita harusnya hanya dirumah, dan wanita tidak perlu mendapatkan pendidikan
yang sama dengan seorang pria. Hei para wanita…apakah anda senang mendengar
pendapat seperti itu?
Wanita di masa sekarang tentu
tidak akan senang. Namun sekitar abad ke-13 atau abad ke-14, pemikiran ini
begitu mengakar di masyarakat. Seorang wanita hanya mendapatkan pendidikan
secara informal, seperti dalam biara atau oleh ibunya sendiri. Wanita tidak
diterima dalam pendidikan formal bersama pria. Bahkan beberapa novel-novel yang
ditulis pada zaman itu menggambarkan bahwa seorang wanita yang menyatakan
kecerdasannya secara terbuka terkadang dianggap sebagai seorang penyihir dan
dibakar di tiang gantungan. Jika saya hidup di masa itu, maka sangat mungkin
saya akan bertindak seperti Alessandra Giliani. Bagaimana dengan anda?
Alessandra hidup bersama ayah dan
ibu tirinya di Persiceto. Ibu kandungnya meninggal saat melahirkan adiknya yang
paling kecil. Alessandra memiliki seorang kakak, Nicco, dan dua orang adik,
Pierina dan Dodo. Sejak lahir ia telah dianggap berbeda karena kecerdasannya. Tidak
ada satupun dari saudaranya yang bisa menyamai kecerdasannya. Ia membaca banyak
buku, ia memperhatikan laba-laba membuat jaringnya, ia terbiasa memperhatikan
banyak hal di lingkungannya. Alessandra juga memperhatikan kondisi Ibunya
ketika meninggal melahirkan Dodo. Pilihan saat itu hanyalah menyelamatkan
Ibunya atau Dodo. Ilmu Kedokteran belum secanggih sekarang untuk melakukan
operasi sesar. Kecerdasan Alessandra membuatnya senang melakukan pengamatan
dimanapun ia berada. Ketika sumber pengamatan di dalam rumahnya telah
dikuasainya, ia meminta Nicco, kakaknya laki-laki untuk mengajarinya menunggang
kuda agar bisa melihat hutan dan dunia di luar rumahnya yang terus
dibayang-bayangi oleh ibu tiri yang tidak pernah menyukainya. Hidup alessandra
berjalan sesuai keinginannya sampai dipenghujung usianya yang ke-13. Memasuki
usia 14 tahun, ibu tirinya mengurungnya di dalam rumah, ia bahkan tidak bisa
bertemu dengan Nicco, Pierina dan Dodo. Seperti remaja perempuan lainnya masa
itu, saat memasuki usia 14 tahun, seorang gadis akan mulai dilirik oleh para
pemuda yang mencari seorang istri, ataupun dijodohkan oleh orang tua
masing-masing. Tidak terkecuali untuk Alessandra, Ibu tirinya bermaksud
menjodohkannya dengan pemuda pilihannya. Alessandra merasa hidupnya telah
berakhir. Jika ia menurut untuk menikah, itu berarti ia akan selamanya tinggal
dirumah sebagai seorang istri, melayani suaminya, dan membuang jauh-jauh segala
rasa ingin tahunya terhadap mahluk hidup, alam dan ilmu pengetahuan.
Suatu hari, ia mengungkapkan
rencananya kepada Ayahnya. Alessandra ingin masuk sekolah kedokteran. Sejak
kematian Ibunya, Alessandra terus berpikir, jika seseorang mampu menguasai
sebuah ilmu yang bernama Anatomi, mungkin Ibunya bisa diselamatkan. Ia tertarik
ketika mengetahui seorang professor Anatomi di Universitas Bologna yang bernama
Mondino de’ Liuzzi. Namun ketika ia mengungkapkan cita-citanya kepada Ayahnya,
kekecewaanlah yang didapatkannya, karena ternyata Ayahnya pun menganggap
rencananya tidak masuk akal dan tidak mungkin dilakukan oleh seorang gadis.
Disinilah rencana melarikan diri muncul dibenaknya. Ia tidak punya pilihan lain
untuk melanjutkan hidupnya. Tentu jalan yang akan ditempunya tidak mudah
apalagi mengingat pemikiran orang-orang masa itu tidak berpihak pada
rencananya. Lalu apakah rencananya berhasil?
Barbara Quick tidak sengaja
menemukan kisah Alessandra ketika ia sedang mengunjungi Bologna dalam
penelitian terhadap seorang ahli anatomi lainnya yang hidup 400 tahun setelah
Alessandra. Kisah Alessandra di abadikan oleh seseorang yang bernama Otto
Agenius beruapa plakat di St. Pietro e Marcellino. Banyak hal yang menurut
Quick diciptakannya sendiri, namun ia berusaha untuk menyelami kehidupan
Alessandra pada masa itu. Menurut Quick, kisah Alessandra menunggu untuk
ditemukan. Jika saya pun berada pada posisi Quick, saya pun pasti ingin
mengangkat kisah ini. Kisah yang mengajarkan banyak hal. Kecerdasan yang
dimiliki seseorang tidak akan berguna banyak jika ia tidak berusaha untuk menggunakannya,
menemukan rasa ingin tahunya, menggali lebih dalam, bertanya lebih sering dan
berusaha bahkan saat semua orang mulai mengaggapmu gila. Lihatlah…mereka yang
namanya sampai saat ini tidak dilupakan oleh dunia adalah mereka yang
memperjuangkan harapan dan cita-citanya. Novel ini juga memperlihatkan
pentingnya seorang saudara, kasih sayang, dan kepercayaan keluarga bagi
pertumbuhan seorang anak.
Sebenarnya saya kurang puas
ketika selesai membaca kisah ini. Rasanya terlalu singkat jika mengingat kisah
ini adalah bagian sejarah dalam dunia Kedokteran. Karena sasaran buku ini
adalah remaja, maka nilai historicalnya kurang mendalam. Atau mungkin Barbara
Quick memang tidak banyak menemukan fakta mengenai Alessandra. Namun,
terimakasih untuk penerbit Atria yang telah membuat saya mengetahui satu hal
lagi tentang sebuah sejarah. Kisah Alessandra kuberikan empat bintang sebagai
tanda penghargaan terhadap semangat Alessandra yang menginspirasi saya.
….sejarah adalah tempat aku hidup, tempat kita semua hidup,
berdampingan secara nyata maupun tak kasatmata dengan sosok-sosok lain – jika
kita bisa cukup tenang dan mendengarkan dengan cukup seksama – yang menyentuh
kita dan menceritakan kisah-kisah mereka (Hal 266)
-----------------------------
Judul :
A Golden Web
Penulis :
Barbara Quick
Penerbit :
Atria
Terbit :
Maret 2011
Tebal :
272
ISBN :
978-979-024-472-6
------------------------------
Rata-rata pada kasih bintang 4 ya buku ini, penasaran :) tipe2nya agak mirip Calpurnia terbitan Matahati yang menganggap rendah wanita dan wanita harus dia di rumah, blabalbla.
ReplyDeleteNice review, Esi!
eh ternyata tak terlalu tebal ya, bukunya.. alurnya cepet apa lambat, Esi?
ReplyDeleteBagus reviewnya, bikin penasaran :). Coba nanti lihat-lihat di tobuk :)
ReplyDelete@mia : thx mia. btw aku malah blm baca calpurnia mia..hisfic juga gak tuh?
ReplyDelete@orybun : alurnya cepet bgt,,malah terlalu cepat klo menurutku
@enggar : thanks :)
Iya itu ga hisfic banget, si calpurnia itu penggila buku Creationnya Darwin, aku ada bukunya, kalau mau kukirimin beserta Where She Wentnya :)
ReplyDeleteini masuk kategori hisfiq ya..baca reviewnya jadi pengen baca juga :)
ReplyDelete@nanianest : hmm..ada bagian historynya tpi krna sasarannya remaja jadi sejarahnya kurang menonjol..tpi asik kok
ReplyDeleteperlu dicari di toko buku nih..nice share..
ReplyDeletehttp://tipsbisnisuang.wordpress.com/buku-saya/rahasia-surat-hati/