Ternyata bukan penyihir saja yang punya sekolah khusus (masih ingat Harry Potter kan), vampir pun punya sekolah khusus. Perbedaannya, jika Hogwartz menampung anak-anak yang telah dilahirkan sebagai penyihir, House of Night menampung anak-anak yang baru saja ditandai oleh tracker untuk menjadi calon vampir.
Zoey Redbird berumur 16 tahun ketika ia merasakan keningnya meledak kesakitan dan garis biru gelap berbentuk bulan sabit muncul di tengah-tengah dahinya. Ia baru saja ditandai oleh sang tracker. Seketika itu hidup Zoey berubah. Semua orang di lingkungannya tahu ketika tanda seperti itu muncul di dahi seseorang, maka orang itu adalah calon vampir. Membayangkan vampir, tentu saja akan bersentuhan dengan aktivitas minum darah yang mengerikan. Gambaran tentang vampir itu sudah cukup membuat hidup Zoey lebih sengsara karena ia mulai dianggap sebagai orang aneh oleh sahabat dan keluarganya sendiri. Zoey merasa sedih dengan perubahan ini, namun di sisi lain, ia pun merasa senang karena bisa segera terlepas dari keluarganya yang sudah tidak akur lagi semenjak ayahnya meninggal dan ibunya menikah lagi. Sebelum menuju House of Night, Zoey memutuskan mengujungi neneknya, satu-satunya orang yang diyakininya akan menerimanya dalam kondisi apapun. Namun di tengah perjalanan untuk menemui sang nenek, Zoey jatuh dan dahinya terbentur dengan keras. Ia merasa seakan pingsan ketika jiwanya melayang-layang meninggalkan tubunya. Namun, ada sesuatu di sekitar tempat itu yang memanggil-manggil jiwanya. Zoey mengikuti suara yang memanggilnya dan membawanya bertemu dengan Dewi Nyx, seorang dewi yang selalu dipuja oleh para vampir dewasa. Sang Dewi bahkan dianggap sebagai sumber kekuatan dan kebijaksanaan bagi para vampir.
Zoey Redbird si putri malam. Aku memberimu mataku dan telingaku di dunia saat ini, sebuah dunia tempat kebaikan dan kejahatan berperang untuk menemukan keseimbangan....percayalah pada dirimu sendiri dan kau akan menemukan jalan. Tapi ingat, kegelapan tidak selalu berarti kejahatan, sama halnya cahaya tidak selalu membawa kebaikan. [hal.52-53]
Ketika sadar, Zoey telah berada di House of Night. Neneknya telah membawanya ketempat itu. Ia bertemu dengan seorang vampir dewasa, Neferet, yang kemudian menjadi mentornya. Neferet disebut sebagai pendeta tinggi. Ia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan orang lain. Sejak saat itu Zoey Redbird memulai kehidupan barunya di House of Night. Ketika memulai aktivitasnya di House of Night, ia sadar semua orang menganggapnya berbeda. Setelah kesadarannya pulih, ia baru tahu bahwa tanda bulan sabitnya telah terbentuk dengan utuh dan bukan lagi seperti goresan. Normalnya, para calon vampir hanya memiliki tanda itu dalam bentuk goresan. Tanda itu akan menjadi utuh ketika mereka mulai berubah menjadi vampir dewasa. Hal inilah yang membuat Zoey berbeda, ia masih calon vampir, namun ia memiliki bentuk bulan sabit yang lebih indah dari semua temannya.
Seperti tipikal cerita di sekolah, selain gadis si pemeran utama, pasti ada gadis lain yang menganggap dirinya paling hebat dan cantik. Di House of Night dialah Aphrodite. Aphrodite memang sangat cantik, ia memiliki kesempurnaan seorang dewi, namun tingkah laku perempuan jalang. Sebagai orang yang dianggap calon pendeta tinggi, Aphrodite merasa terancam dengan kehadiran Zoey. Ia mulai melakukan berbagai aksi untuk membuat Zoey ketakutan, termasuk mengundang Zoey menghadiri pertemuan putri-putri malam dan memaksanya minum darah, sesuatu yang sangat dihindari oleh Zoey. Namun, alih-alih muntah dan mual, Zoey justru sangat menyukai darah, ia bahkan menjadi tergila-gila setiap kali ada darah segar. Menyadari kelainannya, Zoey menjadi semakin bimbang dan takut, namun sekali lagi ia teringat pada kata-kata sang dewi untuk percaya pada diri sendiri, lagi pula cepat atau lambat ia memang harus menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan minum darah. Zoey tidak ingin menentang Aphrodite, ia hanya ingin memiliki sebuah tempat yang bisa dianggapnya rumah dan teman-teman yang menerimanya dengan tulus. Bertemu dengan teman sekamarnya, Stevie Rae, membawa Zoey pada persahabatan menyenangkan bersama Damien, Erin, dan Shaunne. Bersama keempat orang temannya, Zoey merasa House of Night menjadi jauh lebih baik ketimbang rumahnya sendiri. Apalagi ketika ia bertemu dengan seorang pria tampan di sekolah, Erik Night, yang juga terlihat menyukai dirinya.
Istilah don’t judge a book by it’s cover benar-benar cocok untuk kisah saya dan buku ini. Awal membaca buku ini, saya agak malas-malasan karena tampilan depan cover yang sangat tidak saya sukai. Alhasil membaca bagian depan saja membutuhkan waktu yang cukup lama, namun setelah membaca seperempat bagian dari buku, saya menjadi excited dan sulit menunda membaca. House of Night adalah kisah fantasi tentang seorang gadis polos yang tiba-tiba mengalami perubahan luar biasa dalam hidupnya karena mendapat tanda untuk menjadi calon vampir. Lucunya, sekolah vampir berlangsung di malam hari dan matahari terbit adalah tanda untuk mereka naik ketempat tidur dan beristirahat. Bagian yang paling saya sukai adalah peristiwa demi peristiwa yang terjadi di sekolah itu dan perlahan-lahan mengungkap keistimewaan Zoey yang bahkan membuat Zoey sendiri terkaget-kaget. Membaca buku ini, membuat saya mengingat pola-pola cerita Harry Potter. Walaupun tidak seistimewa imajinasi J.K Rowling, namun penulis House of Night (P.C Cast dan Kristin Cast) menyuguhkan cerita fantasi yang sungguh membuat saya penasaran dengan kelanjutan kisah calon vampir ini. Meskipun ini adalah buku pertama dari enam buku serial House of Night, namun buku ini memiliki puncak cerita yang cukup menarik. Semoga saja, disetiap buku, penulis terus memberikan kejutan-kejutan yang sama menariknya. Dan untuk setiap orang yang mengharapkan bagian romantis dari buku ini, jangan khawatir, kisah Zoey dan Erik sepertinya akan menarik untuk disimak. O iya..satu hal lagi, penulis juga cukup memberikan detail tentang pelajaran Zoey untuk menjadi vampir, tetapi tentu saja tidak untuk di coba oleh para pembaca dong.
NB : semoga elex media secepatnya menerbitkan kelanjutan buku ini
NB : semoga elex media secepatnya menerbitkan kelanjutan buku ini
-----------------------------------------
Judul : Marked (House of Night #1)
Penulis : P.C Cast + Kristin Cast
Penerbit : Elex Media
Terbit : Mei 2011
Tebal : 416
------------------------------------------
Judul : Marked (House of Night #1)
Penulis : P.C Cast + Kristin Cast
Penerbit : Elex Media
Terbit : Mei 2011
Tebal : 416
------------------------------------------
Aku pun malas banget ngeliat covernya. Hahaha.
ReplyDeletetapi kayaknya ceritanya keren deh. Kalau ada duit lebih bulan ini, nyari buku ini ah :D
Buku ini sempat didiskon jg di Periplus. Tapi ragu-ragu beli krn memper-memper Vampire Academy. Sama-sama ttg sekolah Vampire, tapi bc reviewnya Esi sepertinya lumayan juga nih! Tgg kelar tamat VA deh, mau coba baca buku ini. Atau buku Esi ini available buat swap? Hehehe.
ReplyDeleteIdem dengan Esi dan Ally, ga suka covernya. @.@
Hehehe.. Semenjak twilight belum pernah baca tentang vampir2an lg niy.. Meningan mana, buku ini atau serialnya Charlain Harris?
ReplyDelete@aleetha : selamat mencari
ReplyDelete@mia : aku blm baca VA sih jadi gak bisa dibandingin. Nah, bentar ya kupikir2 dulu ya availble for swap apa gak..hehehe
@annisa : aku blm tau serial Charlain Harris mba..jadi gak bisa bandingin :(
eh sempet ragu pas mau beli di Gramed minggu lalu. Tapi baca reviewnya, keknya seru. jadi niat beli ah...
ReplyDelete